EFEKTIVITAS VENTILASI BAWAH TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DAN NILAI PMV (PREDICTED MEAN VOTE) PADA GEREJA KATEDRAL SEMARANG

SEKATIA, AUGI (2015) EFEKTIVITAS VENTILASI BAWAH TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DAN NILAI PMV (PREDICTED MEAN VOTE) PADA GEREJA KATEDRAL SEMARANG. Masters thesis, Undip.

[img]
Preview
PDF - Submitted Version
204Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
312Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
204Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
19Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
75Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
55Kb
[img]
Preview
PDF - Submitted Version
3508Kb
[img]
Preview
PDF
31Kb
[img]
Preview
PDF
29Kb

Abstract

Di Kota Semarang terdapat beberapa bangunan yang masih menggunakan ventilasi bawah pada bangunan mereka, salah satunya adalah sebuah bangunan ibadah peninggalan Kolonial Belanda yakni Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Randusari atau yang dikenal dengan Gereja Katedral Semarang. Pada Gereja ini masih menggunakan pasive cooling pada perkondisian udaranya. Gereja ini tidak membutuhkan AC kecuali bila jemaat yang datang membengkak. Metode Penelitian ini menggunakan metode pengukuran langsung di lapangan dan menggunakan reponden. Pengukuran dilaksanakan pada 5 waktu ibadah dan dengan perlakuan ventilasi dibuka dan ditutup pada tiap kondisi. Dikondisikan pula saat tidak menggunakan AC, menggunakan AC, tidak ada ibadah, maupun ada ibadah. Yang diukur adalah suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin,Temperatur Efektif, PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Percentage of Dissatisfied. Hal tersebut untuk membuktikan bahwa dengan adanyanya ventilasi bawah dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Simpulan dari penelitian ini adalah saat ventilasi bawah dibuka, suhu udara dan kelembaban udara menurun dan kecepatan udara meningkat. Hal tersebut sangat mempengaruhi temperatur efektif, PMV dan PPD. Dari kesembilan titik yang menjadi titik ukur, didapatkan empat titik yang memiliki nilai yang lebih signifikan daripada titik lainnya yakni titik A, C, G, dan I dimana keempat titik tersebut merupakan titik terdekat dengan ventilasi bawah. Ttitik dimana terdapat ventilasi bawah yakni titik A, C, G, dan I memiliki suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah dari titik lain, dan kecepatan udara lebih tinggi dari titik lain. Temperatur Efektif juga menurun dan keempat titik tersebut saat ventilasi bawah dibuka memasuki zona nyaman. PMV pada titik-titik ini menurun dan cenderung berada di bawah nilai 0 yang berarti menuju ke arah sejuk dan juga keempat titik ini memasuki zona nyaman menurut ASHRAE Standart 55-2004. PPD pada keempat titik ini meningkat dikarenakan nilai PMV yang menjauhi nilai 0, namun responden merasa nyaman pada keempat titik tersebut. Titik ternyaman menurut responden adalah titik I dengan TE berkisar 24,95˚C, kelembaban udara berkisar 78,9%, kecepatan udara berkisar 0,28 m/s, PMV berkisar -0,09 dan PPD berkisar 16,8%.Dengan begitu keadaan ventilasi terbuka terbukti mempengaruhi kenyamanan termal.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture
ID Code:59784
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:22 Jan 2018 11:45
Last Modified:22 Jan 2018 11:45

Repository Staff Only: item control page