PENGARUH EXISTENSI PEMATAHAN SINAR PADA FASADE BANGUNAN TERHADAP EFISIENSI PEMATAHAN BEBAN ENERGI AC DI DAERAH TROPIS LEMBAB (Studi Kasus Gedung Kantor Sekwilda TK. I Jawa Tengah Semarang)

Patiunus, RM. (1997) PENGARUH EXISTENSI PEMATAHAN SINAR PADA FASADE BANGUNAN TERHADAP EFISIENSI PEMATAHAN BEBAN ENERGI AC DI DAERAH TROPIS LEMBAB (Studi Kasus Gedung Kantor Sekwilda TK. I Jawa Tengah Semarang). Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
5Mb

Abstract

Perkembangan bentuk Arsitektur di Indonesia telah maju dengan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diiringi dengan bidang rekayasa dan produk material. Bentuk-bentuk arsitektur, modern, post modern, internasional style yang menganut faham : "Form Follows Function" sangat berkembang dengan cepat sehingga kebera-daannya mendominasi wajah arsitektur perkotaan di negara kita, penampilan bentuk "Box" (Kotak), dan mengexpresikan dinding kaca merupakan ciri khas dari penampilan bangunan ini. Secara lugas Bapak Eko Budiharjo Anggota Dewan Riset Nasional mengatakan bahwa bentuk penampilan arsitektur ini • adalah Arsitektur Porno seperti manusia berdiri tanpa Busana. Kekeliruan lain yang barns kita atasi bahwa bentuk¬bentuk tersebut dirancang tanpa memperhatikan kondisi iklim setempat. Bangunan yang dibalut dinding kaca tanpa diberi penghalang masuknya radiasi sinar matahari, pengetahuan klasik tentang "Efek Rumah Kaca" tidak banyak diperhatikan, gelombang pendek yang masuk melalui dinding kaca akan berubah menjadi gelombang panjang sesampai didalam ruangan dan ini tidak dapat ditranmisikan lagi keluar dinding kaca (keluar bangunan), akibatnya akan terjadi akumulasi panas didalam bangunan. Penggunaan dinding kaca sebagai pembalut kulit bangunan atau sebagai atrium banyak dijumpai pada negara yang beriklim moderat seperti Eropa. Hal ini banyak membentu dalam usaha efisiensi energi penerangan dan pemanas ruangan, terutama pada mu•im dingin dimana akumulasi panas dalam bangunan akibat dari efek rumah kaca diharapkan terjadi dan ruangan menjadi hangat. Seandainya ide tersebut diterapkan pada bangunan di daerah yang beriklim tropis seperti di Indonesia hasilyatidak akan menguntungkan, ruang dalam bangunan akan terasa panas, seandainya bangunan tersebut dilengkapi dengan sistem tata udara secara aktif (memakai AC) energi pendinginan yang diperlukan akan menjadi besar, akibat aknmulasi panas dalam bangunan sebagai hasil efek rumah kaca itu. Akibat lain yang akan terjadi luar bangunan efek Binding kaca akan menaikkan suhu di sekitar bangunan, serta menimbulkan efek silau terhadap manusia yang ada di ling-kungannya. Untuk mengatasi hal tersebut diatas sangatlah arif dan bijaksana jika kita memakai prinsip-prinsip perencanaan berdasarkan iklim untuk negara kita yang terletak dikawasan tropis lembab, sinar matahari yang menyinari dalam bangunan harus diberi pematahan sinar sehingga panas yang masuk kedalam bangunan melalui dinding kaca dan material lainnya tidak berlebihan. Dari fenomena yang timbul pada saat ini terlihat adanya penyimpangan makna bentuk arsitektur jika ditinjau dari sudut pandang iklim lingkungannya terutama pada penam-pilan fasade bangunan. Kiranya dari tesis ini penulis mencoba mensiasati makna sebuah bentuk fasade bangunan melalui kondisi iklim lingkungannya yang bertitik tolak dari arsitektur dan energi melalui faktor perambatan energi sinar matahari kedalam bangunan, sedangkan fasade bangunan sebagai media penghantar energi energi matahari. Untuk membuktikan hal tersebut penulis mengambil studi kasus bangunan Gedung Kantor Sekwilda Daerah Tingkat Jawa Tengah di Semarang yang mempunyai sistim pematahan sinar pada fasade bangunannya.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture
ID Code:11804
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:26 May 2010 13:13
Last Modified:21 Apr 2017 10:17

Repository Staff Only: item control page