Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Kawasan Wisata Air Waduk Jatibarang – Kota Semarang

Abstract

Kota Semarang memiliki tempat wisata yang cukup beragam. Di antaranya adalah wisata sejarah dan arsitektur dengan objek andalan Lawang Sewu dan Kota Lama Semarang. Ada juga berbagai jenis museum serta pusat kesenian dan kebudayaan seperti Museum Ranggawarsita, Museum Rekor Dunia Indonesia, Museum Mandala Bhakti, Taman Budaya Raden Saleh, Semarang Contemporary Art Gallery, dan masih banyak lagi. Semarang juga memiliki wisata alam yang cukup potensial. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah Kawasan Ekowisata Waduk Jatibarang Semarang. Waduk Jatibarang selain untuk mengatasi masalah banjir juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata di Kota Semarang. Salah satu objek yang menarik di Waduk Jatibarang adalah adanya Goa Kreo yang menurut sejarah merupakan Petilasan Sunan Kalijaga. Di kawasan goa tersebut banyak terdapat kera ekor panjang yang menurut legenda membantu Sunan Kalijaga mengangkut kayu - kayu jati untuk saka pembangunan masjid. Waduk Jatibarang juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata air dan ekowisata, seperti yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Waduk Jatibarang. Lingkungan di sekitar waduk juga sangat mendukung untuk destinasi wisata dengan adanya Desa Wisata Kandri Kecamatan Gunungpati. Uraian di atas menjadi latar belakang munculnya gagasan bahwa diperlukannya pengembangan Kawasan Wisata Air dan Ekowisata Waduk Jatibarang sehingga Waduk Jatibarang tidak hanya bermanfaat untuk sumber air baku dan solusi banjir, namun juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu destinasi wisata utama di Semarang dan meningkatkan industri pariwisata di Kawasan Waduk Jatibarang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Pariwisata, Wisata Air, dan Wisata Air Waduk. Dilakukan juga tinjauan mengenai Waduk Jatibarang, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Waduk Jatibarang. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Arsitektur Neo Vernakular. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan kontekstual. Pemilihan tapak berdasarkan data eksisting yang ada pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Waduk Jatibarang.