PENDAHULUAN
Retinopati Diabetika merupakan salah satu dari empat kasus kebutaan yang paling banyak terjadi di Amerika. Dari semua penderita diabetes mellitus, ditemukan 25% mempunyai tipe Retinopati Diabetika yang lebih ringan dan 5% menderita tipe yang lebih berat (retinopati proliferatif ).1
Sejak digunakan insulin dalam pengelolaan pasien diabetes, gambaran komplikasi bergeser dari komplikasi akut ke arah komplikasi kronik.2 Sebagai komplikasi jangka panjang, Retinopati Diabetika merupakan penyulit yang penting.3 Hal ini disebabkan oleh insidennya yang cukup tinggi (10-32,4%).2-4 dan prognosisnya yang tidak baik terhadap penglihatan. Penderita diabetes mempunyai kecenderungan 25 kali lebih besar mengalami kebutaan, dibandingkan penderita non diabetes mellitus.5 Di Amerika, Retinopati Diabetika menjadi penyebab kebutaan tersering pada penduduk usia 20-64 tahun. Komplikasi lanjut ini timbul setelah 7 tahun menderita diabetes, dengan angka kejadian 50% dan akan meningkat menjadi 90% setelah menderita diabetes selama 17-25 tahun.1 Di Inggris, Retinopati Diabetika juga menjadi penyebab kebutaan tersering pada pasien berumur 30-60 tahun.4
Progresivitas Retinopati Diabetika berbeda-beda pada tiap penderita. Pada sekelompok individu, komplikasi dapat berjalan sangat lambat dan progresif, tetapi ada pula yang berlangsung cepat.4 Hal ini diduga karena banyak hal yang mendasari kejadian ini, antara lain faktor kerentanan genetik dan nongenetik lain (seperti; kadar glukosa darah, kadar lipid serum, hipertensi, tipe diabetes, uremia, obesitas, anemia, jenis kelamin, merokok, kehamilan, dll).2,4
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa kadar glukosa darah dan lama menderita diabetes mellitus berperan penting dalam terjadinya komplikasi. Keadaan hiperglikemia diduga memacu terjadinya aterosklerosis yang ditemukan pada pemeriksaan retina penderita diabetes mellitus yang mengalami komplikasi Retinopati Diabetika. Pada pasien dengan kontrol glukosa darah yang intensif, diperoleh penurunan angka kejadian dan progresivitas komplikasi diabetes.6,7 Selain kadar glukosa yang tinggi, komplikasi diabetes kronik juga tergantung lamanya penyakit diabetes mellitus yang diderita. Sejalan dengan waktu makin banyak kerusakan sel, sehingga semakin mudah timbul komplikasi kronik.
Secara umum, Retinopati Diabetika dibedakan atas 2 tipe, yaitu tipe proliferatif dan tipe nonproliferatif. Tingkat kadar glukosa darah, lama menderita berkaitan dengan tipe retinopati tersebut. Beberapa penelitian menyebutkan Retinopati Diabetika tipe proliferatif cenderung lebih banyak diderita laki-laki daripada wanita.6,7
Dari latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut; ”Bagaimanakah hubungan antara kadar glukosa darah dengan terjadinya komplikasi Retinopati Diabetika dan bagaimanakah hubungan lama menderita diabetes mellitus dengan terjadinya komplikasi Retinopati Diabetika?
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hubungan kadar glukosa darah dan lama menderita diabetes mellitus terhadap derajat Retinopati Diabetika, sehingga dapat membantu pencegahan progresivitas penyakit dan menekan angka kebutaan. Selain itu, dapat juga digunakan untuk edukasi bagi pasien diabetes mellitus agar dapat mengendalikan kadar glukosanya dengan baik.
METODE
Penelitian ini mempunyai ruang lingkup keilmuan oftalmologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik retrospektif. Sampel diambil dari catatan medik di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang, selama periode 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2004.
Kriteria inklusi sampel adalah pasien diabetes mellitus dengan diagnosis Retinopati Diabetika yang telah menderita diabetes mellitus selama lebih dari 5 tahun. Sedangkan kriteria eksklusi sampel meliputi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi Retinopati Diabetika yang menderita hipertensi, glaukoma, katarak, dan retinitis yang fundusnya tidak dapat dilihat dengan jelas pada pemeriksaan funduskopi. Data yang terkumpul merupakan data sekunder yang meliputi; umur, jenis kelamin, kadar glukosa darah, lama menderita diabetes, dan hasil pemeriksaan funduskopi. Analisis data dengan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p<0,05 untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dan lama menderita diabetes mellitus dengan derajat Retinopati Diabetika.
HASIL DAN BAHASAN
Karakteristik Penderita Retinopati Diabetika
Jumlah data penderita diabetes mellitus yang dikonsulkan ke Bagian Mata sebanyak 158 orang, terdiri dari 85 orang di unit rawat inap dan 73 orang di unit rawat jalan. Jumlah pasien yang didapati komplikasi Retinopati Diabetika sebanyak 124 pasien. Jumlah data yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel adalah 55 orang.
Studi ini mendapatkan bahwa jumlah pasien yang mengalami komplikasi Retinopati Diabetika dengan tipe nonproliferatif dua kali lebih banyak dibanding tipe proliferatif.
Dari keseluruhan sampel, pasien berjenis kelamin pria mendapat komplikasi Retinopati Diabetika tipe proliferatif dua kali lebih banyak daripada wanita. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa Retinopati Diabetika tipe proliferatif cenderung lebih banyak dialami oleh laki-laki.6,7
Next Page >>
<<Previous Page