-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN MELATONIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, LDL DAN HDL DARAH
WISTAR YANG DIBERI DIET KUNING TELUR
 
-
 

Kolesterol LDL
Oleh karena diketahui melalui uji Shapiro-Wilk bahwa sebaran data tidak normal (p=0,001), maka dilakukan uji statistik non parametrik Mann-Whitney. Kadar kolesterol LDL kelompok kontrol adalah 11,6±3,7 dan kelompok perlakuan adalah 7,1±4,2 (p=0,013), maka didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, karena p<0,05.
Pengaruh pemberian suplemen hormon melatonin terhadap kadar kolesterol LDL dalam darah dapat dilihat dari Gambar 3.

PEMBAHASAN

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pemberian suplemen melatonin dengan dosis 0,0054mg per 200gramBB selama 14 hari pada tikus yang diberi diet kuning telur dan injeksi adrenalin i.v, didapatkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus yang tidak diberi suplemen melatonin. Sedangkan perbedaan tinggi kadar kolesterol HDL tidak bermakna. Hal ini dapat berarti bahwa melatonin belum memberikan khasiat yang berarti terhadap kadar kolesterol HDL darah dalam waktu 14 hari, atau melatonin tidak memiliki khasiat yang berarti terhadap kadar kolesterol HDL darah. Mekanisme dari penurunan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL belum diketahui.
Kadar kolesterol total dan LDL akan meningkat dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya kemampuan atau aktivitas reseptor LDL. Keadaan ini akan membuat LDL dalam darah meningkat sehingga resiko terjadinya atherosklerosis juga akan meningkat.8
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa peningkatan kadar kolesterol total serum merupakan salah satu indikator adanya kerusakan jaringan tubuh akibat radikal bebas. Tubuh kita mempertahankan level optimum dari kadar kolesterol total seperti keseimbangan yang kuat antara subkomponennya. Mekanisme feedback negatif akan terjadi ketika rata-rata sintesis endogen tubuh turun dimana kebutuhan meningkat, oleh sebab itu kadar kolesterol total yang bersirkulasi dipertahankan konstan. Semakin tinggi level radikal bebas, semakin tinggi kadar kolesterol total.9
Kolesterol yang teroksidasi adalah sebuah pembangkit radikal bebas, dan terikat pada kolesterol LDL dari hati menuju ke sel. Sebagai hasilnya, semakin tinggi kadar kolesterol LDL, semakin tinggi resiko dari penyakit kardiovaskuler.9
Radikal bebas adalah zat kimia dengan elektron yang tidak berpasangan. Jika sebuah elektron ditambahkan O2 maka radikal superoksida anion O2- terbentuk. O2- dikurangi dengan superoksida dismutase menjadi H2O2 dimana pada konsentrasi tinggi sangatlah beracun dan dapat direduksi menjadi OH. Radikal hidroksil (OH) merusak sel-sel. Melatonin sangat efisien untuk menetralisir OH.10
Melatonin merupakan sebuah hormon induk yang merangsang keluarnya berbagai hormon lain. Hormon-hormon ini mengatur banyak proses metabolisme tubuh, dari pencernaan sampai menstruasi, dan di seluruh tubuh, melatonin bertindak langsung atas sel-sel sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.11
Melatonin diketahui paling efektif sebagai pemakan racun radikal bebas yang memicu kerusakan DNA. Melatonin diambil secara cepat oleh otak. Melatonin in vitro lebih efektif daripada glutathione dalam membuang radikal bebas. Melatonin juga menstimulasi enzim antioksidan utama dalam otak yaitu glutathione peroksidase. Melatonin in vivo merupakan antioksidan yang sangat poten.10
Melatonin memiliki peranan penting dalam proses penuaan akan tetapi jumlah melatonin yang diproduksi tubuh semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan kelenjar pineal, seperti bagian lain dari otak, sel-selnya tidak dapat beregenerasi. Selain itu endapan kalsium menumpuk dari waktu ke waktu. Para peneliti berspekulasi bahwa akumulasi endapan kalsium dalam kelenjar pineal lambat laun menghilangkan fungsi kelenjar pineal tersebut. Pada usia tua degenerasi ini menyebabkan kelenjar pineal pada akhirnya tidak memproduksi melatonin.11,12

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang