- | ||||||||||
Nomor 2 | Januari - Juni 2006 |
|||||||||
ARTIKEL TERKINI |
||||||||||
- | ||||||||||
UJI SENSITIVITAS, SPESIFISITAS DAN AKURASI MAMOGRAFI PADA TUMOR PAYUDARA | ||||||||||
- | ||||||||||
Pada tumor jinak pemeriksaan mamografi memberikan nilai sensitivitas (72,7%) dan spesifisitas (73,1%) yang lebih rendah dibandingkan pada tumor ganas. Hal ini dapat disebabkan karena distribusi tumor jinak payudara relatif lebih tinggi pada wanita usia muda, sedangkan pada wanita usia muda payudaranya lebih padat sehingga perbedaan kepadatan tumor dengan jaringan sekitarnya sukar dinilai oleh mamografi. Sensitivitas juga dipengaruhi oleh seleksi pasien, Barlow WE dalam penelitiannya mendapatkan bahwa sensitivitas mamografi pada wanita yang mempunyai tanda dan gejala di payudara lebih tinggi dibanding pemeriksaan mamografi untuk screening dan didapatkan juga bahwa sensitivitas mamografi semakin turun dengan meningkatnya kepadatan/densitas payudara. Akurasi mamografi juga dipengaruhi oleh berat badan pasien, dimana pada wanita obese akan meningkatkan false positif sebesar 20% dibandingkan wanita dengan berat badan normal, karena pada wanita obese jaringan payudaranya menjadi lebih padat sehingga menurunkan kontras gambar. Sensitivitas mamografi juga menurun pada wanita yang menggunakan HRT (hormone replacement therapy), karena HRT meningkatkan kepadatan payudara. Selain itu, adanya faktor subyektifitas serta pengalaman pemeriksa perlu dipertimbangkan sebagai penyebab.9,10,14-17 KESIMPULAN Pemeriksaan mamografi di Bagian Radiologi RS Dr. Kariadi Semarang dapat dipercaya karena menunjukkan angka sensitivitas 81,25% dan spesifisitas 87,5% untuk tumor ganas dan untuk tumor jinak menunjukkan angka sensitivitas 72,7% dan spesifisitas 73,1%. Pada wanita usia diatas 50 dengan klinis tumor payudara maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan mamografi sebagai pilihan utama pemeriksaan penunjang pada tumor payudara sebelum dilanjutkan pemeriksaan penunjang lain. Sedangkan pada wanita usia kurang dari 45 perlu dipertimbangkan pemeriksaan ultrasonografi sebagai pilihan utama pemeriksaan penunjang pada tumor payudara sebelum dilanjutkan pemeriksaan penunjang lainnya. Pada wanita dengan payudara padat selain pemeriksaan mamografi perlu juga dilakukan pemeriksaan ultrasonografi, karena sensitivitas mamografi turun pada payudara yang padat. Spesifisitas mamografi juga dapat ditingkatkan bila dilakukan pemeriksaan secara serial. SARAN Tingginya kemampuan diagnostik mamografi dalam mendiagnosis keganasan payudara, memungkinkan diagnosis keganasan payudara dilakukan dengan cepat dan non invasif. Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan lingkup yang lebih luas agar hasil yang didapatkan mempunyai tingkat kemaknaan yang tinggi.
|
||||||||||
www.m3.undip.org |
||||||||||
Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang |
||||||||||