Gambar 1. Perbandingan pertumbuhan M. furfur pada media Sabouraud Dekstrose Agar olive oil + mengkudu 2% dan pada media Sabouraud Dekstrose Agar olive oil + ketokonazol 2%

BAHASAN

Uji Chi square studi ini mendapatkan hasil p=0,161 yang berarti terdapat perbedaan tidak bermakna antara ketokonazol 2% dan M. citrifolia 2% dalam menghambat pertumbuhan M. furfur.
Ketokonazol adalah salah satu anti jamur golongan azol sintetik dengan konsentrasi 2% yang mempunyai spektrum luas dan efektivitas yang tinggi, yang bekerja menghambat sintesa ergosterol, yaitu komponen yang penting untuk integritas membran sel jamur.1,10 Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini terbukti bahwa ketokonazol 2% secara in vitro kurang efektif menghambat pertumbuhan M. furfur.
M. citrifolia adalah tanaman obat berkhasiat yang terbukti melalui penelitian ilmiah memiliki efek; imunomodulasi, reparasi dan peremajaan sel, vasoproteksi, antioksidan, antibiotik dan antijamur.11,12 Pada penelitian ini didapatkan bahwa efektivitas M. citrifolia 2% dalam menghambat pertumbuhan M. furfur tidak berbeda bermakna (p=0,161) dibanding ketokonazol 2%, dimana terbukti dari 30 media Sabouraud Dektrose Agar olive oil yang mengandung M. citrifolia 2%, 29 (96,7%) media ditumbuhi M. furfur. Sedangkan dari 30 media Sabouraud Dekstrose Agar olive oil yang mengandung ketokonazol 2%, 26 (86,7%) media ditumbuhi M. furfur. Hal ini membuktikan bahwa mengkudu 2% yang mempunyai khasiat anti jamur memiliki efektivitas yang setara dengan ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan M. furfur pada P. versikolor.

SIMPULAN

Pengaruh M. citrifolia 2% dibandingkan ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan Malassezia furfur pada P. versikolor adalah berbeda tidak bermakna.

SARAN

Penderita P.versikolor dapat menggunakan M. citrifolia 2% karena efektivitasnya setara dengan ketokonazol 2%. Sebaiknya dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi M. citrifolia yang lebih bisa digunakan dalam menghambat pertumbuhan M. furfur pada P. versikolor. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya (penelitian in vivo).

Next Page >>

<<Previous Page