Syarif Hidayat, Fahmi and Rukayah, R. Siti and Prianto, Eddy (2019) Convention Hotel Bintang 4 di Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
| PDF 162Kb | |
| PDF 136Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 613Kb | ||
| PDF 368Kb | |
| PDF 262Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 2246Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1197Kb | ||
| PDF 412Kb |
Abstract
Kota Semarang merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Sebagai kota besar sekaligus ibukota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang menjadi pusat dari berbagai sektor baik ekonomi, perdagangan, jasa, industri, serta pariwisata di Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Semarang pada 2017 yang diukur atas dasar harga berlaku mencapai Rp 161,25 triliun atau sebesar 13,7% dari total PDRB Jawa Tengah yang mencapai Rp 1.176,5 triliun. (BPS, 2018) Dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Semarang tengah serius menggarap wisata Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) untuk mendongkrak jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke kota (Kompas, 2009). MICE merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki multiplier effect tinggi terutama pada sektor ekonomi dengan rata-rata kenaikan jumlah kegiatan konvensi di Semarang tiap tahun adalah 2% menurut BPS Kota Semarang. Kota Semarang disiapkan menjadi andalan Jawa Tengah untuk pengembangan destinasi wisata dengan konsep MICE karena infrastruktur yang dianggap sudah siap (Aribowo, 2013). Menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang tingkat okupansi hotel pada akhir tahun 2017 juga mulai terhitung tinggi yaitu mencapai 65.04% untuk hotel bintang 4. Seiring dengan semakin majunya ekonomi dan pariwisata di Kota Semarang, semakin banyak pula wisatawan yang mulai mengunjungi Kota Semarang yang menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang, mencapai 5.024.476 wisatawan pada tahun 2017, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Bagi pebisnis, berada di lingkungan kerja yang positif adalah salah satu penunjang untuk meningkatkan produktifitas tak terkecuali kegiatan konvensi dan rapat. Jika lingkungan kerja tak sehat, dengan tingkat dan tekanan pekerjaan yang tinggi, sangat mungkin bagi pekerja untuk mengalami stress. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuat lingkungan kerja tetap positif dimulai dari tempat kerja yang dirancang senyaman mungkin dan dapat difungsikan sebagai sarana relaksasi ketika lelah bekerja. Herbert Benson, seorang dokter dari Harvard, mengatakan bahwa dalam respon relaksasi ketegangan otot menurun, aktivitas lapisan otak menurun, denyut jantung dan tekanan darah menurun, serta nafas jadi pelan. Maka dari itu diperlukan suatu rancangan dimana para pengguna dapat bekerja sekaligus memberikan kenyamanan sehingga tetap produktif dengan tekanan kerja yang tinggi. Berdasarkan aktualita di atas Kota Semarang masih perlu fasilitas konvensi sekaligus hotel untuk penyelenggaraan aktivitas MICE. Hotel yang dibutuhkan adalah hotel bintang 4 dengan menonjolkan fasilitas MICE yang menggunakan konsep business-leisure, yaitu menggabungkan perjalanan bisnis dan aktifitas rekreasi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 81586 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 28 Sep 2020 11:03 |
Last Modified: | 28 Sep 2020 11:03 |
Repository Staff Only: item control page