-
   
  Nomor 3  
Juli - Desember 2006
 
 
 
ARTIKEL ASLI
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
 
PAST ISSUE

M3 Nomor 2

   
  PERBEDAAN EFEK KARDIOVASKULER PADA ANESTESI INHALASI ENFLURAN ANTARA TEKNIK MEDIUM-FLOW DAN HIGH-FLOW SEMICLOSED SYSTEM
-

PENDAHULUAN

Setiap tindakan anestesi harus memperhatikan kondisi pasien karena tindakan anestesi ini bisa menimbulkan efek pada semua sistem pada tubuh, seperti sistem susunan saraf pusat, sistem pernafasan, sistem gastrointestinal, dan sistem kardiovaskuler. Efek anestesi bisa berlanjut menjadi komplikasi yang tidak diinginkan. Komplikasi anestesi pada kardiovaskuler dapat berupa; hipotensi, hipertensi, dan disritmia.1,2
Salah satu teknik anestesi umum yang sering digunakan ialah anestesi inhalasi menggunakan obat anestesi inhalasi enfluran.1,2 Enfluran ialah anestetik eter berhalogen yang tidak mudah terbakar. Kadar tinggi enfluran menyebabkan depresi kardiovaskuler dan rangsangan susunan saraf pusat, maka untuk menghindarinya, enfluran diberikan dengan kadar rendah bersama N2O. Pada induksi anestesi, enfluran 2-4,5% dikombinasi dengan O2 atau campuran N2O-O2. Sedangkan untuk mempertahankan status anestetik, diperlukan enfluran 0,5-3%. Kontra indikasi absolut enfluran yaitu; disfungsi renal, epilepsi, tekanan intrakranial meninggi. Kontra indikasi relatif enfluran adalah terapi beta blocker dan kardiovaskuler yang tidak stabil. Enfluran memiliki keuntungan, yaitu relaksasi otot cukup baik, tidak iritasi dan sekresi, kardiovaskuler relatif terjaga stabil, dan tidak mual/muntah. Kerugian pemakaian enfluran yaitu; depresi miokardium, hipotensi, berbahaya pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dan iritasi susunan saraf pusat terutama bila hipokapnia.1,2
Metode anestesi umum dengan menggunakan obat anestesi inhalasi yang sering digunakan ialah teknik high-flow bahkan very high-flow semiclosed system dengan nafas spontan atau kendali secara manual maupun mekanik, dimana penderita diberi aliran gas segar O2 dan N2O cukup tinggi (FGF lebih dari 4 l/menit).3
Hal-hal yang yang kurang menguntungkan dari teknik anestesi inhalasi dengan aliran gas tinggi ialah polusi gas anestesi dalam kamar operasi lebih tinggi, konsumsi gas dan obat anestesi inhalasi lebih banyak, waktu pulih sadar lebih lama, sehingga biaya anestesi lebih besar, dan efek rumah kaca (N2O).4-6
Untuk menghindari terjadinya komplikasi seperti; hipoksia, hiperkarbia, kelebihan dosis gas anestesi dan akumulasi degradasi produk, maka dapat digunakan agen inhalasi dengan kelarutan rendah (isofluran, sevofluran, desfluran) dan mesin anestesi yang dilengkapi monitor saturasi O2 dan end tidal CO2.5 Di Indonesia, enfluran lebih sering digunakan karena lebih murah dan sering tersedia di rumah sakit untuk mengurangi beban biaya yang harus ditanggung masyarakat dan rumah sakit.6 Teknik medium-flow semiclosed system dengan aliran gas segar (FGF) 1-2 l/menit dapat digunakan untuk menghemat agen anestesi inhalasi.7
Berdasarkan latar-belakang permasalahan tersebut, maka perumusan masalah studi ini adalah; ”Apakah teknik anestesi inhalasi enfluran medium-flow semiclosed system mempunyai efek kardiovaskuler yang berbeda dibanding dengan teknik high-flow semiclosed system”. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa teknik medium-flow semiclosed system dapat digunakan dengan aman tanpa mengurangi kualitas anestesi.

METODE

Penelitian observasional analitik ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan mencatat data sekunder dari sub bagian catatan medik RSUP Dr. Kariadi Semarang, periode 16 Februari 2004 sampai 31 Agustus 2004. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder, meliputi; besar tekanan sistolik dan diastolik, laju nadi penderita sebelum dan setelah tindakan anestesi umum inhalasi enfluran teknik medium-flow dan high-flow semiclosed system, pada menit ke-15, 30, 45 dan 60.
Penelitian ini menggunakan data dari rekam medis 44 penderita, masing-masing; 22 kasus dengan anestesi umum inhalasi dengan teknik medium-flow semiclosed system menggunakan N
2O 50% dalam O2 dengan laju aliran gas segar 2 l/menit dan enfluran, dan 22 kasus dengan anestesi umum inhalasi dengan teknik high-flow semiclosed system menggunakan N2O 50% dalam O2 dengan laju aliran gas segar 6 l/menit dan enfluran. Kriteria inklusi dari sampel penelitian ini ialah; umur 16-40 tahun, Body Mass Index (BMI) 20-25 kg/m2, status American Society of Anesthesiologist (ASA) I-II, dan lama operasi 1-3 jam. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah; adanya kontra indikasi penggunaan obat penelitian, riwayat kejang, epilepsi dan riwayat penyakit ginjal.
Pemilihan sampel secara consecutive sampling, dimana setiap rekam medis penderita yang memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan di atas dimasukkan dalam sampel penelitian sampai jumlah yang diperlukan terpenuhi. Alokasi penderita untuk kedua kelompok penelitian dilakukan secara randomisasi sederhana.
Pengujian data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Independent T-test pada program SPSS for Windows, dengan derajat kemaknaan p<0,05.

HASIL


Tabel 1 memperlihatkan karakteristik sampel kedua kelompok yang secara statistik berbeda tidak bermakna (p>0,05), maka kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.

 

Next Page >>

<<Previous Page

 

 
     
www.m3undip.org
 

Berdiri tahun 2005, dipulikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang