-
   
  Nomor 3  
Juli - Desember 2006
 
 
 
ARTIKEL ASLI
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
 
PAST ISSUE

M3 Nomor 2

   
  EFEK PEMBERIAN LIGNIN, CELLULOSA & AMORPHOPHALLUS ONCOPHYLLUS TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK KOLON TIKUS WISTAR (Penelitian eksperimental laboratorik pada tikus Wistar yang diinduksi 1,2 DMH subkutan, diet tinggi lemak dan protein)
-

Potensi lignin maupun A. oncophyllus dalam menghambat proses karsinogenesis kolon mempunyai efek preventif yang setara. Jadi, meskipun ada perubahan bermakna dari penambahan A. oncophyllus yang mengandung lignin, glukomannan serta cellulosa pada penghambatan proses karsinogenesis kolon, namun walaupun hanya dengan pemberian lignin saja, juga telah mampu menghambat proses karsinogenesis kolon.11,12
Paparan karsinogenesis secara terus menerus menimbulkan jejas pada sel, yang apabila tubuh tidak dapat memperbaikinya akan memicu terjadinya perubahan jaringan seperti terjadinya kripte abberan (Abberrant crypts). Kripte abberan mula-mula ditemukan pada kolon binatang dalam penelitian eksperimental binatang yang dipapari bahan karsinogen, dan struktur yang sama dapat ditemukan juga pada manusia. Secara mikroskopis, terdapat gambaran hiperplastik dan kadang diketemukan fokus displasia.14,15 Kripte abberan dapat dijelaskan sebagai bentuk awal dari suatu adenoma atau dapat disebut mikroadenoma.16,17 Kripte abberan kemungkinan besar dapat sebagai prekusor karsinoma kolon.18
Dalam umbi A. oncophyllus mengandung glukomannan, cellulosa dan lignin sebagai serat. Kritceysky dan Cumming menyatakan bahwa di kolon, selulosa akan mengalami fermentasi oleh bakteri anaerob menjadi asam lemak rantai pendek seperti asam butirat, asam propionat dan asam asetat. Menurut Emenaker dan Basson butirat mampu menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, menghambat proliferasi sel kolon, serta menormalkan resistensi sel kanker yang pertumbuhannya tak terkendali untuk mulai program apoptosis dan menghambat invasi sel kanker. Sedangkan Johnson mengemukakan bahwa butirat berperan dalam penurunan senyawa radikal bebas hidrogen peroksida yang mampu merusak DNA. Butirat dapat berperan meningkatkatkan kekuatan sistem imun karena perannya sebagai sumber energi bagi sel kolonosit, sehingga menstimuli proliferasi sel epitel dan pembebasan sejumlah sitokin sebagai mediator pengaturan fungsi sel imun (seperti IL-8) yang mampu meningkatkan migrasi kolonosit pada jaringan yang terjejas, sehingga secara dini akan dapat mengeliminasi sel-sel yang mengalami perubahan. Macfarlan dan Cumming menyatakan bahwa butirat dapat memperpanjang waktu pembelahan diri dan memperpanjang perkembangan alur pertumbuhan kanker kolorektal melalui perannya dalam menstabilkan kromatin selama pembelahan sel. Studi ini membuktikan bahwa potensi cellulosa bersama lignin dan glukomannan dalam A. oncophyllus dapat mencegah karsinogenesitas kanker kolon. 18-20
Glukomannan dalam A. oncophyllus yang tidak tercerna sempurna menghasilkan produk yang dinamakan ressistant starch yang dapat berperan sebagai prebiotik dalam kolon dalam perannya sebagai substrat untuk fermentasi bakteri komensal dan juga akan turut memacu dan mendukung pertumbuhan bakteri komensal seperti Lactobacillus sp dan Biffidobacillus sp (bakteri pembentuk asam laktat) sehingga akan mengembalikan ekositem populasi bakteri dalam kolon. Oleh bakteri komensal dalam kolon ressistant starch akan difermentasi menjadi short chain fatty acid, asam laktat dan bakteriosin yang mampu menghambat pertumbuhan Streptococci dan Clostridia yang menghasilkan senyawa karsinogen. Keberadaan bakteri pembentuk asam laktat (Lactobacilus dan Biffidobacillus sp) akan dapat mempertahankan pH kolon tetap rendah dan ini dapat berperan penting menghambat 7-alpha hidroksilase yang mengkatalisis perubahan asam empedu primer menjadi asam empedu sekunder (berfungsi sebagai promotor kanker). PH rendah juga akan menghambat reaksi kondensasi amin sekunder dan nitrit menjadi nitrosamin dengan bantuan bakteri pH netral melaui peran antibiotiknya. Bakteri pembentuk asam akan mempertahankan pH tetap rendah sehingga dapat berfungsi sebagai sterilisasi asam. Dalam hal ini ressistant starch berperan sebagai antibiotik alami yang mampu membunuh bakteri jahat tanpa mengganggu pertumbuhan bakteri komensal.18-20
Kelemahan penelitian ini yaitu menggunakan tikus, sehingga sulit digeneralisasikan pada manusia. Juga karena ketidaksesuaian dosis yang diberikan dengan dosis seharusnya menurut berat badan. Berat badan tikus berubah tiap harinya. Namun untuk mempermudah proses penelitian pemberian A. oncophyllus dihitung berdasarkan berat badan rata-rata.

SIMPULAN

Pemberian diet lignin, cellulosa, dan A. oncophyllus menimbulkan pengaruh perbaikan skor histopatologik kolon Wistar yang diinduksi 1,2 DMH subkutan, diet tinggi lemak dan tinggi protein, dimana efek A. oncophyllus adalah yang paling baik.

SARAN

Penelitian semacam ini perlu dilakukan lagi, dengan melihat parameter pengukuran karsinogenesis di tingkat seluler misalnya dengan menghitung jumlah sel yang mengalami apoptosis, ataupun di tingkat molekuler dengan menghitung ekspresi gen supresor tumor dan lain-lain.

 

Next Page >>

<<Previous Page

 

 
     
www.m3undip.org
 

Berdiri tahun 2005, dipulikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang