PUSAT SENI BUDAYA DI KOTA SEMARANG

Zulmi Dwiki Darmawan, Chaerul and Soeprapti, Atiek and Endrianto Pandelaki, Edward (2019) PUSAT SENI BUDAYA DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
1005Kb
[img]
Preview
PDF
614Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

550Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

4Mb
[img]
Preview
PDF
1402Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1460Kb
[img]
Preview
PDF
681Kb
[img]
Preview
PDF
557Kb
[img]
Preview
PDF
655Kb

Abstract

Kota Semarang sebagai pusat kegiatan dan ibu kota Jawa Tengah yang mempunyai kekayaan budaya bernuansa jawa, arab, cina dan juga kolonial. Keanekaragaman budaya Semarang juga terlihat dari banyaknya seni lokal yang berkembang. Dari data organisasi kesenian yang ada di Kota Semarang tercatat sebanyak 713 grup kesenian yang terdiri dari organisasi kesenian musik, dangdut, karawitan, campursari, ketoprak, rebana, qosidah, seni lukis, vokal (paduan suara), orkes melayu, band, solo organ, tari, pedalangan, teater film, keroncong, dan lain-lain. (Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2019). Keanekaragaman tersebut, memerlukan pendokumentasian agar budaya tersebut tetepa lestari dan berkembang, hal itu dapat berupa antara lain tersedianya museum dan perpustakaan kesenian untuk menyimpan dan memamerkannya. Kemudian untuk seni pagelaran memerlukan ruang pagelaran untuk melatih, mengajarkan dan mementaskannya secara rutin sehingga dapat diketahui dan dikembangkan masyarakat. Pemerintah Kota Semarang telah memulai langkah dengan pengadaan fasilitas kesenian Semarang dengan mendirikan Taman Budaya Raden Saleh yang diperuntukkan bagi seniman Kota Semarang. Namun fasilitas yang ada dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan budaya dan komunitas seni lokal yang ada di Kota Semarang. Keadaan ini berbanding terbalik dengan perkembangan kesenian Kota Semarang yang semakin beragam ini ditandai dengan pertumbuhan komunitas ataupun kelompok seni di kota Semarang. Dalam dua tahun terakhir juga terdapat 1700an poster acara yang di inisiasi oleh korporasi, komunitas, atau artis inisiatif (Korespondensi Komunitas Gerobak Hysteria,2016). Hal ini menunjukan bahwa minat warga Kota Semarang semakin tahunnya semakin meningkat, sedangkan fasilitas sarana prasarananya belum tersedia dengan baik. Kota Semarang memerlukan wadah Pusat Seni Budaya di Kota Semarang untuk mengembangkan serta melestarikan potensi budaya dan seni lokal, sehingga dapat mewadahi kegiatan pementasan budaya, pendokmentasian hasil karya seni budaya maupun kegiatan seni lokal yang ada di Semarang sebagai pusat pelatihan dan pengembangan.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:81650
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:02 Oct 2020 14:14
Last Modified:02 Oct 2020 14:14

Repository Staff Only: item control page