-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  ASPEK SELULER DAN MOLEKULER ATEROSKLEROSIS  
-
 

Peranan matriks
Miosit tunika media arteri dan di lesi, dikelilingi oleh berbagai jaringan ikat yang berbeda. Di tunika media, matriks sebagian besar terdiri atas kolagen fibriler tipe I dan III. Sedangkan pada lesi aterosklerotik, matrik terdiri atas proteoglikan bercampur kolagen fibriler yang tersebar longgar. Ketika kultur miosit arteri manusia dilapiskan pada kolagen fibriler, kolagen menghambat proliferasi sel lewat pengaturan ke atas inhibitor spesifik siklus sel. Secara in vivo, degradasi kolagen oleh kolagenase, atau migrasi menjauhi lingkungan penginhibisi, memungkinkan miosit berespon terhadap rangsang dan replikasi mitogenik, seperti saat di kultur pada kolagen monomerik nonfibriler. Molekul matrik lain, misalnya fibronektin dan heparan sulfat, juga dapat menghambat siklus sel, dan interaksi sel-matriks bisa menimbulkan ekspresi kemokin oleh makrofag. Jika terjadi di arteri, maka interaksi itu berpengaruh amat besar terhadap respon inflamasi dan fibroproliferatif. Jadi, matriks yang mengelilingi sel tidak bersifat netral dan bisa menentukan apakah matriks tersebut tetap diam tidak bergerak atau bermultiplikasi sebagai respon terhadap faktor tumbuh.2,4,21-23

Peranan platelet
Lesi aterosklerosik inisial pada hewan dan manusia, selalu terdapat adesi platelet dan trombosis mural di berbagai tempat. Platelet beraderensi pada endotel yang mengalami disfungsi, kolagen dan makrofag. Bila diaktivasi, platelet akan melepaskan granula berisi sitokin dan faktor tumbuh, dan bersama trombin memacu migrasi dan proliferasi miosit dan monosit. Aktivasi platelet menyebabkan pembentukan asam arakhidonat bebas yang dapat diubah menjadi prostaglandin, misalnya tromboksan A2 (vasokonstriktor dan aggregator platelet paling poten), atau menjadi leukotrien yang memperkuat respon inflamasi. Apabila tidak terjadi jejas, platelet berperan dalam mempertahankan keutuhan vaskuler dan mencegah perdarahan spontan. Platelet yang diaktivasi dapat berakumulasi di dinding arteri dan menarik platelet lain ke dalam trombus yang meluas. Selama aktivasi platelet, reseptor glikoprotein IIb/IIIa terdapat di permukaan platelet, membentuk trombus dan berfungsi sebagai hemostatik.2,4

Inisiasi dan promosi Aterogenesis
Kadar kolesterol LDL yang tinggi merupakan penjejas utama edotel dan miosit. Kolesterol LDL dapat mengalami oksidasi, glikasi, agregasi, berikatan dengan proteoglikan, atau menyatu menjadi kompleks imun. Partikel LDL yang masuk ke intima arteri bisa mengalami oksidasi progresif menjadi LDL-oks dan difagosit oleh makrofag melalui reseptor scavenger (pemangsa) di permukaan sel. Fagositosis menyebabkan terbentuknya peroksida lipid dan mempermudah akumulasi ester koleterol yang menghasilkan pembentukan sel busa. Jadi, sel busa teraktivasi begitu terjadi modifikasi dan fagositosis LDL oleh makrofag. LDL termodifikasi (LDL-oks, LDL teragregasi, LDL dengan kompleks imun) juga merupakan kemotaktik bagi monosit dan dapat memacu ekspresi gen untuk MCSF dan MCP yang berasal dari endotel. Jadi, LDL termodifikasi dapat membantu memperluas respon inflamasi dengan menstimulasi replikasi makrofag derivat monosit dan masuknya monosit baru ke dalam lesi dan berperan dalam pembentukan sel busa. Respon inflamasi yang terjadi berefek amat besar terhadap migrasi lipoprotein dalam arteri, namun kadar lipoprotein plasma bukan merupakan penentu utama banyaknya akumulasi protein di berbagai tempat arteri yang berbeda. Regio dimana terjadi akumulasi lipoprotein yang banyak adalah di area yang mengalami paparan mekanik yang besar, sehingga meningkatkan recidence time (waktu tinggal) partikel aterogenik yang bersirkulasi di permukaan lumen arteri. Faktor lain yang memberikan peluang masuknya lipoprotein plasma ke dalam tunika intima adalah mediator inflamasi. Mediator inflamasi (misalnya TNF-, IL-1 dan MCSF) dapat meningkatkan ikatan LDL terhadap endotil dan miosit, serta meningkatkan transkripsi gen reseptor LDL. Setelah berikatan dengan reseptor pemangsa, LDL termodifikasi memulai serangkaian proses intrasel, termasuk induksi urokinase dan sitokin inflamasi (misalnya IL-1). Jadi, dengan adanya lipid termodifikasi, siklus tak berujung pangkal, yaitu; peradangan, lipoprotein termodifikasi dan peradangan selanjutnya, dapat terus terjadi dalam dinding arteri. Pembuangan LDL termodifikasi merupakan bagian penting dari peran protektif inisial makrofag dalam respon inflamasi, serta meminimalkan efek LDL termodifikasi pada endotil dan miosit. Antioksidan (misalnya vitamin E) bisa mereduksi pembentukan radikal bebas yang dibentuk oleh LDL termodifikasi. Pada binatang dengan hiperkolesterolemi, antioksidan dapat mereduksi ukuran lesi, dan mereduksi garis lemak pada primata non manusia. Observasi terakhir menyimpulkan bahwa antioksidan mempunyai efek anti inflamasi, dengan mencegah pemacuan molekul adesi untuk monosit. Antioksidan meningkatkan resistensi LDL manusia terhadap oksidasi ex vivo yang seimbang dengan kadar vitamin E plasma. Asupan vitamin E berbanding terbalik dengan insidensi infark miokard, dan pada uji klinik pendahuluan, suplementasi vitamin E terbukti mengurangi kejadian penyakit jantung koroner.4,10,16

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang