KONTEKS DAN INFERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH DI JEJARING SOSIAL

Setyawati, Nanik (2017) KONTEKS DAN INFERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH DI JEJARING SOSIAL. In: PIBSI XXXIX, 7-8 November 2017, Semarang.

[img]
Preview
PDF
296Kb

Official URL: http://eprints.undip.ac.id/58791

Abstract

Segalasesuatu yang berhubungandengantuturanbergantungpadakonteks yang melatarbelakangiperistiwatuturanitu.Pembacawacana motivasi juga harusdapatmengambilpengertian, pemahaman, ataupenafsiransuatumaknatertentu (inferensi). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konteks dan inferensi dalam wacana motivasi Mario Teguh di jejaring sosial. Metode penyediaan data yang dipergunakan adalah metode simak dengan teknik sadap (penyadapan di jejaring sosial dari aplikasi di facebook), sedangkan teknik lanjutan yang dipergunakan adalah teknik simak bebas libat cakap.Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan, subjenis, alat penentunya ialah kenyataan yang ditunjuk atau diacu oleh bahasa atau referen bahasa dan orang yang menjadi mitra wicara. Teknik dasar yang dipergunakan adalah teknik pilah unsur penentu atau teknik PUP. Alatnya adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya, yaitu daya pilah referensial dan daya pilah pragmatis. Metode penyajian informal dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu perumusan dengan kata-kata biasa. Pada wacana motivasi Mario Teguh di jejaring sosial ditemukan adanya: (i) prinsip penafsiran lokasional ditemukan kehidupan manusia dalam kondisi mengalami kesulitan, kondisi untuk melakukan hal-hal yang baik dan meninggalkan yang buruk, kondisi bersama dengan orang lain dapat menjaga sikap, dan kondisi yang harus selalu bersemangat, kondisi menjadi orang yang bisa mengusahakan untuk dirinya; (ii) prinsip penafsiran temporal didapatkan saat orang mendapatkan penghinaan dari orang lain, saat memulai untuk menjadi pribadi yang lebih baik, saat harus meninggalkan hal-hal yang buruk, saat seseorang mengalami penderitaan sebelum berumah tangga, saat seseorang sedang mengalami keterpurukan, saat meninggalkan kesedihan untuk meraih kebahagiaan, saat kehilangan masa mudanya menginjak masa tua, dan saat seseorang memasuki masa yang produktif meraih kesuksesan; (iii) prinsip analogi dapat diuraikan makna tentang pengemis “orang yang meminta-minta”, waktu “kesempatan yang dimanfaatkan sebaik-baiknya”, kelas “kedudukan” atau “posisi”, kekayaan “sesuatu yang sangat berharga”, dan peminta-minta “orang yang membeli kebaikan orang lain dengan uang”; dan (iv) pada inferensi ditemukan orang yang semakin dewasa karena pernah mengalami kegagalan, kebahagiaan istri yang membuat suami lebih berwibawa, keikhlasan hamba dalam menerima kebenaran Sang Khalik. Kata Kunci: konteks, inferensi, wacana, motivasi

Item Type:Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P1-1091 Philology. Linguistics > P101-410 Language. Linguistic theory. Comparative grammar > P121-149 Science of language (Linguistics)
ID Code:58791
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:03 Jan 2018 08:55
Last Modified:03 Jan 2018 08:55

Repository Staff Only: item control page