-
   
  Nomor 3  
Juli - Desember 2006
 
 
 
ARTIKEL ASLI
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
 
PAST ISSUE

M3 Nomor 2

   
  PREVALENSI ANDROPAUSE PADA PRIA USIA LEBIH DARI 30 TAHUN DI KABUPATEN BANTUL PROPINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2005
-

Dari hasil kuesioner mengenai kebiasaan hidup yang berpengaruh pada kesehatan didapat 68 responden yang tidak mengalami andropause didapatkan data sebagai berikut; 22 orang tidak pernah merokok, 10 orang mengaku jarang, dan 36 responden selalu merokok tiap harinya. Lima puluh enam responden tidak pernah minum alkohol, 12 responden lainnya minum alkohol dengan frekuensi yang jarang. Enam puluh delapan responden mengaku tidak pernah melakukan penyalahgunaan obat. Delapan orang mengaku tidak pernah mengkonsumsi menu makanan yang memenuhi pola makan seimbang (4 sehat, 5 sempurna), 41 responden mengaku jarang memenuhi pola makan yang seimbang, 19 responden mengaku pola makannya selalu seimbang. Lima belas orang tidak pernah melakukan pengobatan sendiri, 24 orang jarang melakukan pengobatan sendiri jika sakit, dan 29 orang selalu melakukan pengobatan sendiri sebelum ke dokter jika mengalami sakit. Enam belas responden mengaku pola tidurnya tidak pernah teratur, 18 orang pola tidurnya jarang teratur, dan 34 orang pola tidurnya selalu teratur. Tiga belas orang tidak pernah melakukan latihan dan rekreasi, 40 orang jarang melakukan latihan dan rekreasi, 15 orang selalu melakukan latihan dan rekreasi. Empat puluh lima orang mengaku tidak pernah merasa perasaannya tertekan, 22 orang mengaku jarang merasa perasaannya tertekan, 1 orang selalu merasa perasaannya tertekan. Lima puluh tujuh responden tidak pernah mengalami stres, 10 responden jarang mengalami stres, dan satu orang selalu mengalami stres. Tujuh belas orang tidak pernah kerja keras dan merasa cepat capek, 29 responden jarang kerja keras dan merasa cepat capek dan 22 responden selalu kerja keras dan cepat merasa capek.
Sedangkan dari 52 responden yang mengalami andropause didapatkan data sebagai berikut; 21 orang tidak pernah merokok, 9 orang mengaku jarang, dan 22 responden selalu merokok tiap hari. Empat puluh enam responden tidak pernah minum alkohol, 6 responden lainnya minum alkohol dengan frekuensi yang jarang. Lima puluh satu responden mengaku tidak pernah melakukan penyalahgunaan obat, 1 orang melakukannya dengan frekuensi yang jarang. Satu orang mengaku tidak pernah menu makanannya memenuhi pola makan seimbang (4 sehat, 5 sempurna), 31 responden mengaku jarang memenuhi pola makan yang seimbang, 20 responden mengaku pola makannya selalu seimbang. Dua puluh delapan orang tidak pernah melakukan pengobatan sendiri, 9 orang mengaku jarang, dan 15 orang selalu melakukan pengobatan sendiri sebelum ke dokter jika mengalami sakit. Satu responden mengaku pola tidurnya tidak pernah teratur, 13 orang pola tidurnya jarang teratur, dan 38 orang pola tidurnya selalu teratur. Tiga orang tidak pernah melakukan latihan dan rekreasi, 31 orang jarang melakukan latihan dan rekreasi, 18 orang selalu melakukan latihan dan rekreasi. Empat puluh dua orang mengaku tidak pernah merasa perasaannya tertekan, 10 orang mengaku jarang merasa perasaannya tertekan. Lima puluh tujuh responden tidak pernah mengalami stres, 16 responden jarang mengalami stres, 3 orang selalu mengalami stres. Sembilan belas orang tidak pernah kerja keras dan merasa cepat capek, 23 responden jarang kerja keras dan merasa cepat capek dan 10 responden selalu kerja keras dan cepat merasa capek.
Dari hasil kuesioner mengenai tingkat kecerobohan responden didapat 68 responden yang tidak mengalami andropause didapatkan data sebagai berikut; 3 orang sering mengalami kecelakaan, 65 lainnya tidak. Empat orang pernah saat menyetir mobil atau mengendarai kendaraan, tiba-tiba tidak sadar tanpa sebab yang jelas, sesak nafas, berkeringat dan lemas, 64 orang lainnya tidak pernah mengalami kejadian seperti itu. Satu orang pernah mabuk saat menyetir mobil atau kendaraan apapun, 67 lainnya tidak pernah. Delapan orang sering melakukan tindakan yang berisiko tanpa berpikir panjang dan persiapan yang matang (contohnya memukul orang lain saat emosi, kebut-kebutan di jalan), 60 orang jarang melakukan tindakan tersebut.
Sedangkan dari 52 responden yang mengalami andropause didapatkan data sebagai berikut; 2 orang sering mengalami kecelakaan, 50 lainnya tidak. Satu orang pernah saat menyetir mobil atau mengendarai kendaraan apapun tiba-tiba tidak sadar tanpa sebab yang jelas, sesak nafas, berkeringat dan lemas, 51 orang lainnya tidak pernah mengalami kejadian seperti itu. Dua orang pernah mabuk saat menyetir mobil atau kendaraan apapun, 50 lainnya tidak pernah. Empat orang sering melakukan tindakan yang berisiko tanpa berpikir panjang dan persiapan yang matang, 48 orang tidak sering melakukan tindakan tersebut.

BAHASAN

Andropause adalah suatu kondisi biologik tertentu yang disertai tanda, gejala dan timbulnya kumpulan keluhan yang disebabkan oleh perubahan hormon serta biokimiawi tubuh tertentu, yang biasanya timbul setelah usia tengah baya. Perubahan hormonal dan biokimiawi tubuh ini secara alami akan pasti terjadi, akan tetapi tidak semua pria akan mengalami keluhan andropause.7 Banyak di antaranya yang hanya mengalami sedikit perasaan kurang bahagia dan keluhan penuaan lain. Hormon yang paling berperan adalah testosteron. Perubahan itu dapat terjadi pada perilaku, mood atau suasana hati, kelelahan, kehilangan energi, hasrat seksual atau libido, dan kemampuan fisik.8
Ada suatu konsensus umum bahwa serum testosteron turun sejalan dengan bertambahnya umur seorang laki-laki. Beberapa studi cross sectional telah menunjukkan bahwa kadar serum testosteron (testosteron bebas) dalam darah turun dan jumlahnya lebih sedikit dibanding total testosteron pada laki-laki yang menua. Hal ini dikarenakan kenaikan dari Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) yang mengikat hormon testosteron dalam darah meningkat. Seperti yang kita ketahui bahwa serum testosteron dapat berefek pada organ target yang kemudian dapat menyebabkan organ target tersebut berfungsi dengan baik sesuai tugasnya. Sebuah studi longitudinal pada 77 laki-laki selama lebih 15 tahun, menunjukkan bahwa total serum testosteron turun rata-rata 110 ng/dl tiap dekade. Hal inilah yang nantinya mungkin akan dapat menyebabkan munculnya gejala, tanda dan keluhan yang dirasakan oleh pria yang menua, namun andropause tidak harus terjadi pada semua laki-laki yang menua.
9
Keluhan pada andropause timbul akibat penurunan dan perubahan hormon dalam tubuh, baik hormon testosteron maupun hormon lainnya.5 Penurunan hormon testosteron dapat berakibat; disfungsi seksual, termasuk hasrat dan kemauan seksual, kenikmatan seksual, serta kemampuannya, penurunan massa dan kekuatan otot, peningkatan timbunan lemak di abdomen, penurunan densitas mineral tulang, peningkatan kejadian depresi, penurunan keriangan, gangguan suasana hati, penurunan fungsi kognitif, penurunan kemampuan daya ingat.5,11,12

Next Page >>

<<Previous Page

 
     
www.m3undip.org
 

Berdiri tahun 2005, dipulikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang