AKIBAT DARI INFORMASI ASIMETRIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN : SUATU STUDI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PROGRESIF

Trihastuti, Nanik and Prajnaparamita, Kanyaka (2018) AKIBAT DARI INFORMASI ASIMETRIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN : SUATU STUDI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PROGRESIF. [Experiment] (Unpublished)

[img]Microsoft Word
308Kb
[img]Microsoft Word
31Kb
[img]Microsoft Word
33Kb
[img]Microsoft Word
32Kb
[img]Microsoft Word
73Kb
[img]Microsoft Word
113Kb
[img]Microsoft Word
49Kb
[img]Microsoft Word
171Kb
[img]Microsoft Word
41Kb
[img]Microsoft Word
41Kb

Abstract

Hubungan dokter dan pasien merupakan perikatan yang bersifat kontrak terapeutik. Tindakan dokter dilandasi oleh niat baik yaitu berupaya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pengetahuannya yang dilandasi dengan sumpah dokter, kode etik kedokteran dan standar profesinya untuk menolong pasien. Posisi dominan dokter terhadap pasiennya menyebabkan terjadinya informasi asimetris dan memiliki potensi untuk memunculkan professional misconduct yang berbentuk supplier induced demand yang merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implikasi dari adanya informasi asimetris terhadap pola hubungan antara dokter dan pasien dalam pelayanan kesehatan , implikasi dari adanya informasi asimetris terhadap transaksi terapeutik antara dokter dan pasien, serta upaya yang harus dilakukan untuk memberikan perlindungan bagi pihak yang dirugikan dalam transaksi terapeutik. Dengan menggunakan pendekatan Yuridis normatif, dengan data sekunder sebagai data utama, dan teori hukum progresif serta asas-asas dan doktrin-doktrin dalam hukum perjanjian sebagai basis analisis, maka didapatkan simpulan bahwa dengan adanya informasi asimetris, pola hubungan dokter dan pasien yang seharusnya sudah bergeser ke arah pola hubungan yang saling berperan serta, tetap masih belum dapat meninggalkan pola hubungan paternalisti, dan mengakibatkan tidak dapat ditegakkannya hak otonomi pasien, serta terlanggarnya prinsip duty-based ethics. Moral hazard dokter yang bersifat supplier induce demand menunjukkan bahwa dalam menjalankan profesinya, dokter telah mempersuasi pasien sehingga tidak tepat dalam memberikan keputusan medis. Dalam hal terjadi kerugian pada pasien, tanggung gugat tidak dapat menggunakan konstruksi hukum kontrak dalam bentuk wanprestasi , maupun perbuatan melawan hukum karena tindakan ini berada pada tahap prakontraktual. Untuk itulah digunakan konstruksi penyalahgunaan keadaan sebagai bentuk cacat kehendak, sehingga dapat diterapkan doktrin Undue Influence sebagai dasar pembatalan kontrak. Kata Kunci : Informasi Asimetri; Kontrak Terapeutik; Hubungan Dokter-pasien, Hukum Progresif

Item Type:Experiment
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:Faculty of Law > Department of Law
ID Code:73412
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:19 Jun 2019 14:58
Last Modified:19 Jun 2019 14:58

Repository Staff Only: item control page