-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  DETEKSI BAKTERI COLIFORM DALAM ES JERUK YANG DIJUAL DI WARUNG SEKITAR KAMPUS UNDIP PLEBURAN  
-
 

PEMBAHASAN

Data hasil pemeriksaan nilai MPN es jeruk terlihat bahwa 17 sampel (56,7%) memiliki jumlah MPN=240. Angka MPN yang tinggi ini memberikan indikasi bahwa es jeruk yang diperdagangkan terkontaminasi bakteri coliform dan tidak menutup kemungkinan adanya pencemaran bakteri patogen lain. Satu sampel (3,3%) memiliki jumlah MPN 96, 10 sampel (33,3%) memiliki jumlah MPN kurang dari 20 dan hanya dua sampel (6,7%) memiliki jumlah MPN=0.
Dari 30 sampel es jeruk, 28 sampel (93,3%) diantaranya tidak memenuhi standar sebagai minuman sari buah karena ditemukan E. coli pada 16 sampel dan ditemukan Salmonella Sp. pada 12 sampel. Angka kuman E. coli pada minuman harus 0/100ml contoh minuman dan Salmonella harus negatif. Dua sampel (6,7%) lainnya dapat dikatakan memenuhi standar sebagai minuman sari buah. 16 sampel es jeruk (53,3%) yang terkontaminasi E. coli mengindikasikan adanya pencemaran dari saluran pencernaan manusia maupun hewan. E. coli adalah anggota flora normal usus dan bersifat patogen bila berada di luar usus. Sehubungan dengan adanya E. coli, manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah diare. E. coli ini diklasifikasikan berdasarkan ciri khas sifat virulensinya, dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui beberapa mekanisme yang berbeda. E. coli Enteropatogenik (EPEC) adalah penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara-negara berkembang. E. coli Enterotoksigenik (ETEC) merupakan penyebab tersering dari “diare wisatawan”, diare pada bayi di negara berkembang dan secretory diarrhea seperti pada kolera. E. coli Enterohemoragik (EHEC) berhubungan dengan kolitis hemoragik, diare yang berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik. E. coli Enteroinvasif (EIEC) menyebabkan penyakit diare seperti disentri dengan ciri khas tinja mengandung darah, mukus, dan pus. E. coli Enteroagregatif (EAEC) menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang.6,8,10
Dua belas sampel es jeruk (40%) yang terkontaminasi Salmonella Sp. menunjukkan adanya kontaminasi oleh bakteri patogen. Konsumen dapat berisiko terkena penyakit jika meminumnya.
Salmonella yang sering menyebabkan infeksi pada manusia adalah Salmonella typhi, Salmonella parathypi A dan Salmonella parathypi B. Bagi manusia, dosis infektif rata-rata untuk menimbulkan infeksi klinik atau subklinik adalah 105-108 bakteri. Faktor host yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi Salmonella adalah keasaman lambung, flora normal usus, dan daya tahan usus setempat. Salmonellosis adalah istilah yang menunjukkan adanya infeksi oleh kuman Salmonella. Manifestasi klinik Salmonellosis pada manusia dibagi dalam empat sindrom, yakni; gastroenteritis (yang dikenal sebagai keracunan makanan), demam tifoid, bakteriemia-septikemia, dan carrier yang asimptomatik.6,8
Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella, termasuk S. thypi, dan khusus Salmonella thypi, carrier manusia adalah sumber infeksi. Salmonella thypi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering, yang bila masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang, dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis efektif.8
Bakteri coliform E. coli dan Salmonella Sp. yang ditemukan dalam sampel es jeruk, sejalan dengan penelitian serupa yang dilakukan terhadap jamu gendong di 10 pasar di Kota Semarang, dimana ditemukan E. coli, Salmonella parathypi A, Salmonella parathypi C, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella dalam sampel jamu gendong tersebut.12
Dari seluruh sampel, hanya dua sampel (6,7%) yang memberikan hasil (-) pada pemeriksaan MPN pada media Lactose Broth. Hal ini menunjukkan bahwa sampel es jeruk tidak terkontaminasi bakteri coliform. Dua sampel es jeruk ini masing-masing didapat dari penjaja dengan perilaku higienitas yang baik dan dari penjaja dengan perilaku higienitas yang buruk. Hasil pengamatan pada perilaku higienitas penjaja menunjukkan masih kurangnya praktek kebersihan dalam pemrosesan minuman. Hasil analisis Chi-square mendapatkan nilai p=1,000, yang menunjukkan bawa tidak ada korelasi antara perilaku higienitas penjaja dalam pengolahan minuman dengan kualitas bakteriologis es jeruk.

 

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang