-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  ASPEK SELULER DAN MOLEKULER ATEROSKLEROSIS  
-
 

Stres oksidatif
Makrofag pada lesi aterosklerotik memproduksi ROS berupa O2- yang berlebihan, dan mampu menginduksi oksidasi LDL. Stres oksidatif tersebut dapat mempromosi aktivasi atau disfungsi endotel, serta menginduksi ekspresi molekul adesi (misalnya, VCAM 1) dan kemokin (misalnya, MCP 1), sehingga memacu migrasi monosit. In vitro, LDL-oks menginduksi ekspresi VCAM 1, lalu berakumulasi ke dalam intima, sedangkan MCP 1 (kemoatraktan monosit yang poten) menginduksi migrasi monosit masuk ke dalam intima. Stres oksidatif juga menurunkan ekspresi eNOS, sehingga mempromosi pembentukan sel busa.27

ASPEK GENETIKA MOLEKULER

Sel dapat mengekspresikan sekumpulan gen yang berbeda, sehingga secara fenotip bervariasi, tergantung lingkungannya. Teknik baru identifikasi DNA telah dikembangkan, dan menghasilkan banyak informasi tentang ekspresi, pola dan informasi genetik yang membantu memecahkan kompleksitas penyebab aterogenesis. Karena ateroslerosis merupakan penyakit multigen, maka pola pemahaman ekspresi gen bisa membantu menjelaskan perbedaan kerentanan terhadap agen penyebab. Pola ekspresi gen di lesi setiap orang dan tempat yang berlainan bisa bervariasi, sehingga mengisyaratkan adanya perbedaan genetik yang berkaitan dengan kerentanan dan respon terhadap terapi.4,5
Kemajuan genetika molekuler telah memungkinkan untuk menghilangkan atau menginsersi gen, dan menentukan peran produknya terhadap suatu penyakit. Banyak model binatang yang amat berguna dalam mempelajari genetika aterogenesis yang telah dihasilkan, misalnya tikus yang defisien apo-E. Dalam keadaan tidak ada apo-E, sisa lipoprotein tidak di bawa menuju hati, (dimana terjadi metabolisme normal), sehingga tikus menjadi hiperkolesterolemi dan lesi aterosklerotiknya berkembang mirip dengan lesi pada manusia. Untuk menggali peran monosit, platelet dan PDGF dalam aterogenesis, sedang dilakukan penelitian dengan membuat tikus defisien apo-E menjadi kimerik terhadap defisiensi PDGF dalam monosit dan platelet yang bersirkulasi.4,5
Studi pada tikus transgenik telah mengungkapkan bahwa lipoprotein Lp(a), cholesterol ester transfer protein, apolipoprotein A (apoprotein utama HDL) dan molekul-molekul lain, berpengaruh kecil terhadap aterogenesis, sedangkan MCSF penting untuk mengatur jumlah monosit dan makrofag dalam pembentukan lesi.4,5
Jadi, walaupun hiperkolesterolemia penting pada sekitar 50 persen pasien kardiovaskuler, faktor-faktor lainnya perlu dipertimbangkan. Aterosklerosis jelas bukan hanya merupakan akibat sederhana dari akumulasi lipid, namun juga akibat respon inflamasi. Jika berbagai komponen inflamasi berbahaya bagi arteri secara selektif dapat dimodifikasi dengan mempertahankan keutuhan aspek protektifnya, maka bisa tercipta pandangan baru dalam diagnosis dan manajemen penyakit pada 50 persen pasien kardiovaskuler yang tidak mengalami hiperkolesterolemia.4

Next Page>>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang