-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  ASPEK SELULER DAN MOLEKULER ATEROSKLEROSIS  
-
 

Lesi aterosklerotik tipe III
Lesi tipe III (intermedia, transisional, preateroma) merupakan jembatan morfologis dan kimiawi antara lesi tipe II dan lesi tipe lanjut (tipe IV). Gambaran histopatologinya khas, ditandai timbunan butiran dan partikel lipid ekstrasel yang identik dengan lesi tipe II, di sekitar lapisan miosit di era tertentu yang mengalami penebalan adaptif tunika intimanya. Timbunan lipid yang lebih banyak dan tebal terletak tepat di bawah lapisan makrofag dan sel busa, menggantikan matriks dan serabut proteoglikan intersel, serta mendorong dan memisahkan miosit.4,10,13

Lesi aterosklerotik tipe lanjut (IV, V dan VI)
Pada lesi lanjut yang terbagi menjadi tipe IV, V dan VI, terdapat deposit lipid ekstrasel yang cukup besar untuk merusak intima, juga terjadi mekanisme trombotik yang lebih menonjol dalam mempercepat terjadinya aterosklerosis. Sedangkan pada stadiun yang amat lanjut, deposit lipid memodifikasi tunika media dan adventitia di bawahnya. Lesi fase ini (Gambar 3) cenderung membentuk sumbat fibrosa yang memisahkan lesi dengan lumen arteri. Sumbat fibrosa menutupi campuran lekosit, lipid dan debris yang membentuk inti nekrotik. Pinggiran lesi meluas akibat adesi dan masuknya lekosit yang terus berlangsung. Faktor utama yang berhubungan dengan akumulasi makrofag meliputi; MCSF, MCP-1 dan LDL-oks. Inti nekrotik merupakan akibat terjadinya apoptosis dan nekrosis, peningkatan aktivitas proteolitik dan akumulasi lipid. Sumbat fibrosa terbentuk akibat meningkatnya aktivitas PDGF, TGF-, IL-1, TNF- dan osteopontin, serta berkurangnya degradasi jaringan ikat.4,10,13

PATOGENESIS ATEROSKLEROSIS

Patogenesis aterosklerosis (aterogenesis) dimulai ketika terjadi jejas (akibat berbagai faktor risiko dalam berbagai intensitas dan lama paparan yang berbeda) pada endotel arteri, sehingga mengaktivasi atau menimbulkan disfungsi endotel. Paparan jejas pada endotel, memicu berbagai mekanisme yang menginduksi dan mempromosi lesi aterosklerotik, yaitu mekanisme; 1) untuk menghasilkan efek sitopatik pada sel endotel dan miosit, 2) pembentukan toksin yang bersirkulasi atau kompleks imun yang berdeposit pada dinding pembuluh darah, 3) untuk menimbulkan respon inflamasi, 4) untuk menginduksi perubahan prostaglandin serum dan metabolisme lipid, atau 5) untuk menimbulkan keadaan hiperkoagulan yang dapat meningkatkan risiko trombosis.4,10,15,16

Disfungsi endotel
Sel endotel berfungsi sebagai vasodilator, anti trombotik dan anti inflamasi. Sel endotel paling sedikit mensintesis 3 faktor vasodilator yang berbeda; NO, PGI2 dan EDHF (endothelium-derived hyperpolarizing factor). Pada beberapa kondisi patologis, sel endotel juga mensintesis beberapa faktor vasokonstriksi (EDCF=endothelium-derived constriction factor) termasuk endothelin, superoksid dan prostaglandin vasokonstriktor. Disfungsi endotel (Gambar 1) merupakan lesi aterosklerotik dini, dimana terjadi respon inflamasi yang merubah homeostasis normal endotel, menjadi endotel dengan; 1) permeabilitas dan adesivitas yang meningkat terhadap lipoprotein, lekosit, platelet dan kandungan plasma lain, diperantarai NO, prostasiklin, PDGF, angiotensin II dan endotelin, 2) prokoagulan yang lebih banyak dibandingkan antikoagulan, 3) up-regulation (pemacuan) molekul adesi lekosit (meliputi; L-selektin, integrin dan PECAM 1 dan molekul adesi endotel (meliputi; E-selektin, P-selektin, ICAM 1, dan VCAM 1, dan 4) memacu migrasi lekosit ke dalam dinding arteri yang diperantarai oleh LDL-oks, MCP 1, IL-8, PDGF, MCSF dan osteoponin.4,10,16-20

 

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang