HEDIYANTI R, DINA (2001) AKADEMI BALET DI JAKARTA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 39Kb |
Abstract
Latar Belakang Kebudayaan merupakan unsure penting dalam proses pembangunan suatu bangsa, terlebih apabila bangsa tersebut sedang membentuk watak dan kepribadiannya supaya selaras dengan tantangan jaman. Setiap usaha untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan juga merupakan usaha untuk membangun bangsa. Balet merupakan salah satu bentuk kebudayaan berupa seni tari dan pertunjukan yang mulai dikenal di Italia pada abad ke-15. Kata balet berasal dari ballo, sebuah kata dalam bahasa Italia yang berarti tarian. Dari Italia, balet kemudian berkembang ke Perancis, manakala masih merupakan bagian dari sebuah opera. Balet di Indonesia mula-mula diperkenalkan oleh orang-orang Belanda pada masa penjajahan dan sejak itu semakin berkembang karena pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang menghargai kebudayaan (Sedyawati,1982, hal.161). Perkembangan yang pesat dalam dunia ballet di Indonesia umumnya dan khususnya di Jakarta, saat ini ada sekitar 1300 peserta khusus balet, tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai yang dapat mewadahi kegiatan para pelaku balet di Indonesia (Sumber : Survey dan wawancara dengan Farida Feisol, pakar balet Indonesia). Indonesia memiliki banyak penari balet dan koreografer yang potensial dan handal di bidangnya namun mereka kurang mendapat kesempatan untuk tampil karena keterbatasan pemenuhan kebutuhan akan sebuah wadah yang tepat untuk berekspresi. Saat ini di Jakarta, sekolah-sekolah balet yang sudah ada baru merupakan tempat kursus dengan fasilitas seadanya. Hal ini menimbulkan adanya kebutuhan akan sebuah wadah yang dapat menampung, membina dan menyalurkan segala aktivitas yang berhubungan dengan balet, terutama yang bersifat edukatif maupun rekreatif. Akademi balet di Jakarta adalah wujud nyata penyediaan sarana fisik untuk semakin meningkatkan pembinaan dan prestasi penari-penari balet di Jakarta khususnya serta pembibitan penari-penari baru maupun peningkatan mutu pelatih dan koreografer balet. Dengan adanya sarana fisik tersebut para penari dan koreografer memiliki tempat untuk berlatih dan mengembangkan diri, mengekspresikan rasa berkesenian mereka sehingga dapat menghasilkan karya-karya besar. Sementara itu masyarakat, baik insane balet maupun awam dapat memperoleh sesuatu yang diapresiasi. Pada era globalisasi nanti, Indonesia akan bersaing dengan semua bangsa di dunia dalam satu permainan yang sama. Dalam sekejab kita telah menjadi masyarakat yang satu, masyarakat yang tanpa batas (bordeless). Globalisasi mungkin akan melahirkan suatu masyarakat dunia dengan nilai-nilai universal yang dioanut bersama. Setiap bangsa dan negara harus meningkatkan kemampuan bersaingnya. Artinya segenap fund and forces dan sumber-sumber daya manusia yang kita miliki harus dimobilisir agar ketahanan nasional kita meningkat dan kemudian kemampuan kita bersaing sebagai bangsa juga meningkat. Program ekonomi maupun program pendidikan dan sosial, baik yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta harus menganut strategi seperti itu (Sulastomo, pengamat sosial/ekonomi, Kompas, 4 Desember 2000). Balet adalah sebuah bentuk kesenian yang bersifat internasional, dalam globalisasi nanti balet Indonesia harus dapat bersaing dengan balet dari negara-negara lain. Bahkan sudah sepatutnya balet Indonesia mendapat perhatian karena menurut Sekjen ASEAN, H.E. Rodolfo C. Severino dalam koferensi ASEAN Into the New Millenium, Jakarta, 26 Agustus 1999, Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam regional ASEAN. Pengaruh Indonesia sangat dirasakan bagi perkembangan negara-negara ASEAN lainnya sehingga bila Indonesia membuat langkah-langklah yang baik dalam kebijakan politik, ekonomi maupun sosial budaya dampaknya dapat dirasakan oleh negara-negara ASEAN lainnya secara langsung bahkan secara tidak langsung pada negara-negara forum internasional lainnya. Ruang (space), merupakan sebuah unsure penting yang nyata dirasakan dalam tarian, baik klasik maupun modern. Hal ini menyakinkan bahwa ada suatu hubungan antara tari dan arsitektur. Keduanya bekerja dengan ruang, serta bentuk-bentuk seperti lincar dan lengkung yang bila disusun menjadi sebuah “koreografi” keduanya dapat menghasilkan suatu karya yangindah dan menakjubkan (Antoniades, Anthony C, 1964, hlm260). Sehingga dalam perencanaan dan perancangan Akademi Balet di Jakarta ini akan menekankan kesamaan sifat keduanya sehingga terwujud hubungan timbale balik yang saling memberi kontribusi besar dalam proses perencanaan dan perancangan Akademi Balet di Jakarta ini. Untuk itu terapkan penekanan desain konsep analogi gerakan balet dalam arsitektur karena dianggap dapat menginterprestasikan karakter gerak balet menjadi suatu karya arsitektur yang kreatif dan bermakna. Serta dengan didirikannya bangunan fasilitas berkesenian ini dapt mendorong kemajuan dunia balet di Indonesia. Dari uraian diatas, di kota Jakarta, dibutuhkan suatu wadah berkesenian balet sebagai sarana pendidikan, kajian terhadap balet dan apresiasi masyarakat terhadap tari balet yang sesuai dengan perkembangan balet yang cukup pesat di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Akademi Balet di Jakarta yang representative, edukatif, informative dan rekreatif. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan ini dalah menghasilkan desain Akademi Balet di Jakarta yang mampu menampung kegiatan pendidikan balet untuk meningkatkan kualitas pembinaan serta menunjang pengembangan balet. Tujuan yang ingin dicapai adalah mendapatkan dasar-dasar perencanaan dan perancangan Akademi Balet di Jakarta sebagai sarana pengembangan edukasi dan seni budaya. C. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan substansial dalam LP3A ini adalah lingkup ilmu arsitektut terutama bangunan massa jamak yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Akademi Balet di Jakarta. Hal-hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung permasalahan utama. D. Metode Pembahasan Pembahasan dalam LP3A ini menggunakan metode deskriptif, dengan menggali dan menganalisis data-data yang ada baik berupa data primer yang diperoleh melalui survey lapangan dan wawancara kepada instansi terkait maupun data sekunder yang diperoleh melalui studi literature dan media internet. Metode secara deduktif untuk menganalisis permasalahan dalam perencanaan dan perancangan sedangkan metode induktif digunkan untuk mencapai sasaran yang dikehendaki yaitu berupa penentuan program ruang, persyaratan ruang dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian yang terdiri dari latar belakang pembahasan, maksud dan tujuan yang hendak dicapai, lingkup pembahasan, metodologi yang digunakan dan sistematika pembahasan yang berisi pokok-pokok pikiran tiap bab. BAB II TINJAUAN UMUM AKADEMI BALET Berisi uraian dari studi literature yang menjadi landasan teori dan berkaitan dengan balet, sejarah perkembangan balet di dunia dan Indonesia, dan akademi balet. Dibahas pula studi kasus mengenai beberapa lembaga pendidikan balet. BAB III TINJAUAN KHUSUS KOTA JAKARTA Berisi uraian tentang potensi kota Jakarta sebagai pendukung keberadaan Akademi Balet berupa pembagian wilayah pengembangan dan peruntukan lahan yang sesuai beserta data fisik. Selain itu diuraikan pula tentang criteria pemilihan lokasi. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Berisi perumusan masalah dari hasil analisis terhadap studi literature dan data, serta batasan dan anggapan yang perlu diperhatikan bagi perencanaa dan perancangan Akademi Balet di Jakarta. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi pendekatan program yang meliputi pendekatan standar kebutuhan ruang, prediksi perkembangan jumlah penari balet, kebutuhan dan perkembangan akademi balet, pendekatan analisis tapak dan pendekatan karakteristik bangunan. BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi rumusan konsep dan program dasar yang meliputi tujuan perancangan, aspek fungsional, kontekstual, arsitektural, kinerja dan teknis serta luas ruang yang pasti, serta penetapan luas tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Electrical Engineering Faculty of Engineering > Department of Electrical Engineering |
ID Code: | 9232 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 17 May 2010 13:29 |
Last Modified: | 17 May 2010 13:30 |
Repository Staff Only: item control page