-
   
  Nomor 3  
Juli - Desember 2006
 
 
 
ARTIKEL ASLI
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
 
PAST ISSUE

M3 Nomor 2

   
  PENGARUH EKSTRAK DAUN APIUM GRAVIOLENS TERHADAP PERUBAHAN SGOT dan SGPT WISTAR
YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA
-

PENDAHULUAN

Hati (hepar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh. Akibat keterbukaannya mengabsorbsi semua zat, yakni fungsi detoksifikasi serta metabolik lainnya, hati menduduki urutan pertama mendapat pengaruh toksik dari senyawa-senyawa asing.1-6
Kerusakan hepar dapat diakibatkan konsumsi kronik alkohol, kegemukan yang berlebihan, masuknya obat atau zat kimia ke dalam tubuh, atau diet yang tidak tepat. Kerusakan ini jarang terdeteksi dini. Gejala yang muncul minimal, seperti gangguan pencernaan dan kelelahan. Jauh sebelum kerusakan sebenarnya diketahui, kemungkinan banyak sel hepar sudah rusak, terjadinya akumulasi lemak dan jaringan parut, juga turunnya produksi enzim-enzim hepar dan empedu.
Sebagai salah satu obat tradisional, seledri (Apium graviolens) adalah contoh baik penyedap makanan yang memiliki efek pengobatan untuk tubuh dalam berbagai cara. Banyak penelitian yang telah mengungkap bermacam-macam khasiat seledri, diantaranya untuk pengobatan diare, asam urat darah tinggi, vertigo, edema, xeroftalmia, penurunan tekanan darah tinggi serta tidak nafsu makan. Selain itu, daun seledri diketahui mengandung klorofil, serta senyawa bioaktif polifenol, flavonoida, dan saponin. Keempat komponen ini secara umum dikenal sebagai zat antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi. Sebagai antioksidan, daun seledri merupakan hepatoprotektor yang potensial bagi hepar.2,3,6
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, didapat perumusan masalah yaitu apakah pemberian ekstrak daun Apium graviolens berpengaruh terhadap perubahan SGOT dan SGPT tikus Wistar jantan yang dipapar karbon tetraklorida?
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan SGOT dan SGPT tikus Wistar jantan yang dipapar karbon tetraklorida antara kelompok yang diberi ekstrak daun Apium graviolens dengan kelompok yang tidak diberi ekstrak daun Apium graviolens.
Karbon tetraklorida digunakan sebagi sumber radikal bebas. Dalam tubuh, karbon tetraklorida terurai menjadi senyawa yang memiliki elektron yang tak berpasangan, bersifat reaktif dan merusak senyawa lain disekitarnya. 7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manfaat Apium graviolens terhadap hepar.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan “the post test only control group design”. Besar sampel penelitian ditentukan berdasarkan ketentuan WHO, terdiri dari 20 ekor tikus Wistar jantan yang diperoleh dari Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, umur 12 minggu, berat badan 180 - 220 gram, sehat, tidak ada kelainan kulit, diadaptasi selama 1 minggu, dan diberi pakan standar serta minum secara ad libitum. Sampel dibagi secara random ke dalam dua kelompok. Kelompok kontrol: tikus yang mendapat diet standar saja selama 1 minggu dan diberi karbon tetraklorida 0,275 mg/g BB pada hari ke delapan. Kelompok perlakuan: tikus yang mendapat diet standar dan ekstrak daun seledri dengan dosis 12,096 gr/kg BB selama 1 minggu dan diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,275 mg/g BB pada hari ke delapan.
Sebelum perlakuan, semua tikus diperiksa kadar SGOT dan SGPT dengan cara pengambilan darah melalui vena ekor. Setelah hari ke sembilan, semua tikus dibunuh dengan cara dilakukan dislokasi tulang leher, lalu diperiksa kadar SGOT dan SGPT dengan cara pengambilan darah melalui jantung.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer hasil pemeriksaan laboratorium. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS for Windows 15.0, kemudian variabel tergantung diuji normalitasnya dengan Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan uji non parametrik Mann-Whitney.

HASIL

Data penelitian yang di peroleh adalah rata-rata berat badan dan berat hati sebelum dan sesudah perlakuan (Tabel 1) dan rata-rata SGOT dan SGPT (Tabel 2) tikus Wistar jantan.
Dari kontrol didapatkan rata-rata berat badan awal adalah 176,20 g, berat badan minggu 1 adalah 219,10 g, berat badan sebelum di papar karbon tetra klorida adalah 438,70 g dan berat badan akhir adalah 220,90 g, berat hati adalah 64352,40 mg.
Dari perlakuan didapatkan rata-rata berat badan awal adalah 181,60 g, berat badan minggu 1 adalah 219,50 g berat badan sebelum dipapar karbon tetra klorida adalah 610,00 g, dan berat badan akhir adalah 217,10 g, berat hati adalah 79484,00 mg.

Dari kontrol didapatkan rata-rata SGOT awal adalah 146,10, SGOT akhir adalah 620,60, perubahan SGOT adalah 474,50. SGPT awal adalah 40,50 SGPT akhir adalah 729,90 perubahan SGPT adalah 709,40.

Next Page >>

<<Previous Page

 

 
     
www.m3undip.org
 

Berdiri tahun 2005, dipulikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang