PUSAT SENI BUDAYA RAKYAT BOROBUDUR

DRIASTUTI, PRISKA (2011) PUSAT SENI BUDAYA RAKYAT BOROBUDUR. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF
63Kb
[img]
Preview
PDF
42Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

2440Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

365Kb
[img]
Preview
PDF
10Kb
[img]
Preview
PDF
42Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

271Kb
[img]
Preview
PDF
11Kb
[img]
Preview
PDF
5Kb

Abstract

Borobudur merupakan nama salah satu desa dan kecamatan di Kabupaten Magelang, tempat dimana Candi Borobudur berada. Candi Borobudur memiliki nilai sejarah dan kompleksitas arsitektur yang luar biasa. Semenjak tahun 1991, Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Yang dimaksud Warisan Dunia Candi Borobudur utamanya adalah monumen itu sendiri dan mandala landscape (panorama sekitar pegunungan dan perbukitan dalam kombinasinya dengan candi), sebagaimana rural landscape (lahan persawahan dengan pemukiman pedesaan di sekitarnya). Meskipun Candi Borobudur sudah tidak termasuk dalam tujuh keajaiban dunia, namun pesonanya masih mampu menarik wisatawan asing maupun domestik. Candi ini menjadi wisata andalan Kabupaten Magelang bahkan Jawa Tengah. Diharapkan keberadaan Candi Borobudur mampu mengangkat pariwisata Jawa Tengah terutama Magelang dan menyejahterakan masyarakat di sekitarnya. Namun kenyataannya obyek wisata Candi Borobudur lebih berkembang sebagai bagian dari paket wisata wilayah Yogyakarta yang terdiri dari wisata budaya di Kota Yogya, wisata candi-candi di sekitar Yogya. Hal ini dikarenakan kurang kuatnya daya tarik dan kurang berkembangnya obyek-obyek wisata di sekitar kawasan Borobudur. Waktu kunjung wisatawan di kawasan ini relatif singkat sehingga keuntungan yang didapatkan oleh masyarakatpun tidak maksimal. Beberapa permasalahan yang ditemukan, seperti diungkapkan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Borobudur antara lain : • Penurunan kualitas fisik lingkungan Taman wisata Borobudur, dan di sekitarnya akibat pertumbuhan PKL yang tidak terkendali, tidak adanya sirkulasi yang memadai, perubahan skenik dan image kawasan serta orientasi kawasan yang memburuk. • Lemahnya keterkaitan (linkage) Candi Borobudur dengan simpul-simpul fungsi/tematik disekitarnya, antara lain : situs, aktifitas sosial, ekonomi lokal, budaya, pariwisata serta lansekap kawasan yang mengakibatkan Candi Borobudur menjadi isolated statue. • Lemahnya apresiasi masyarakat terhadap historis, budaya dan makna kawasan Borobudur (holyland kedu basin, danau purba, greater mandala landscape) Dalam RTBL Kawasan Borobudur juga diungkapkan bahwa : Candi yang merupakan peninggalan sejarah tersebut merupakan satu-satunya suguhan wisata sehingga kurang menguntungkan bagi pengembangan kawasan. Kegiatan wisata yang hanya terkonsentrasi pada Candi Borobudur saja. Akibatnya, tidak saja membebani candi, namun juga menimbulkan kebosanan dan tidak menarik lagi bagi orang yang pernah mengunjunginya. Untuk itu, perlu dibuat beberapa simpul lagi di sekitar candi yang secara aktif menyuguhkan atraksi wisata untuk menarik minat wisatawan beraktifitas di sekitar Candi Borobudur. Kecamatan Borobudur sendiri sarat dengan potensi-potensi kesenian, kerajinan, kuliner tradisional yang dikembangkan masyarakatnya selain itu terdapat pula peninggalan bersejarah, pertanian dan pemandangan alam yang indah. Potensi-potensi ini tersebar di 20 desa yang ada di Kecamatan Borobudur. Saat ini kerajinan sudah banyak yang dipasarkan di toko-toko souvenir di luar dan di dalam kawasan Taman Wisata, sedangkan kesenian tradisional ditampilkan di halaman Taman Wisata tiap hari Sabtu dan Minggu serta bila ada event-event khusus. Adanya PNMP Mandiri bidang Pariwisata yang menjadi fokus kegiatan Depbudpar Tahun 2010 juga memacu desa-desa di kecamatan Borobudur untuk mengembangkan diri menjadi desa wisata. Kunjungan ke desa-desa wisata saat ini dapat dinikmati wisatawan menggunakan andong, namun hanya sebagian kecil lokasi saja yang dapat dikunjungi. Potensi seni dan budaya yang dikembangkan oleh masyarakat Borobudur diharapkan mampu memperkuat keberadaan kawasan ini sebagai kawasan pariwisata. Sehingga minat wisatawan untuk melakukan kunjungan atau menghabiskan liburan di kawasan ini meningkat. Namun yang menjadi kendala adalah pengembangan dan pemasaran potensi-potensi seni dan budaya yang dimiliki masyarakat Borobudur ini belum terintregasi. Sanggar kelompok kesenian, workshop kerajinan dan obyek wisata desa yang ada di Kecamatan Borobudur lokasinya tersebar, sehingga wisatawan kebingungan mencari informasi lokasi dan menentukan pilihan kunjungan. Tidak memungkinkan juga wisatawan dapat mengetahui dan menikmati seluruh potensi yang dimiliki Borobudur dalam waktu singkat. Oleh sebab itu diperlukan suatu wadah yang mampu menampung informasi obyek wisata (alam, peninggalan sejarah dan pertanian), penjualan produk wisata (kuliner dan kerajinan) serta pementasan kesenian tradisional. Sebagai solusi bermaksud merencanakan dan merancang sebuah Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur. Diharapkan melalui Pusat Seni Budaya Rakyat ini potensi-potensi seni budaya di Kecamatan Borobudur bisa lebih berkembang, terpromosikan dengan baik, dan dapat dinikmati lebih banyak orang sehingga pariwisata di Kawasan Borobudur dapat berkembang. Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini juga diharapkan menjadi titik awal wisata ke desa-desa wisata di Borobudur, seusai menikmati seni budaya Borobudur secara garis besar wisatawan dapat meneruskan wisatanya dengan berkunjung atau menginap di desa-desa wisata. Perencanaan dan perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur menerapkan penekanan desain arsitektur neo-vernakular jawa dengan tetap menyertakan ciri khas filosofi dan arsitektur Candi Borobudur. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Tujuan dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur (LP3A) ini adalah untuk merumuskan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur. 1.2.2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur melalui aspek-aspek panduan perancangan dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3. Manfaat 1.3.1. Secara subyektif Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang nantinya digunakan sebagai pegangan dan pedoman dalam perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur. 1.3.2. Secara obyektif Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan khususnya dibidang arsitektur. 1.4. Lingkup Pembahasan 1.4.1. Ruang Lingkup Substansial Lingkup perencanaan dan perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur termasuk dalam kategori penataan bangunan masa banyak. 1.4.2. Ruang Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini berada di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur. 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa dengan pendekatan melalui aspek fungsional, kontekstual, kinerja, teknis dan arsitektural untuk memperoleh suatu kesimpulan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:33386
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Feb 2012 10:39
Last Modified:13 Feb 2012 10:39

Repository Staff Only: item control page