PENGARUH EKSTRAK DAUN APIUM GRAVIOLENS
TERHADAP PERUBAHAN SGOT dan SGPT WISTAR
YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA
Lukas Handoko 1). Hardian 2)
ABSTRACT
Background: Flavonoid is an antioxidant which can be found in celery (Apium graviolens). It is assumed that flavonoid has hepatoprotector effect.
The purpose of this research is to verify the effect of flavonoid to liver function in male Wistar applied with carbon tetrachloride.
Methods: This was an experimental study, using the post test only control group design. The samples was 20 male Wistar which divided into 2 groups. The control group, 10 rats, given standard dietary for a week, then applied with carbon tetrachloride in the 8th day. The treatment group, 10 rats, given standard dietary plus celery extract for a week, then applied with carbon tetrachloride in the 8th day. The data obtained from this study was the changes of SGOT/SGPT level. Using the Kolmogorov-Smirnov test, the distribution was abnormal (p<0,05) so non parametric test was chosen (Mann-Whitney test). The result of Mann-Whitney test showed a significant difference (p<0,01).
Results: From the control group, the changes of SGOT level was 474,50 and the changes of SGPT level was 709,40. From the treatment group, the changes of SGOT level was 159,70 and the changes of SGPT level 283,10.
Conclusion: Apium graviolens leaves extract could affect the changes of SGOT/SGPT level in male Wistar applied with carbon tetrachloride.
Key Word: male wistar rats, carbon tetrachloride, Apium graviolens, the changes of SGOT/SGPT
ABSTRAK
Latar belakang: Flavonoid merupakan antioksidan yang terdapat dalam seledri (Apium graviolens). Pemberian flavonoid diduga dapat berfungsi sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan membuktikan potensi flavonoid terhadap fungsi hepar tikus Wistar jantan yang dipapar karbon tetraklorida.
Metode: Penelitian eksperimental ini berdesain post test only control group, menggunakan 20 tikus Wistar jantan yang dibagi dua kelompok. Kelompok kontrol, 10 tikus, diberi diet standar selama 1 minggu dilanjutkan pemberian karbon tetra klorida pada hari ke-8. Kelompok perlakuan, 10 tikus, diberi diet standar ditambah ekstrak seledri selama 1 minggu dilanjutkan pemberian karbon tetra klorida pada hari ke-8. Data penelitian yang diperoleh adalah perubahan SGOT dan SGPT. Hasil penelitian diuji normalitasnya dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasilnya menunjukkan distribusi tidak normal (p<0,05) sehingga uji statistik yang dipakai adalah uji non parametrik Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney memperlihatkan perbedaan yang signifikan (p<0,01)
Hasil: Dari kelompok kontrol didapatkan perubahan SGOT sebesar 474,50 dan perubahan SGPT sebesar 709,40. Dari perlakuan didapatkan perubahan SGOT sebesar 159,70 dan perubahan SGPT sebesar 283,10.
Simpulan: Pemberian ekstrak daun Apium graviolens berpengaruh terhadap perubahan SGOT dan SGPT tikus Wistar jantan yang dipapar karbon tetraklorida.
Kata Kunci: tikus Wistar jantan, karbon tetraklorida, Apium graviolens, perubahan SGOT dan SGPT
Lihat Full Text