-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  ASPEK SELULER DAN MOLEKULER ATEROSKLEROSIS  
-
 

Potensi LDL-oks dalam menginisiasi aterogenesis
Kemampuan LDL-oks dalam memulai terjadinya aterosklerosis disebabkan LDL-oks bersifat; 1) kemoatraktan untuk monosit, sehingga menghambat migrasi makrofag jaringan, 2) sitotoksik bagi sel endotel, 3) menginhibisi vasodilatasi yang normalnya diinduksi oleh NO, 4) mitogenik untuk makrofag dan miosit, 5) menstimulasi pelepasan MCP-1 dan MCSF dari sel endotel dan 6) imunogenik dan autoantibodi. Berbagai sifat itu menunjukkan bahwa LDL-oks sangat mudah menimbulkan terbentuknya sel busa. Oksidasi LDL dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya Cu2+, kejenuhan asam lemak penyusun LDL dan kandungan antioksidan, sehingga menghasilkan berbagai tingkatan oksidasi LDL. Tempat berlangsungnya oksidasi LDL masih belum diketahui secara pasti, namun mestinya terjadi di lingkungan mikro dimana LDL tidak terlindung lama oleh komponen antioksidan (tempat perlindungan efektif adalah pada plasma atau cairan ekstrasel). Pada kultur, sel endotel, miosit, monosit, makrofag, fibroblas, netrofil dan lainnya, juga diidentifikasi mampu mengoksidasi LDL. Peran sistem enzim, misalnya NADPH-oksidase, 15-lipoksigenase, mieloperoksidase, sistem transpor elektron mitokondria (the mithochondrial electron transport system) dan lainnya dalam oksidasi LDL in vivo masih belum pasti. Namun, hasil analisis produk yang diisolasi dari lesi aterosklerotik memperlihatkan peran Enzim lipoksigenase dan mieloperoksidase yang amat menonjol.4,10,16

Peran kolesterol HDL
Kolesterol HDL cenderung membawa kolesterol menjauhi arteri dan kembali ke hati, menyingkirkan kolesterol yang berlebihan di plak ateroma dan menghambat perkembangan plak ateroma. Ekpresi protein HDL, misalnya apoA-I dan apoE, menghambat perkembangan dan menyebabkan regresi aterosklerosis, serta menginduksi perubahan morfologik lesi aterosklerotik yang konsisten dengan stabilisasi lesi. Selain itu, HDL juga langsung mengatur fenotipik VSMC (vascular smooth muscle cell), terhadap ekspresi molekul adesi serta fungsi migrasi dan proliferasi miosit. Namun, metabolisme HDL amat dipengaruhi oleh CETP (cholesteryl ester transfer protein), sehingga mengubah potensi anti aterogeniknya. CETP memperantarai pertukaran lipid dan menghasilkan transfer cholesteryl ester HDL, yang diubah menjadi LDL, sehingga menurunkan kadar HDL plasma, serta meningkatkan aktivitas Enzim lipolitik.24,25

Faktor hipertensi
Hipertensi menginisiasi disfungsi endotel dalam proses aterogenesis (Gambar 5). Pada arteri normal, platelet dan monosit bersirkulasi bebas, serta terjadi pembentukan NO yang mencegah oksidasi LDL dan mempertahankan penurunan tonus vaskuler. Endotelin-1 menstimulasi reseptor endotelin A (ETA) miosit menghasilkan vasokonstriksi minimal atau tidak menginduksi vasokonstriksi, dan merangsang reseptor endotelin B (ETB) endotel yang berperan pada pelepasan NO. Pada keadaan hipertensi, mikrovaskuler mengalami ketidakseimbangan faktor endotelial, dimana terjadi penurunan aktivitas NO dan peningkatan aktivitas endotelin yang menyebabkan peningkatan tonus vaskuler dan hipertrofi medial, sehingga meningkatkan tahanan vaskuler sistemik. Pada arteri, ketidakseimbangan tersebut menimbulkan lingkungan proaterosklerotik yang kondusif terhadap oksidasi LDL, adesi dan migrasi monosit, serta pembentukan sel busa. Aktivitas tersebut akhirnya menimbulkan pembentukan plak aterosklerotik, ruptur, yang berhubungan dengan meningkatnya agregasi platelet dan kegagalan fibrinolisis, menghasilkan trombosis intravaskuler akut, sehingga menjelaskan peningkatan risiko kejadian kardiovaskuler pada pasien dengan hipertensi.26
Hipertensi menyebabkan konsekwensi hemodinamik, peningkatan aktivitas simpatis dan sistem renin-angiotensin, bahkan faktor risiko lingkungan dan psikososial. Penderita hipertensi sering mengalami peningkatan kadar angiotensin II, yang merupakan vasokonstriktor poten, sehingga memperberat aterogenesis dengan menstimulasi pertumbuhan miosit. Angiotensin II berikatan dengan reseptor spesifik miosit, menghasilkan aktivasi fosfolipase C yang dapat meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler dan kontraksi miosit, meningkatkan sintesis protein dan hipertrofi miosit, serta meningkatkan aktivitas lipoksigenase yang dapat meningkatkan inflamasi dan oksidasi LDL.4,26
Hipertensi juga berperan proinflamasi dengan meningkatkan pembentukan hidrogen peroksida (hidroksi radikal) dan radikal bebas (superoksid anion) dalam plasma. Substansi itu mereduksi pembentukan NO, meningkatkan adesi lekosit dan tahanan perifer.4

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang