Nova, Sri (2009) Sekolah Luar Biasa YPAC Di Semarang. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas teknik Undip.
| PDF - Published Version 45Kb |
Abstract
A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Seperti tercantum didalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa anak berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam pendidikan. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam penyediaan pendidikan bagi anak berkelainan. Pada penjelasan pasal 15 tentang pendidikan khusus disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Tujuan dari pendidikan luar biasa adalah suatu pendidikan yang diberikan kepada warga negara yang memiliki kelainan fisik atau mental agar nantinya bisa kembali bersosialisasi ke masyarakat Hingga saat ini jumlah SLB yang secara khusus menangani penyandang cacat di Indonesia sangat jarang. Di Jawa Tengah saja tercatat 47 SLB swasta dan negri yag tersebar di tingkat kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Demikian halnya di Kota Semarang, hanya terdapat ± 8 SLB yang meliputi SLB swasta dan negri. Berdasarkan data BPS Kota Semarang Dalam Angka 2006, tercatat jumlah penyandang cacat secara keseluruhan 1570 jiwa dan terus meningkat. Dari jumlah tersebut 33.9% adalah penyandang cacat tubuh, 18.6% adalah cacat mental. Sedangkan jumlah sekolah luar biasa di Semarang yang memberikan pendidikan secara khusus bagi anak berkebutuhan khusus tuna daksa hanya ada 1 yaitu sebuah sekolah yang berada dibawah koordinasi YPAC. Disamping memberikan pelayanan kepada anak- anak berkebutuhan khusus tuna daksa, sekolah ini juga memberikan pelayanan kepada anak- anak berkebutuhan khusus tuna grahita. Oleh karena itu sekolah luar biasa ini lebih dikenal dengan SLB D YPAC. SLB D YPAC didirikan pada tahun 1954 dengan siswa yang masih sedikit. Hingga saat ini jumah siswa yang bersekolah disini semakin meningkat, dan tentunya hal ini akan berlanjut hingga beberapa tahun kedepan. Hal ini juga dipengaruhi jumlah anak berkebutuhan khusus yang terus meningkat. Untuk dapat menampung jumlah yang terus meningkat tersebut dan agar dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri perlu adanya peningkatan fasilitas baik itu berupa pengembangan sekolah maupun penambahan sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan belajar mengajar, latihan dan kegiatan lainnya di SLB D YPAC ini. Akan tetapi kondisi di SLB D YPAC ini, sulit untk bisa mengembangkan sekolah tersebut, karena lahan yang tersedia cukup kecil. Disamping itu lokasi sekolah ini juga tidak diperbolekan lagi untuk fasilitas pendidikan karena berada dekat pusat kota yang merupakan kawasan CBD (Central Business Distric) yaitu Simpang Lima. Selain itu juga sudah pernah beberapa kli mengalami peninggian tapak karena sering terkena banjir Hal inilah yang menjadi alasan utama pengambilan judul ini. Dengan melihat fenomena diatas perlu adanya relokasi dan penambahan sarana dan prasarana yang akan semakin meningkatkan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus yang terdaftar, selain itu juga anak berkebutuhan khusus lainnya yang belum terdaftar di sekolah ini. Dengan demikian diharapkan nantinya semakin banyak anak berkebutuhan khusus di Semarang, khusunya tuna daksa dan tuna grahita yang memperoleh/mengenyam pendidikan yang disalurkan lewat pendidikan luar biasa dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. B. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Merumuskan Program dasar Perencanaan dan Perancangan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana untuk wadah pengelolaan, pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat tubuh dan mental, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan kedalam perancangan grafis. Sasaran Tersusunnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubuh dan Mental di Semarang beserta program dan kapasitas pelayanan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. C. LINGKUP BAHASAN Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang sarana dan prasarana untuk melakukan proses pengelolaan dan pendidikan bagi penyandang cacat tubuh dan mental ataupun perpaduan keduanya (cacat ganda) secara menyeluruh dan berkelanjutan serta dilengkapi dengan fasilitas dan sarana penunjang aktivitas pendidikan dan pengembangan ketrampilan dengan pendekatan aksesibilitas, dalam wadah yang dikenal dengan nama Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubh dan Mental di Semarang. Ruang Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubuh dan Mental di Semarang, khususnya, berada di deaerah ibukota Provinsi tepatnya berada di wilayah Semarang. D. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. 2. Studi Literatur Studi literatur yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. 3. Wawancara Wawancara yaitu dialog langsung dengan baik pelaku aktifitas maupun pengelola. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur pikir. BAB II Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan umum dan pengertian Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubuh dan Mental, standar pelayanan minimal, tinjauan khusus penyandang Cacat Tubuh dan Mental sesuai karakteristik dan klasifikasinya. BAB III Tinjauan Khusus Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubuh dan Mental di Semarang Menguraikan tentang tinjauan Provinsi Jawa Tengah, tinjauan Kota Semarang mengenai peraturan dan kebijakan, tata guna lahan dan sarana prasarana pelayanan bagi penyandang cacat tubuh dan mental. BAB IV Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubuh dan Mental di Semarang Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, dan utilitas bangunan. BAB VI Program Perencanaan dan Perancangan Sekolah Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Tubuh dan Mental di Semarang Membahas mengenai mengenai program perencanaan yang meliputi program ruang, lokasi dan tapak terpilih dan konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, konsep struktur dan utilitas bangunan. F. Alur Pikir
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 998 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 02 Oct 2009 10:40 |
Last Modified: | 26 Oct 2009 08:35 |
Repository Staff Only: item control page