Feminisme Kultural dan Peran Perempuan dalam Deradikalisasi BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) di Indonesia

Abstract

Terorisme merupakan hasil dari sikap yang radikal dimana pemahaman yang radikal dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Di Indonesia sendiri kelompok-kelompok radikal telah muncul sejak lama, bahkan beberapa kali telah terjadi serangan teroris di Indonesia. Pemerintah Indonesia membentuk BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) sebagai bentuk komitmen dalam penanganan terorisme. BNPT sendiri memiliki program deradikalisasi, dimana deradikalisasi ini merupakan upaya untuk meninggalkan paham radikal yang dilakukan terhadap para penganut paham radikal atau teroris dengan cara-cara yang tidak menggunakan kekerasan. Terorisme telah lama dianggap sebagai lingkup ekslusif laki-laki, namun hal ini mengalami perubahan dimana saat ini perempuan telah terlibat dalam terorisme, maka dari itu BNPT melibatkan peran perempuan dalam deradikalisasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang menjelaskan peran perempuan dalam deradikalisasi BNPT di Indonesia. Untuk menjawab hal tersebut digunakan teori feminisme kultural, hingga pada akhirnya ditemukan bahwa melibatkan peran perempuan dalam deradikalisasi BNPT di Indonesia adalah sebuah strategi karena perempuan memiliki “female essence” yaitu lebih lembut, penyayang dan persuasif dinilai dapat melakukan pendekatan kepada para istri teroris, napiter dan mantan napiter. Selain menjadi sebuah strategi alasan BNPT melibatkan perempuan dalam deradikalisasi adalah guna memperhtikan aspek kebutuhan dari napiter dan menyadari bahwa peran keluarga dibutuhkan dalam proses deradikalisasi