- | ||||||||||
Nomor 2 | Januari - Juni 2006 |
|||||||||
ARTIKEL TERKINI |
||||||||||
- | ||||||||||
UJI SENSITIVITAS, SPESIFISITAS DAN AKURASI MAMOGRAFI PADA TUMOR PAYUDARA | ||||||||||
- | ||||||||||
HASIL Dari catatan medik di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan jumlah sempel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 48 kasus, dengan jumlah tumor ganas sebanyak 16 kasus (33,3%), tumor jinak 22 kasus (45,8%), lesi lain 10 kasus (20,8%). Tumor ganas yang sering ditemukan adalah jenis karsinoma duktus invasif. Tumor jinak adalah fibroadenoma dan adenoma. Sedangkan lesi lain yang sering ditemukan adalah fibrocystic disease, fibrosis dan abses. Dari 48 sampel yang diteliti didapatkan usia termuda 17 tahun dan usia tertua 64 tahun, dan tabel 1 memperlihatkan insiden kanker payudara tertinggi pada dekade ke lima. Nilai uji diagnostik mamografi pada tumor jinak payudara yang dihitung berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sensitivitas mamografi sebesar 72,7%, spesifisitas 73,1% dan akurasi 72,9%. PEMBAHASAN Diagnosis awal keganasan pada payudara merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga diperlukan alat diagnosis yang dapat mendeteksi adanya kelainan minimal pada payudara. Nilai uji diagnostik yang dihitung berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sensitivitas mamografi untuk tumor ganas bernilai tinggi (81,25%) yang berarti kemampuan untuk menentukan keganasan payudara adalah baik. Jadi bila seseorang dengan diagnosis klinis keganasan payudara dan pada pemeriksaan mamografi menunjukkan hasil positif (ada keganasan) maka dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis keganasan payudara. Berdasarkan nilai spesifitasnya pada tumor ganas yang tinggi (87,5%) mengindikasikan bahwa mamografi mempunyai kemampuan yang spesifik untuk menyingkirkan diagnosis keganasan payudara bila mamografi menunjukkan hasil negatif. Hasil ini sesuai dengan penelitian Makes D yang menyebutkan bahwa mamografi mempunyai sensitivitas sebesar 85% dan spesifisitas 87%. Demikian pula penelitian Tansiro dkk menemukan sensitivitas mamografi sebesar 88% dan spesifisitas 97%. Penelitian Paredes dkk. pada tahun 1995 dengan jumlah sampel 523 wanita dengan usia lebih dari 30 tahun dan mempunyai tanda dan gejala di payudara, juga mendapatkan hasil yang serupa yaitu sensitivitas mamografi sebesar 78.5% dan spesifisitas sebesar 87.5%. Positif palsu dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah dibiopsi, karena biopsi payudara dapat menimbulkan scar yang mirip dengan lesi ganas.8,10,12,13
|
||||||||||
www.m3.undip.org |
||||||||||
Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang |
||||||||||