ANALISIS KONTRASTIF KATA "LANANG" DAN "WADON" Suatu Tinjauan Sosiosemantik untuk Mengungkap Status Wanita Jawa

Abstract

I. Pengantar Berdasarkan informasi lapangan atau data empiris yang diperoleh oleh Amin Yitno dalam makalahnya berjudul "Gejala Matrifokalitas di Masyarakat ]awa" (1985) dapat disimpulkan bahwa keasimetrisan hubungan antara status pria dan wanita Jawa sejak dulu hanya terjadi pada ka-langan priyayi. Pada kalangan wong cilik, bahkan ibu atau wanita me-rupakan tokoh sentral di dalam keluarga: matrifokalitas itulah yang terjadi pada masyarakat Jawa. Modernisasi hanyalah memperkuat status kebilateralan hubungan status tersebut. Informasi empirik tersebut di atas sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dianggap luhur yang tertuang dalam berbagai karya sastra kuna yang jelas-jelas memberi pedoman atau petunjuk perilaku yang sekaligus juga menggambarkan status wanita Jawa yang ideal atau yang diingin-kan. Kenyataan ini barangkali bisa dijadikan sebagai petunjuk tentang te-lah adanya perubahan atau pergeseran nilai sosial pada masyarakat Jawa. Dalam tulisan ini terlebih dahulu akan dikemukakan informasi non-empirik yang dimuat dalam buku-buku yang dianggap sebagai sumber ajaran adiluhung. Dalam Pengkajian Sastra Jawa (1987) dikemukakan se-jumlah nilai-nilai kewanitaan yang dimuat dalam empat buah buku ber-ujud karya sastra kuna yakni Serat Nitimani, Serat Yajnyasusila, Serat Warayagnya, dan Serat Rajabrana. Dari keempat buku tersebut berhasil disarikan beberapa butir pernyataan yang tampak jelas merefleksikan si-kap yang seksis benar. Butir-butir pernyataan tersebut adalah sebagai berikut. a. Gemi