PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN PT. BPR Sinarguna Sejahtera DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

Gunawan , Benny (2002) PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN PT. BPR Sinarguna Sejahtera DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2629Kb

Abstract

Perkembangan kinerja perusahaan PT. BPR Sinarguna Sejahtera yang berlokasi di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang beroperasi sejak Desember 1991 kurang dapat berkembang dengan baik (aset sampai dengan Juni 2002 sebesar Rp. 997.154.000,-). Berdasarkan model pengukuran kinerja yang berlaku sampai dengan saat ini, yaitu CAMEL (capital, asset, management, earning, liquidity) hasilnya sehat. Oleh karena itu dicari alternatif model penilaian kinerja yang baru, yaitu Balanced Scorecard yang lebih komprehensif, terukur dan seimbang baik kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan, kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang, kinerja intern dan kinerja ekstern. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan empat perspektif yang meliputi : 2erspektif keuangan, perspektif customer, perspektif proses internal bisnis, proses pertumbuhan dan pembelajaran. Perspektif keuangan diukur dengan variabel pertumbuhan pendapatan yang dirinci lebih lanjut dengan indikator pertumbuhan pendapatan per sektor (sesuai kelompok jenis usaha dan ukuran kredit). Variabel pertumbuhan pendapatan diukur dengan indikator kenaikan atau penurunan pendapatan. Perspektif nasabah diukur dengan variabel kepuasan nasabah dan pertumbuhan nasabah. Variabel kepuasan nasabah diukur dengan indikator kecepatan realisasi kredit, frekuensi peminjaman, dan rekomendasi dari nasabah lama. Variabel pertumbuhan nasabah diukur dengan indikator pertumbuhan jumlah nasabah baru. Perspektif internal bisnis diukur dengan variabel akurasi analisa kredit, peningkatan sarana kerja, efektifitas penagiban. Variabel akurasi analisa kredit diukur dengan indikator jumlah kredit macet. Variabel peningkatan sarana kerja diukur dengan indikator investasi pada peralatan baru. Variabel efektifitas penagihan diukur dengan indikator hasil tagihan. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan variabel kapabilitas karyawan dan kepuasan karyawan. Variabel kapabilitas karyawan diukur dengan indikator tingkat pendidikan karyawan dan ketrampilan karyawan. Variabel kepuasan karyawan diukur dengan indikator kuesioner. Hasil analisis dari penelitian ini adalah sebagai berikut Perspektif keuangan ; pertumbuhan pendapatan sebesar Rp. 140.697.000,- atau 23% belum sesuai target yang ditetapkan sebesar Rp. 495.000.000,- atau 38.2%. Pertumbuhan pendapatan sesuai kelompok jenis usaha pada tahun 1997 komposisi pemberian kredit masih banyak diberikan di bidang pertanian, tetapi mulai tahun 1999 komposisi pemberian kredit bergeser ke bidang perdagangan. Pertumbuhan pendapatan sesuai ukuran kredit pada tahun 1997 banyak didominasi oleh kredit kecil, namun pada tahun 1999 bergeser menjadi kredit menengah. Perspektif nasabah ; Kecepatan rata-rata realisasi kredit adalah 8 hari belum sesuai dengan target yang ditetapkan (6 hari). Rata-rata persentasefrekuensi peminjaman sebesar 9.9% masih belurn sesuai target yang ditetapkan (lebih dari 50%). Rata-rata jumlah rekomendasi nasabab lama terhadap nasabah barn sebanyak 22 nasabah masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak lebih dari 100 nasabab. Pertumbuhan rata-rata nasabah masih rendah (114 nasabah/tahun) seharusnya 300 nasabab/tahun. Perspektif internal bisnls ; persentase kredit macet sebesar 3.96% melebihi rasio kredit macet yang diharapkan sebesar kurang dari 2%. Rata- rata persentase peningkatan sarana kerja sebesar 1.22% yang berarti cukup memadai. Rata-rata persentase efektifitas penagihan sebesar 52% masih dibawab target yang diharapkan sebesar 70%. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ; kapabilitas karyawan dari sisi pendidikan cukup memadai, namun pengalaman kerja knrang (rata-rata kurang dari 2 tahun). Kepuasan karyawan, karyawan merasa kurang puas terutama terhadap imbal jasa yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kurang baik yang tercermin dari kurangnya pengalaman dan ketidakpuasan karyawan berakibat pada perspektif internal bisnis ; yaitu mengakibatkan banyak kredit macet dan kurang efektifuya kegiatan penagihan yang menyebabkan kegiatan pemasaran kurang efektif. Hal tersebut juga berakibat pada perspektif customer yang tercermin dari tambahan nasabah baru yang lambat, dan kecepatan realisasi kredit yang lambat mengakibatkan perspektif keuangan ; khususnya pertumbuhan pendapatan menjadi rendah. Disarankan pada manajemen PT. BPR Sinarguna Sejahtera untuk memberikan rangsangan imbal jasa yang bersifat variabel terhadap prestasi kerja masing-masing karyawan, memberikau pelatihan secara intensif untuk meningkatkan skill dan wawasau karyawan (job enrichment), dan menyalurkan kreditnya kepada sektor yang resiko kreditnya rendah, misalnya sektor perdagangan dengan jaminan BPKB atau agunan lainnya yang cepat jual (marketabl The company growth of PT. BAR Sinarguna Sejahtera that lies on Kartasura, Sukoharjo Regency, Central Java that has been operating since December 1991 is very slow (asset on June 2002: 997.154.000,- rupiahs). CAMEL (capital, asset, management, earning, and liquidity) as a recent measurement of company performance stated that the company is healthy. So, it's necessary to try a new measurement alternative i.e. Balanced Scorecard that is more comprehensive, measurable, balanced both in financial and non financial, short-term and long¬term, intern and extern. These research perspectives are : financial perspective, customer perspective, internal business processes perspective, learning and growth perspective. Financial perspective measured by growth income variable that is specified into growth income per sector indicators (type of business and size of credit). Customer perspective measured by customer satisfaction and customer growth variables. Customer satisfaction variable measured by velocity of credit realization, lending frequency, recommendation from old customer indicators. Customer growth variable measured by new customer growth indicator. Internal business processes perspective measured by accuration of analyzing credit, work instruments rising, and effectiveness of receivable collecting variable& Accuration of analyzing credit variable measured by the amount of non current credit indicator. Work instruments rising variable measured by new instruments investment indicator. Effectiveness of receivable collecting variable measured by the result of receivable collecting indicator. Learning and growth perspective measured by employee capability and employee satisfaction variable& Employee capability variable measured by employee's education degree and employee's skill Indicators. Employee satisfaction measured by questionnaire indicator. The analyzing results in this research are : financial perspective: income growth is 140.697.000,- rupiahs or 23% under the target 495.000.000,- rupiahs or 38.2%. In 1999, the composition of giving credit based on type of business is more given to agricultural sector, but in 2002 moved in trading sector. Growth income based on size of credit in 1999 is still dominated by small credit, but in 2002 is dominated by medium credit Customer perspective ; The average of credit realization velocity is still slow (8 days) under the target (6 days).The lending frequency is 9.9% under the target 50%. The average of recommendation from old customer to new customer are 22 customers under the target (100 customers). The average of customer growth are still low (114 customers a year) under the target 300 customers a year. Internal business processes perspective : percentation non current credit 3.96% is over ratio non current credit expectation 2%. The average of work instruments rising 1.22% (it means enough good). The average of effectiveness of receivable collecting are 52% is under the target 70%.Growth and learning perspective ; the background of employees capability from the education side is sufficient, but their job experience is under 2 years. Employee satisfaction, the employees get unsatisfaction because of salary giving system. Based on the result of research above can be concluded that learning and growth perspective is not quite good reflected from lack of employee's experience and unsatisfaction influenced to internal business processes perspective ; there are a lot of non current credits and the lack of effectiveness of receivable collecting caused marketing activity become low. They also influenced to the customer perspective reflected from slow new customer rising, and slow velocity of credit realization influenced to the financial perspective especially for the income growth become low. It's necessary for the management of PT. .11PR Sinarguna Sejahtera to excite a variable in salary system on working achievement, giving training intensively to improve the skill and knowledge of the employees (job enrichment), and distributing the credit to the low risk credit sector, such as trading sector by certificate of ownership of motor vehicles guarantee or other marketable collateral

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Management
ID Code:9762
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:29 Apr 2010 21:33
Last Modified:29 Apr 2010 21:33

Repository Staff Only: item control page