-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  PENGARUH STRES AKIBAT CEMAS UJIAN SEMESTER TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP ANGKATAN 2001
 
-
 

PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang, masyarakat menghadapi masalah yang semakin beragam sebagai akibat modernisasi dan perkembangan dunia. Masalah hubungan sosial dan tuntutan lingkungan seiring harapan untuk meningkatkan pencapaian diri, ketidaksanggupan pribadi untuk memenuhi tuntutan tersebut bisa menimbulkan stres dalam diri seseorang. Beberapa faktor penyebab umum dari stres antara lain : masalah pekerjaan, ujian, problem rumah tangga, sakit, kurang tidur, dan banyak lainnya.1
Penelitian menunjukkan bahwa stres memberi kontribusi 50 sampai 70 persen terhadap timbulnya sebagian besar penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker, penyakit kulit, infeksi, penyakit metabolik dan hormon, serta lain sebagainya. Ketika seseorang mengalami stres yang berat, akan memperlihatkan tanda-tanda mudah lelah, sakit kepala, hilang nafsu, mudah lupa, bingung, gugup, kehilangan gairah seksual, kelainan pencernaan dan tekanan darah tinggi.2
Stres yang bersifat konstan dan terus menerus mempengaruhi kerja kelenjar adrenal dan tiroid dalam memproduksi hormon. Adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama stres akan naik jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan pada sistim homeostasis. Adrenalin yang bekerja secara sinergis dengan sistem saraf simpatis berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung, dan tekanan darah. Tiroksin selain meningkatkan Basal Metabolism Rate (BMR), juga menaikkan denyut jantung dan frekuensi nafas. Kortisol atau biasa disebut steroid hormone mempengaruhi sebagian besar dari sistem pertahanan tubuh, termasuk sel darah putih dan molekul-molekul lain yang bertanggung jawab terhadap sistem imunitas.
Berbagai penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya menyebutkan bahwa stres dapat mempengaruhi perubahan beberapa parameter sel darah. Penelitian dengan subyek mahasiswi Fakultas Kedokteran di Pakistan pada tahun 2002 menghasilkan perubahan yang kurang bermakna pada jumlah sel darah merah, dan peningkatan platelet dan netrofil serta terjadinya penurunan jumlah eosinofil, limfosit dan monosit. Banyak stresor melibatkan aktivitas fisik, namun pada manusia sebagian besar penyebabnya adalah aspek psikologis, contohnya; frustasi, kebosanan, tekanan, trauma, konflik dan perubahan sosial. Salah satu respon individu dalam menghadapi stres adalah perasaan cemas. Berat ringannya cemas yang terjadi dapat diukur derajatnya dengan menggunakan banyak cara, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).3-7
Ujian semester merupakan salah satu contoh stresor psikis yang dalam penilaian termasuk taraf ringan. Ujian adalah keadaan yang menegangkan dan mencemaskan. Pendapat ini dibuktikan berdasarkan hasil kuesioner terhadap penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswa semester I dan IV. Respon individu dalam menghadapi ujian semester dapat berbeda-beda dikarenakan nilai ambang stres yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, juga tergantung dari keadaan fisik dan mentalnya masing-masing sehingga pada penelitian ini waktu ujian yang digunakan adalah waktu ujian semester VII pada setiap mahasiswa di penelitian ini.8,9
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari stres ujian semester pada jumlah leukosit. Hasil ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti lain mengenai hubungan antara stres dan jumlah leukosit.

METODE


Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimental dengan desain one group pretest-posttest without control. Subyek penelitian adalah mahasiswa FK Undip semester VII yang akan mengikuti ujian semester dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani informed consent. Sampel diperoleh dengan cara purposive sampling dari 100 mahasiswa, dan didapatkan sejumlah 40 mahasiswa. Kemudian, mahasiswa dengan skor HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) lebih dari 14 atau tidak memenuhi faktor-faktor inklusi tidak dipakai dalam penelitian sehingga jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian adalah sebanyak 26 mahasiswa yang tidak merokok, tidak mengkonsumsi aspirin dan kafein, tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan, tidak ada keluhan kesehatan, tekanan darah dalam batas normal, kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit dan leukosit dalam batas normal, dan skor HRS-A 30 hari sebelum ujian <14. Pengambilan sampel darah pertama saat belum terjadi stres dilakukan pada tanggal 4 Desember 2004 pukul 13.00-14.00 dan pengambilan sampel yang kedua dilakukan saat ujian semester pada tanggal 12 Januari 2005 pukul 13.00-14.15. Keduanya dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik FK UNDIP. Setiap subyek penelitian yang diminta berpuasa 2 jam sebelumnya lalu diambil darah vena sebanyak 3 cc dengan disposable syringe.

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang