|
|
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata indeks plak sebelum perlakuan pada kelompok kontrol adalah 0,589±0,34, sedangkan pada kelompok perlakuan adalah 0,386±0,26. Uji Mann Whitney didapatkan perbedaan yang tidak signifikan pada sebelum perlakuan, dengan p=0,012. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keseragaman nilai indeks plak pada kelompok kontrol dan perlakuan, sebelum dilakukan perlakuan. Tabel 1 juga menunjukkan rata-rata indeks plak sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol sebesar 1,186±0,54, sedangkan pada kelompok perlakuan sebesar 0,472±0,27. Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang signifikan pada sesudah perlakuan, dengan nilai p=0,0001.
Hasil selisih penilaian indeks plak gigi pada kelompok kontrol menunjukkan rata-rata sebesar 0,597±0,35, sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan rata-rata sebesar 0,086±0,23. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa terjadi penurunan indeks plak yang lebih besar pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil distribusi yang tidak normal, sehingga dilakukan uji non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan selisih indeks gigi yang bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan, dengan nilai p sebesar 0,0001 (Tabel 2).
PEMBAHASAN
Plak gigi adalah lapisan yang mengandung sisa-sisa makanan dan kumpulan bakteri yang melekat pada permukaan gigi. Jika plak tidak segera dibersihkan maka dapat menimbulkan karang gigi. Penyebab utama penyakit karies adalah akumulasi plak, maka upaya pencegahan dan pengobatan lebih banyak ditujukan untuk mengurangi terjadinya penumpukan plak yang berlebihan di dalam rongga mulut.1,2,10,11
Teh hijau yang kita kenal sebagai minuman sehari-hari berasal dari daun teh yang dikeringkan. Setelah dipetik, daun teh dikeringkan secara cepat dengan oven yang menyebabkan terhentinya proses oksidasi sehingga menjadi kering tetapi tidak berubah warnanya.8
Pada teh hijau, katekin merupakan komponen utama. Menurut “International Symposium on Health and Tea” (1998), dinyatakan katekin pada teh hijau mencapai 210 mg%. Katekin yang terkandung di dalam teh hijau memiliki kemampuan untuk mengurangi pembentukan plak gigi dengan membunuh bakteri penyebab (Streptococcus mutans) dan menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri tersebut.6,7,11
Cao jin dari Hunn Medical University, Cina, melakukan suatu penelitian mengenai teh hijau. Berdasarkan pengaruh katekin terhadap plak gigi, hasilnya menunjukan bahwa jumlah bakteri (Streptococcus mutans) berkurang sehingga pembentukan plak gigi pun berkurang. Apabila dikaitkan dengan katekin yang terkandung dalam teh hijau, maka dapat juga dikemukakan hasil penelitian oleh Hattori dan Sakanaka yang menunjukkan bahwa; katekin pada teh hijau dapat menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri, dan membunuh bakteri kariogenik pada rongga mulut (Streptococcus mutans). Hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa katekin pada teh hijau dapat mengurangi pembentukan plak gigi. 13,14
Next Page >> <<Previous Page
|
|
|