Setyawati , Rukni (2012) ASPEK SOSIAL BUDAYA, DAN KEPRIBADIAN INDIVIDU SEBAGAI JEMBATAN PEMERTAHANAN BAHASA IBU. In: International Seminar Language Maintenance and Shift II. ISSN: 2088-6799, 5-6 Juli 2012, Hotel Pandanaran Semarang.
| PDF 6Mb |
Official URL: http://lamas.undip.ac.id
Abstract
Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat (Taylor dalam Suriasumantri, 1988:261). Kuntjaraningrat (1974) dalam Suriasumantri (1988:261) secara lebih terperinci membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem matapencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan. Kebudayaan, atau sistem budaya yang terdiri dari empat kelompok lambang yaitu, kelompok lambang keagamaan/ kepercayaan, kelompok lambang ilmu pengetahuan, kelompok lambang etika, diwariskan atau diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Pewarisan kebudayaan itu hanya dapat terlaksana, karena adanya suatu alat komunikasi antarmanusia, antargenerasi, yaitu bahasa. Bahasa- ibulah yang pertama kali mengembangkan penalaran, emosi, maupun kehendak anak manusia melalui eksplorasinya terhadap makhluk dan benda di sekelilingnya. Jadi, bahasa-ibu dapat menjadi jembatan antara sistem sosial budaya dengan sistem kepribadian individu. Hanya lewat bahasa- ibulah terjadi proses internalisasi kebudayaan umum ke dalam individu-individu dalam suatu masyarakat. Kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu dengan yang lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia (Hall dan Lindzey, 1970 dalam Kuswara, 1991:45). Rogers menekankan bahwa dunia batin atau dunia subjektifitas individu adalah pemberi pengaruh yang paling besar atas tingkah laku individu tersebut. Bahwa manusia hidup dalam dunia perasaan, emosi-emosi, nilai-nilai atau makna-makna subjektifnya (Freud dalam Koswara, 1991:11). Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat komunikasi antardaerah dan antarkebudayaan. Sebagai lambang kebangsaan bahasa Indonesia mampu mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan kita (Maidar, 1991:34). Selain yang tersebut di atas, bahasa juga sebagai sarana komunikasi antarmanusia yang kita sebut sebagai fungsi komunikatif. Selanjutnya bahasa yang fungsinya sebagai sarana budaya untuk mempersatukan kelompok manusia yang menggunakan bahasa, kita sebut sebagai fungsi kohesif atau intregatif. Bahasa akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pergantian zaman. Tantangan kita pada kondisi saat ini dimana perkembangan sosial budaya yang sangat maju dengan cepat sesuai perkembangan zaman, apakah akan mempengaruhi kepribadian anak bangsa sehingga akan mengancam bahasa ibu pada generasi-generasi kita selanjutnya.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bahasa ibu, sosial budaya, kepribadian individu |
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic |
ID Code: | 54247 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 16 Jun 2017 11:33 |
Last Modified: | 23 Feb 2018 09:29 |
Repository Staff Only: item control page