KESESUAIAN LOKASI PENEMPATAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA (TPS) DI IKK PACITAN

Abstract

Peningkatan laju pertumbuhan penduduk, peningkatan permintaan ruang, eksploitasi sumber daya alam, aktivitas penduduk yang tinggi dan tidak tanggapnya pemerintah dalam penyediaan sarana prasarana permukiman dapat mengakibatkan adanya kecenderungan buangan/limbah yang meningkat dan bervariasi. Kabupaten Pacitan adalah salah satu wilayah Propinsi Jawa Timur yang berada di ujung selatan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah merupakan Kota Sedang dengan jumlah penduduk 551.759 orang. Pada saat ini pelayanan pengelolaan sampah secara rutin hanya menjangkau 8 desa/kelurahan di IKK Pacitan yaitu Kelurahan Pacitan, Kelurahan Pucangsewu, Kelurahan Baleharjo, Kelurahan Sidoharjo, Kelurahan Ploso, Desa Bangunsari, Desa Tanjungsari, dan Desa Arjowinangun.Permasalahan persampahan di IKK Pacitan adalah belum sesuainya lokasi penempatan TPS di IKK Pacitan. Adanya masalah utama tersebut membawa penelitian ini pada dugaan sementara bahwa karena lokasi penempatan TPS di IKK Pacitan belum sesuai, sehingga memerlukan pengkajian lokasi penempatan TPS. Adapun pertanyaan penelitian yang kemudian muncul adalah bagaimana kesesuaian lokasi penempatan TPS di IKK Pacitan? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesesuaian lokasi penempatan TPS di IKK Pacitan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian rasionalistik menggunakan metode survai yaitu metode penelitian ilmiah yang menjadikan teori sebagai dasar dalam merumuskan variabel-variabel penelitian. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara (purposive) dan kuesioner (proposional random sampling). Ada beberapa analisis yang dilakukan yaitu mengidentifikasi teknik operasional pengelolaan sampah IKK Pacitan (distribusi frekuensi), menganalisis kapasitas TPS dan timbulan sampah di setiap TPS (diskriptif kuantitatif), menganalisis kesesuaian lokasi penempatan TPS di IKK Pacitan (diskriptif kuantitatif, normatif) dan merumuskan lokasi yang sesuaia untuk penempatan TPS di IKK Pacitan (diskriptif kuantitatif). Hasil analisis kesesuaian lokasi penempatan TPS adalah dari 15 TPS yang ada terdapat 8 TPS (TPS Cuwik, Transfer Depo Jl. Veteran, Transfer Depo Jl. Cut Mutia, Pasar Baleharjo, Terminal bis, Pasar Arjowinangun, Pasar Gerdon, dan Jembatan Tanjungsari) yang lokasi penempatannya sesuai dengan jumlah skor 46–58 dan 7 TPS (RW 08, Jl. Dimyati, Perumnas Bangunsari, Jl. P. Sudirman, Pasar Kelapa, Jl. Sutomo, dan Jl. Raden Saleh) dengan lokasi penempatan tidak sesuai dengan skor 33–45. Mengingat kebutuhan TPS di IKK Pacitan adalah 14 TPS, maka diperlukan optimalisasi lokasi dengan cara meniadakan fungsi TPS Jl. Raden Saleh dan TPS Jl. P. Sudirman sebagai TPS dan hanya sebagai wadah sampah komunal dan diperlukan penambahan 2 TPS di Kelurahan Sidoharjo yaitu Jl. Dewi Sartika dan Kawasan Teleng Ria. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak semua titik pengumpulan sampah harus menjadi TPS yang operasional pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah Dinas Kebersihan. Titiktitik pengumpulan sampah yang berupa wadah box permanen dapat tetap difungsikan namun operasional pengelolaannya dilakukan swakarsa warga atau bekerjasama dengan pihak ke tiga (swasta). Lokasi penempatan TPS yang tidak sesuai dapat direkomendasikan dengan berbagai cara seperi TPS pasar Gerdon dan Terminal Bus Baleharjo yang pada awalnya berupa wadah sampah komunal dengan box permanen, maka diganti dengan kontainer. Ada pula TPS di Jl. Sutomo yang lokasi penempatannya berada di tepi jalan utama agar dapat dipindahkan ke Desa Kebunredi, sedangkan TPS transfer depo Jl. Veteran agar dapat difungsikan kembali untuk membantu pelayanan TPS di Jl. Dimyati yang telah dikurangi jumlahnya menjadi 1 kontainer Kata Kunci : kesesuaian, lokasi, penempatan TPS