Gatriani , Karingga Salsati and Arnis, Rochma Harani and Djoko, Indrosaptono (2016) TANGERANG FOOTBALL STADIUM. Undergraduate thesis, universitas Diponegoro.
Microsoft Word 1500Kb | |
Microsoft Word 87Kb | |
Microsoft Word Restricted to Repository staff only 5Mb | |
Microsoft Word Restricted to Repository staff only 11Mb | |
Microsoft Word Restricted to Repository staff only 3153Kb | |
Microsoft Word 4Mb | |
Microsoft Word 54Kb | |
Microsoft Word 831Kb |
Abstract
Sepak bola merupakan olahraga populer di dunia maupun di Indonesia. Menurut Skala Survei Indonesia (SSI) pada tahun 2014, sebesar 47.6% masyarakat Indonesia memilih sepak bola sebagai olahraga yang paling diminati. Mengalahkan bulu tangkis bulu tangkis sebesar 18.8% dan bola voli sebesar 12.4% setelahnya. Populernya sepak bola di Indonesia berpengaruh pada perkembangan olahraga tersebut di tanah air tidak hanya dari dukungan klub-klub melalui kompetisi yang diselenggarakan setiap tahun akan tetapi keberadaan infrastruktur berupa stadion dan sarana fasilitas yang layak dan sesuai standar juga sangat berpengaruh. Keberadaan sebuah stadion sebagai wadah kegiatan sepak bola semestinya didukung dengan fasilitas yang layak sesuai standar yang disyaratkan sebuah bangunan stadion baik nasional maupun internasional. Di Tangerang terdapat stadion sepak bola yang termasuk dalam pengkategorian stadion di Indonesia oleh Kemenpora, yaitu Stadion Benteng. Stadion tersebut merupakan home ground 2 klub terbama Tangerang, yaitu Persita Tangerang (Kabupaten Tangerang), dan Persikota Tangerang (Kota Tangerang) yang menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Tangerang sangat tinggi terhadap persepakbolaan di Tangerang. Namun hal tersebut berbanding terbalik terhadap kondisi yang sebenarnya, hilangnya sportivitas antara Pendukung Persita Tangerang maupun Persitkota Tangerang karena sering terjadinya tawuran pendukungnya mengakibatkan kedua klub dilarang bermain di Stadion tersebut oleh Kepolisian Tangerang dan Fatma MUI pada musim 2012/13. Kedua klub terpaksa bermain pada markas berbeda di luar Tangerang. Akibat larangan itu, pengelola stadion tidak mendapat dana perawatan dan memperparah kondisi infrastruktur stadion yang kini sangat memprihatinkan, dan sudah tidak memadai untuk difungsikan selayaknya. Berbagi home ground antar klub sepak bola juga bukan merupakan hal yang dianggap sepele, secara wilayah administratif seharusnya Stadion Benteng dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang karena letak stadion di yang berada di kota, namun kepemilikan masih dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Pasalnya, Kota Tangerang dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang sebelum terjadi pemekaran wilayah. Sehingga menimbulkan permasalahan pada sengketa aset Stadion Benteng antara Pemerintah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang yang sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Maka dari itu sudah seharusnya dibutuhkan perencanaan dan perancangan stadion baru untuk menggantikan Stadion Benteng sebagai home ground bagi klub Persita Tangerang yang berskala nasional maupun internasional sebagai alternatif untuk menjawab permasalahan-permasalahan di atas dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan serta antusiasme masyarakat Tangerang yang tinggi terhadap sepak bola.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 50604 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 25 Oct 2016 09:54 |
Last Modified: | 25 Oct 2016 09:54 |
Repository Staff Only: item control page