-
   
  Nomor 3  
Juli - Desember 2006
 
 
 
ARTIKEL ASLI
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
 
PAST ISSUE

M3 Nomor 2

   
  KONSUMSI FAST FOOD SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA OBESITAS PADA REMAJA USIA 15-17 TAHUN
(Studi kasus di SMUN 3 Semarang)
-

HASIL

Dari pengukuran TB dan BB dari populasi kelas 1 dan 2 SMUN 3 Semarang didapatkan siswa-siswi yang mengalami obesitas (IMT>25) sebanyak 9,03%. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan jumlah sampel sebanyak 138 orang, terdiri dari 69 sampel kasus dan 69 sampel kontrol.1 Umumnya, kasus berjenis kelamin perempuan, yaitu 40 orang (57,97%), sedangkan laki-laki berjumlah 29 orang (42,03%).

Tabel 1 memperlihatkan analisis univariat yaitu rerata dan standar deviasi serta uji Mann-Whitney. Total intake kalori pada kelompok kontrol lebih banyak daripada kasus, masing-masing 1426,7±503,36 kalori/hari dan 1270,63±551,57 kalori/hari, sehingga rerata intake kalori perhari pada kelompok kontrol adalah 156,07 atau lebih tinggi dibandingkan rerata intake kalori perhari pada kelompok kasus, dan berarti terdapat perbedaan bermakna (p=0,011) antara kelompok kasus dan kontrol. Bila dilihat variasi jenis makanan cepat saji yang dikonsumsi, maka tidak ada perbedaan (p=0,373) antara kelompok kasus dan kontrol. Bila dilihat kontribusi makanan cepat saji terhadap total intake kalori harian, maka tidak ada perbedaan bemakna (p=0,087) antara kelompok kasus dan kontrol.


Jenis makanan cepat saji yang banyak dikonsumsi oleh para remaja adalah hamburger, fried chicken, pizza dan donat. Tabel 2 memperlihatkan perhitungan OR pada variasi jenis makanan cepat saji terhadap terjadinya obesitas. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa siswa yang mengkonsumsi 3 jenis makanan cepat saji atau lebih tidak mempunyai risiko terjadinya obesitas (OR=1,115, 95%CI = 0,397-3,135).

Tabel 3 memperlihatkan perhitungan OR pada kontribusi kalori yang berasal dari makanan cepat saji terhadap terjadinya obesitas. Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang intake kalori setiap hari yang berasal dari makanan cepat saji ≥6%, mempunyai risiko terjadinya obesitas sebesar 4,2 kali lebih tinggi (OR=4,21, 95% CI=1,399-12,665) dibandingkan siswa yang intake kalori setiap hari yang berasal dari makanan cepat saji < 6%.

Tabel 4 memperlihatkan analisis dengan menggunakan uji Chi square, dimana terlihat bahwa aktifitas fisik dan pandangan remaja tentang kegemukan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok kasus dan kontrol.

 

Next Page >>

<<Previous Page

 

 
     
www.m3undip.org
 

Berdiri tahun 2005, dipulikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang