KEARIFAN LOKAL JAWA PADA WUJUD BENTUK DAN RUANG ARSITEKTUR MASJID TRADISIONAL JAWA (STUDI KASUS: MASJID AGUNG DEMAK)

ZAKI, MUHAMMAD (2017) KEARIFAN LOKAL JAWA PADA WUJUD BENTUK DAN RUANG ARSITEKTUR MASJID TRADISIONAL JAWA (STUDI KASUS: MASJID AGUNG DEMAK). Masters thesis, Undip.

[img]
Preview
PDF - Submitted Version
162Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
517Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
544Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
527Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
976Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
935Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
290Kb
[img]
Preview
PDF
364Kb

Abstract

Kearifan lokal dimaknai sebagai kebijaksanaan atau tindakan cerdas dalam menyikapi sesuatu. Kearifan lokal arsitektur tradisional Jawa merupakan cerminan dari tradisi budaya Jawa yang dimanifestasikan melalui wujud tangible arsitektur tradisional Jawa. Masjid Agung Demak adalah masjid bersejarah yang berkaitan dengan masuknya Islam di tanah Jawa. Ia termasuk masjid Jawa yang memiliki wujud bentuk dan ruang dengan tipologi arsitektur Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, paradigma naturalistik dengan pendekatan studi kasus, bertujuan mengetahui wujud kearifan lokal Jawa pada bentuk bangunan dan keruangan yang memuat nilai-nilai kearifan lokal pada Masjid Agung Demak. Bagaimana mengetahui wujud kearifan tersebut, nilai-nilai dan makna yang terkandung didalamnya, serta mengapa kearifan lokal Jawa dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat pada filosofis bangunan Masjid Agung Demak. Pengamatan secara naturalistik interpretatif yang dilakukan pada Masjid Agung Demak, ditemukan unsur-unsur pada entitas bentuk bangunan dan keruangan secara fisik dan kosmologi, bahwa masjid ini merupakan hasil adopsi, internalisasi, sinkretisme, transformasi dan transvaluasi dari nilai-nilai dan filosofi budaya Jawa. Faktor environmental determinism dan ajaran Agama Islam yang dibawa oleh Wali Songo menghadirkan wujud masjid yang sarat dengan kearifan, konsep-konsep yang dipadukan secara integratif dan harmonis. Kearifan lokal Jawa pada Masjid Agung Demak hadir melalui perwujudan bentuk bangunan dan keruangan yang dimulai dari konsep kosmologi Jawa, unsur metafisik yang dimanifestasikan dan diimplementasikan dengan simbolisasi wujud fisik yang menjadi penentu, signifier dan signified. Secara konstruktif, awal dibangunnya Masjid Agung Demak dimulai dari kesatuan elemen-elemen kosmologi yaitu: empat soko guru, atap tajug (brunjung), mahkota, dan lampu gantung (telupak). Lalu dilanjutkan dengan elemen-elemen lainnya hingga membentuk bangunan masjid keseluruhan. Kearifan lokal Jawa merupakan langkah penerapan dari budaya dan tradisi Jawa yang diterjemahkan dalam artefak fisik Masjid Agung Demak. Bagaimana membaca, menghargai, memelihara, melestarikan alam makro dan alam mikro ke dalam wujud bentuk bangunan dan keruangan Masjid Agung Demak, yaitu dengan menghayati nilai-nilai kosmos dalam upaya menselaraskan kehidupan manusia yang bisa diterima secara universal. Sehingga sumber daya kreativitas khususnya arsitektur masjid Jawa menjadi seimbang dan harmonis.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture
ID Code:60450
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:02 Feb 2018 10:12
Last Modified:02 Feb 2018 10:12

Repository Staff Only: item control page