Fithryani , Nur (2015) Manajemen Konflik dalam Budaya Kolektivistik (Kasus pada Kelompok Punk Muslim dan Kelompok Dominan). Masters thesis, Master Program in Communication Science.
| PDF - Published Version 174Kb | |
| PDF - Published Version 244Kb | |
| PDF - Published Version 465Kb | |
| PDF - Published Version 229Kb | |
| PDF - Published Version 136Kb | |
| PDF - Published Version 263Kb |
Abstract
Punk Muslim adalah sebuah kelompok yang dibentuk untuk menampung anak-anak jalanan terutama yang tergabung dalam kelompok Punk jalanan untuk memberikan pemahaman tentang agama secara mendalam serta memberikan pendidikan non-formal dengan harapan agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Stereotip yang berkembang mengenai kelompok Punk yang identik dengan tindak kekerasan dan kriminalitas berdampak buruk pada kelompok Punk Muslim saat tinggal di Jl. Swadaya III, Pulogadung dan bergabung dengan perkampungan warga. Stereotip tersebut menimbulkan prasangka yang menyebabkan beberapa konflik di antara kelompok Punk Muslim dengan warga setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman kelompok Punk Muslim dalam melakukan komunikasi dengan kelompok dominan, untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik antara kelompok Punk Muslim dan kelompok dominan serta untuk mengetahui pengalaman manajemen konflik yang dilakukan Punk Muslim dan kelompok dominan Landasan teoritik dari studi ini adalah genre interpretif, yaitu pemikiran yang berusaha menemukan makna dari suatu tindakan atau teks dan untuk mengkaji pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Studi ini merujuk pada gagasan fenomenologi. Asumsi pokok dari gagasan fenomenologi adalah bahwa orang secara aktif akan menginterpretasikan pengalaman mereka dengan memberikan makna terhadap apa yang mereka lihat. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif, dengan cara melakukan wawancara mendalam terhadap empat orang informan dari kelompok Punk Muslim dan empat orang informan dari warga Jl. Swadaya III, Pulogadung. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa manajemen konflik yang dilakukan Punk Muslim dan warga berbentuk diskusi yang bersifat kekeluargaan, adanya bantuan pihak ke tiga sebagai mediator konflik, perubahan penampilan anggota Punk Muslim dengan cara meninggalkan atribut Punk nya, pemisahan diri dari sebagian kelompok yang tidak menerima kehadiran Punk Muslim serta dengan mengadakan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial bersama, maka dari hal-hal tersebut kelompok Punk Muslim dan warga setempat saat ini dapat hidup berdampingan dengan rukun. Kata kunci: Manajemen konflik, Punk Muslim, Kelompok Co-Cultural Punk Muslim ia a group formed to accommodate street children, especially those who are belonging to the Street Punk group, to provide a depth understanding of Islam as well as providing non-formal education with a hope that it would enhance their lives. The punk group has been labeled negatively and often associated with violence and criminality. This negative labels have adversely affected the Punk Muslim who settled at Jl. Swadaya III Pulogadung and interact with the local residents. The stereotypes often created prejudice that led to some conflicts between Punk Muslim and the local residents as the dominant group. The purposes of this study is to determine about Punk Muslim’s experience in communicating with the dominant group, to determine the cause of the conflicts between Punk Muslim and the dominant group as well as to determine the experience of conflict management between Punk Muslim and the dominant tgroup. The theoretical basis of this research is the interpretive genre which is an idea that is trying to find the meaning of an action or text and to assess the human experience in interacting with other people. This study refers to the idea of phenomenology. The main assumption in the phenomenology is the idea that people will actively interpret their experiences by giving meaning to what they see. This study used a qualitative method, by conducting some in-depth interviews with four informants from Punk Muslim and four informants from the local residents as the dominant group. The results showed that the conflict management applied by Punk Muslim and the local residents, which in the form of a discussion, supports by the third party to mediate the conflicts, the change of the appearance of Punk Muslim's members by leaving their Punk attributes, separate themselves from some groups that do not accept the presence of Punk Muslims, as well as to conduct religious and social activities together, has successfully made Punk Muslim and the local residents live together in harmony. Keywords: Conflict Management, Punk Muslim, Co-Cultural Group
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Communication Science |
ID Code: | 48746 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 03 May 2016 11:06 |
Last Modified: | 03 May 2016 11:06 |
Repository Staff Only: item control page