-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  DETEKSI BAKTERI COLIFORM DALAM ES JERUK YANG DIJUAL DI WARUNG SEKITAR KAMPUS UNDIP PLEBURAN  
-
 

PENDAHULUAN

Kebersihan air dan makanan erat kaitannya dengan kesehatan manusia pada umumnya, oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kebersihan air dan makanan yang beredar.1
Manusia memerlukan air dan makanan sebagai sumber nutrisi untuk mempertahankan hidupnya. Di lain pihak, air dan makanan juga berpotensi sebagai sarana penyebaran infeksi serta tempat pertumbuhan bakteri. Water borne diseases seperti kolera, disentri, dan tifus masih terjadi di negara-negara berkembang dan mudah terjadi epidemi jika tidak ada pengendalian pemerintah yang ketat terhadap air minum dan pembuangan limbah.2
Semua sumber air secara alami telah terkontaminasi karena air merupakan pelarut yang universal. Hal yang penting adalah mikroorganisme patogen tidak menyusun bagian flora normal air di daerah mana pun, oleh karena itu air hanya berbahaya jika terkontaminasi oleh sumber tertentu dari luar. Sumber kontaminasi air yang bertanggung jawab terhadap penyebaran penyakit infeksi yang paling sering adalah tinja manusia.2,3
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (E. coli), Enterococcus faecalis, Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli.2,3
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan; a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi, b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan benar, c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik, d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut.4-9
Dari penjelasan di atas, didapatkan perumusan masalah sebagai berikut; apakah terdapat bakteri coliform dalam es jeruk yang dijual di warung sekitar kampus Undip Pleburan, dan apakah ada hubungan antara perilaku higienitas penjaja dalam pengolahan minuman dengan kualitas bakteriologis es jeruk yang dijual?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kebersihan es jeruk yang dijual di warung sekitar kampus Undip Pleburan, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui kualitas kebersihan es jeruk, sebagai informasi atau bahan pertimbangan sebelum mengkonsumsi, dan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut di kemudian hari.

METODE

Bidang ilmu penelitian ini adalah Mikrobiologi Kedokteran, dengan obyek warung makanan di sekitar kampus Universitas Diponegoro, Pleburan Semarang. Penelitian dilakukan pada es jeruk yang di warung sekitar kampus Universitas Diponegoro, Pleburan. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai pada bulan Maret hingga bulan Juni 2005. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional. Sampel es jeruk diambil dari warung yang berbeda, dimana dari tiap warung diambil dua sampel es jeruk. Pengambilan sampel sebanyak satu kali, jumlahnya sesuai satu porsi es jeruk. Bahan yang diperlukan yaitu 30 sampel es jeruk, media Lactose Broth, media BGLB, media MacConkey, media TSIA, Indol, Methyl Red, Voges Proskauer, Citrat, Semisolid dan Urea Broth. Kriteria perilaku higienitas penjaja dalam pengolahan minuman dinilai dengan observasi. Pemeriksaan 30 sampel meliputi Presumptive test untuk mendapatkan nilai MPN dengan media Lactose Broth, dilanjutkan dengan Confirm test menggunakan BGLB, kemudian ditanam pada media MacConkey. Pada tahap akhir dilakukan Differential test dengan TSIA dan IMVIC MU. Sebagai kontrol negatif digunakan media tanpa intervensi dengan sampel. Data primer yang didapat dari nilai MPN dan data kuesioner diolah dengan uji Chi-square menggunakan SPSS for windows 12.0 dengan taraf signifikansi p≤0,05.10,11

 

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang