DIPONEGORO CONVENTION CENTER KOTA SEMARANG

Abstract

Pada tahun 2017, Universitas Diponegoro menyandang predikat Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Dari kebijakan itu, berarti Universitas Diponegoro memiliki hak otonomi pada bidang keuangannya. Dalam merespon hal tersebut, terdapat rencana Universitas Diponegoro untuk memanfaatkan sebagian lahan kampus Undip Pleburan sebagai kawasan komersil di masa depan karena kegiatan perkuliahan akan dipindahkan secara keseluruhan ke kampus Undip Tembalang. Di samping itu, Kota Semarang terus mengalami perkembangan menuju kota destinasi wisata dengan konsep Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) andalan Provinsi Jawa Tengah. Melihat perkembangan tersebut, Semarang harus memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menampung kegiatan MICE, baik dengan lingkup lokal, nasional, maupun internasional. Untuk menampung kegiatan MICE berskala besar, dibutuhkan kira-kira kapasitas ruangan sebesar 3000 orang atau lebih. Di Semarang, jumlah gedung konvensi yang memiliki kapasitas sebesar 3000 atau lebih masih cenderung kurang. Berakar dari dua permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pembangunan gedung konvensi, yaitu Diponegoro Convention Center, beserta fasilitas-fasilitas pendukungnya yang dikelola oleh Universitas Diponegoro dan dapat mengakomodasi kegiatan konvensi berskala besar sekaligus menjadi sumber pendapatan untuk instansi Universitas Diponegoro itu sendiri. Langkah awal yang dilakukan yaitu memahami definisi convention center, jenis-jenis kegiatan MICE, dan studi preseden terhadap beberapa convention center yang ada di Indonesia. Langkah selanjutnya adalah meninjau lokasi yang akan dibangun, yaitu kawasan kampus Universitas Diponegoro Pleburan, masterplan pengembangan dan komersialisasi Undip, serta peraturan daerah setempat yang berlaku. Dilakukan juga peninjauan dengan pendekatan arsitektual, fungsional, teknis, kinerja, kontekstual, serta analisis pemilihan lokasi tapak berdasarkan masterplan yang ada.