Pengaruh Terapi Rasa Syukur Terhadap Quality of Life Warga Binaan Pemasyarakatan Laki-laki Muslim

Abstract

Ketidakmampuan warga binaan pemasyarakatan (WBP) dalam melakukan penerimaan terhadap perubahan standar kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan dapat meningkatkan emosi negatif dan berdampak pada Quality of Life (QoL). Terapi rasa syukur terbukti efektif dalam meningkatkan emosi positif seperti kepuasan, kebahagiaan dan menjaga pola koping adaptif, namun penelitian yang membahas pengaruh terapi rasa syukur terhadap QoL pada WBP laki-laki muslim belum tersedia sehingga penelitian ini harus dilakukan. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment pre-post test control group, total besaran sampel WBP berjumlah 46. Kelompok intervensi menerima terapi rasa syukur yang dilakukan dalam tiga sesi: taubat, sabar, syukur, setelah melalui proses pembentukan kelompok. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik ystemic random sampling. Kriteria inklusi adalah WBP laki-laki muslim, menghuni Lapas kurang dari 18 bulan, tidak mengalami gangguan kognitif, dan tidak mendapat kunjungan keluarga langsung. Pengukuran QoL dilakukan dengan instrumen WHOQOL-BREF yang teruji valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata pre test rendah pada semua domain kelompok (<75), data berdistribusi normal dan bersifat homogen (p value >0,05), nilai mean posttest kelompok intervensi 86,96 dan kontrol 72,52, dan terdapat pengaruh pemberian terapi rasa syukur terhadap QoL WBP Laki-laki dengan p value 0,018 (<0,05). Terapi rasa syukur dapat meningkatan emosi positif WBP sehingga berpengaruh pada peningkatan QoL.