|
|
Kemokin bertanggungjawab terhadap kemotaksis dan akumulasi makrofag dalam garis lemak. Aktivasi monosit dan sel T menimbulkan pemacuan reseptor di permukaan (misalnya; molekul mirip musin yang mengikat selektin, integrin yang mengikat molekul adesi superfamili imunoglobulin), dan reseptor yang mengikat molekul kemoatraktan. Interaksi reseptor-ligan itu, selanjutnya mengaktivasi sel mononuklear, menginduksi proliferasi sel dan membantu menentukan dan melokalisasi respon inflamasi di tempat lesi.2,4
Disintegrin (metalloproteinase-like, disintegrin-like, MDCs), molekul yang baru saja ditemukan, diindentifikasi pada endotel, miosit dan makrofag. Protein transmembran ini berperan dalam interaksi antar sel, mengandung sekuens metalloproteinase di segmen ekstraselnya dan dapat mengaktifkan TNF-. Disintegrin tidak terdapat di arteri normal, namun MDC15 terdapat pada lesi aterosklerotik. Molekul adesi di permukaan lekosit (misalnya L-selektin) bisa dipecah oleh metalloproteinase (L-selektin sheddase), sehingga dalam kondisi inflamasi kronik, dianjurkan menghitung molekul selubung dalam plasma, sebagai penanda respon inflamasi yang terus berlangsung. Disintegrin berperan dalam proses penyelubungan (shedding).2,4
Peran monosit dan imunitas
Monosit merupakan prekursor makrofag di semua jaringan dan terdapat di setiap fase aterogenesis. Makrofag derivat monosit adalah pemangsa dan sel penyaji antigen (antigen-presenting cells/APC) yang mensekresi sitokin, kemokin, molekul pengatur pertumbuhan, metalloproteinase dan enzim hidrolitik lainnya. Sel mononuklear yang terus menerus masuk, bertahan hidup, bereplikasi dalam lesi, sebagian tergantung pada MCSF dan GMCSF untuk monosit dan faktor IL-2 untuk limfosit. Secara in vitro, pajanan terus menerus terhadap MCSF, memungkinkan makrofag bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam lesi. Sebaliknya, sitokin inflamasi (misalnya IFN-) mengaktifkan dan menginduksi makrofag (dalam kondisi tertentu) untuk memprogramkan diri menjalani kematian sel (apoptosis). Jika hal ini terjadi in vivo, maka makrofag bisa terlibat dalam inti nekrotik yang merupakan ciri khas lesi kompleks dan lanjut. Awalnya, diduga hanya miosit yang berproliferasi selama perkembangan lesi aterosklerotik. Namun, akhirnya diketahui bahwa replikasi makrofag derivat monosit dan sel T berperan sama pentingnya. Kemampuan makrofag dalam menghasikan sitokin (misalnya TNF-, IL1 dan TGF-), enzim proteolitik (terutama metalloproteinase) dan faktor tumbuh (misalnya PDGF dan insulin-like growth factor I), berperan penting dalam kerusakan dan perbaikan lesi aterosklerotik.2,4
Pada lesi aterosklerotik in vivo, molekul imunoregulator ligan CD40 bisa diekspresikan oleh makrofag, sel T, endotil, dan miosit. Sedangkan reseptornya (CD40) diekspresikan pada sel yang sama. Pemacuan kedua molekul itu, membuktikan lebih lanjut tentang aktivasi imun pada lesi aterosklerotik. Ligan CD40 menginduksi pelepasan IL-1 oleh sel-sel vaskuler, yang secara potensial meningkatkan respon inflamasi. Inhibisi CD40 dengan memblok antibodi, dapat mereduksi pembentukan lesi pada tikus yang defisien apoE.2,4
Aktivasi dan akumulasi miosit
Untuk memahami faktor penting dalam respon proliferatif dan respon migrasi yang menimbulkan perbedaan dalam organisasi dan pembesaran lesi di cabang arteri yang berbeda, maka perlu memahami derivasi (asal mula) embrionik miosit yang menyusun arteri pada regio yang berbeda. Miosit memiliki asal embrionik berbeda, tergantung pada segmen sistem arterinya. Miosit beberapa vertebrata di pars superior aorta thoracica berasal dari neuroektoderm, sedangkan miosit aorta abdominalis berasal dari mesenkim. Miosit arteri koroner berasal dari sepertiga populasi prekursor mesenkim intrakardia. Perbedaan itu memperlihatkan bahwa miosit di cabang arteri yang berbeda dapat berespon secara berlainan terhadap rangsang yang menyebabkan lesi aterosklerotik. Namun, derivasi embrionik miosit tunika media arteri besar bisa heterogen, dan berkemampuan berbeda dalam proliferasi dan produksi matrik. Perbedaan asal pembentukan miosit tersebut juga menimbulkan perbedaan respon miosit terhadap sitokin, mitogen, faktor kemotaktik atau matriks ekstrasel, dan mungkin menjelaskan perbedaan jenis lesi di arteri perifer dengan lesi di arteri karotis dan arteri koroner.2,4
Next Page >>
<<Previous Page
|
|
|