GALERI SENI RUPA AGUS SUDARTO DI SEMARANG

RIETA NOVIZA, SYARIFAH (2011) GALERI SENI RUPA AGUS SUDARTO DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF
50Kb
[img]
Preview
PDF
67Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

641Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1574Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

59Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1107Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

172Kb
[img]
Preview
PDF
13Kb
[img]
Preview
PDF
30Kb
[img]
Preview
PDF
24Kb
[img]
Preview
PDF
6Kb
[img]
Preview
PDF
20Kb
[img]
Preview
PDF
57Kb

Abstract

Seni rupa dan masyarakat dalam era modern saat ini kian terancam integralisasinya. Seni rupa yang pada awal perkembangannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan masyarakatnya, kini mulai dipertanyakan keberadaanya. Seni rupa tidak lagi menjadi suatu terapi batin dan media refleksi akan realitas sosial bagi masyarakatnya, namun lebih menjadi sekedar produk seni yang membutuhkan pembeli Pada akhirnya karya seni tidak lagi menjadi milik seluruh lapisan masyarakat, namun menjadi barang mewah yang hanya dapat dinikmati oleh sebagian kalangan masyarakat saja. Maraknya pameran seni rupa yang misalnya lebih sering diadakan di galeri-galeri mewah dan lobby-lobby hotel, menjadi fenomena yang akhirnya semakin mencerabutkan seni rupa itu sendiri. Arus komersialisasi seni juga mempengaruhi seni rupa Indonesia. Setelah sempat mengalami kevakuman pada kurun waktu 1965-1970, dunia seni rupa Indonesia mulai berkembang kembali pada pertengahan decade 1970an dengan munculnya seni rupa kontemporer yang berlanjut sampai era 1990an. Berbagai macam bentuk dan jenis seni rupa dari berbagai jenis seni mulai bermunculan dan silih berganti menampilkan kesempurnaan desai dari masing-masing seniman. Para seniman modern mulai mengembangkan karyanya ke berbagai ekspresi seni, mulai dari lairan-aliran seperti fauimisme, ekspresionisme,cubisme, futurisme, kontruktifisme, neo-plasticsme, surrealism dan minimalisme. Pada akhirnya para seniman makin membuat karya seni dan berlomba-lomba menjadi pelukis dan menghasilkan karya-karya untuk dijual. Mereka tidak lagi beraktivitas di pusat-pusat kebudayaan, namun lebih tertarik berkerja sama dengan para pemilik galeri-galeri komersil karena lebih menjanjikan, sehingga nilai kultural seni akhirnya bergeser ke tangan para kolektor dan pemilik galeri. Galeri sendiri akhirnya juga bergeser eksistensinya, dari pusat pendidikan kesenian bagi generasi muda dan ajang apresiasi menjadi tempat negosiasi dan transaksi karya seni. Sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, Semarang tidak kondusif terhadap perkembangan seni rupa. Padahal potensi seni di Semarang cukup banyak. (http://www.owl’sthought.com) dan sebagai kota pusat bagi propinsi jawa tengah, semarang belum memiliki fasilitas bagi kegiatan pameran secara terpadu yang tidak hanya meliputi kegiatan pameran saja tetapi kegiatan penting lainnya yang menunjang terhadap perkembangan kesenirupaan. Seiring dengan pesatnya perkembangan kebudayaan, maka diperlukan sebuah wadah berupa Galeri Seni Rupa di Semarang yang mampu menampung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hasil karya seni di Indonesia. Sebuah tempat yang memungkinkan bagi masyarakat untuk bisa mengenal lebih dekat tentang karya seni rupa, dan memberikan kesempatan kepada para seniman seni untuk berbagi dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat kota semarang khususnya. Sehingga selain menjadi wahana apresiasi dapat juga menjadi media pendidikan bagi generasi muda tentang duni seni rupa. Galeri seni rupa tentunya dilandasi semangat untuk mengembalikan eksistensi dan esensi seni rupa sebagai terapi dan sentuhan rohani bagi masyarakat bukan untuk mengejar materi dan popularitas sebagaimana arus yang ada saat ini. Dengan demikian maka diharapkan masyarakat akan memiliki kesempatan untuk mengenal, melihat, dan mempelajari seni rupa secara edukatif dan rekreatif 1.1. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Merumuskan program dasar perencanaan dan perancangan yang berhubungan dengan aspek-aspek perancangan dan perencanaan Galeri Seni Rupa sebagai fasilitas publik terkait dunia seni di Semarang yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan budaya Seni masyarakat serta menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Semarang, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan kedalam perancangan grafis. b. Sasaran Tersusunnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Galeri Seni Rupa beserta program dan kapasitas pelayanan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. 1.2. Ruang Lingkup a. Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Galeri Seni Rupa di Semarang yang termasuk dalam kategori bangunan massa banyak berserta dengan perancangan tapak lingkungan sekitarnya. b. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif adalah tapak perencanaan yang akan dipakai yang berada di kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. 1.3. Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. 2. Studi Literatur Studi literatur yaitu koleksi data referensi kepustakaan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. 3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan dialog langsung dengan baik pelaku aktifitas maupun pengelola. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. 1.4. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur bahasan. BAB II Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan umum mengenai Galeri Seni Rupa beserta fasilitas pelayanan yang ada di dalamnya dengan standar-standar yang berlaku, juga tinjauan khusus mengenai penekanan desain yang dipilih, yakni eko-arsitektur/eco-architecture. BAB III Tinjauan Data Menguraikan tentang tinjauan Provinsi Jateng, tinjauan Kota Semarang beserta dengan peraturan dan kebijakan pemerintah setempat, serta data studi banding yang akan digunakan. BAB IV Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Galeri Seni Rupa Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, dan utilitas bangunan. BAB VI Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Galeri Seni Rupa Membahas mengenai faktor penentu perencanaan dan faktor penentu perancangan serta program perancangan yang berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:33170
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:07 Feb 2012 15:42
Last Modified:07 Feb 2012 15:42

Repository Staff Only: item control page