- | ||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor 3 |
Juli - Desember 2006 |
|||||||||||||||||||||||||||||
ARTIKEL ASLI |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN DERAJAT RETINOPATI DIABETIKA | ||||||||||||||||||||||||||||||
- | ||||||||||||||||||||||||||||||
Pada penelitian ini diperoleh bahwa usia penderita Retinopati Diabetika yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun, sedangkan pada kelompok umur dibawahnya jumlah penderita lebih kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa prevalensi Retinopati Diabetika meningkat sebanding dengan bertambahnya usia.1,6,17 Penurunan yang terjadi pada kelompok usia di atas 60 tahun kemungkinan besar semakin banyak pasien yang telah meninggal karena usia lanjut dan karena komplikasi diabetes mellitus yang lain.2
Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi kadar gula darah puasa penderita lebih rendah (mendekati normal) dibanding dengan distribusi kadar gula darah 2 jam post prandial yang cenderung lebih tinggi. Hal ini mungkin disebabkan telah terdapat adanya resistensi insulin yang menyebabkan adanya gangguan toleransi glukosa pada pasien diabetes mellitus.2 Tabel 5 mencatat bahwa sebagian besar pasien diabetes mellitus yang dikonsulkan ke Bagian Mata mengalami pengendalian glukosa yang buruk, baik pada kelompok Retinopati Diabetika non proliferatif maupun Retinopati Diabetika proliferatif. Kadar glukosa darah pasien sangat mungkin berkaitan dengan; tingkat pendidikan penderita, sikap terhadap kesehatan, pola makan, dan ketaatan minum obat hipoglikemik oral (OHO). Selain itu dipengaruhi juga oleh sejauh mana kerusakan yang terjadi pada sel-sel beta pankreas.2,6,7,10,11
|
||||||||||||||||||||||||||||||
www.m3undip.org |
||||||||||||||||||||||||||||||
Berdiri tahun 2005, dipulikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang |
||||||||||||||||||||||||||||||