Imran, Ali and Wijayanti, Wijayanti and Darmawan, Prof. Ir. Edy (2012) PENATAAN KAWASAN SUNGAI CISADANE MENJADI TANGERANG RIVERFRONT AREA. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
| PDF 157Kb | |
| PDF 92Kb | |
| PDF 129Kb | |
| PDF 124Kb | |
| PDF 86Kb | |
| PDF 95Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 4Mb | ||
| PDF 168Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 22Mb | ||
| PDF 114Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 2641Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 113Kb | ||
| PDF 96Kb | |
| PDF 128Kb |
Abstract
Kota Tangerang memiliki lokasi yang strategis, didukung aksesibilitas yang baik dengan kota Jakarta, sebagai pusat orientasi wilayah. Hal ini merupakan daya tarik bagi perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa komersial/pergudangan, industri serta perumahan. Perbaikan ekonomi yang secara berangsur terjadi di Indonesia, telah membawa pengaruh yang baik pada perkembangan perekonomian di kota Tangerang. Kemapuan investasi swasta, secara berangsur meningkat, terutama di bidang perdagangan, industri dan pergudangan (sebagai penampung aktivitas koleksi dan distribusi hasil dan kebutuhan kegiatan industri). Hal ini memberikan kontribusi yang berarti bagi kegiatan pembangunan di kota Tangerang. Sebagai konsekuensinya, pemerintah kota Tangerang harus mampu menyediakan fasilitas yang memadai dan mendukung kegiatan tersebut, misalnya menyediakan fasilitas gudang, perkantoran, transportasi yang memadai dan fasilitas lainnya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan penataan dan pengendalian ruang dan jalan serta lingkungan. Perkembangan kota yang pesat sebagai akibat dari aktivitas ekonomi yang tinggi, menuntut kejelian dan kearifan dalam menata bangunan dan lingkungan. Penataan bangunan dan lingkungan dalam suatu kawasan maupn suatu koridor tidak boleh terlepas dari rencana tata ruang yang sudah ada. Selama ini kota Tangerang berkembang dengan cepat sebagai kota perdagangan dan industri, dengan sejumlah permukiman baru, namun terdapat kesan bahwa kota Tangerang mulai kehilangan jati dirinya yang historis, bahwa tidak ada tempat yang berfungsi sebagai pusat kota yang merupakan ruang publik (public space) di mana masyarakat bisa berinteraksi dengan kotanya. Orientasi emosional masyarakat, khususnya generasi muda saat ini adalah ke pusat perbelanjaan seperti mall, bukan dengan pusat kota. Sehingga makin kehilangan landmark yang khas, yang dapat menjadi ikatan rasa antara masyarakat dan kota, serta dapat menjadi tujuan wisata bagi penduduk dalam dan luar kota. Istilah seperti plaza atau town square yang dalam bahasa Indonesia adalah alun-alun, telah mengalami appropriation & commodification oleh dunia usaha, telah menjadi simulacra atau ‘petanda kosong’. Maka kota Tangerang
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 41210 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 06 Jan 2014 08:55 |
Last Modified: | 11 Feb 2014 09:29 |
Repository Staff Only: item control page