Pranoto, Waluyo Joko (2001) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN GO - PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA SEBELUM DAN SELAMA KRISIS MONETER (Studi Kasus: Pada Sektor Industri Barang Konsumsi). Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2280Kb |
Abstract
ABSTRACT Since the mid of 1997Asia Region has attached by The Monetary Crisis, which influenced economy and business at all, Indonesia hurting by Monetary Crisis, among other disturbed liquidity caused by the low of buying force people to buy the products, the solvency ratio disturbed by international loan in dollars which very strong leading rupiah and at last reducing the profitability, especially most impacted manufactures which full of import raw material, it is very susceptible impacted the company performance by the Monetary Crisis. The Consumption Industries is one of Manufactures, which the product most consumption by people every day, generally is primer needs. The questions are whether the companies in these fields impacted by Monetary Crisis too, how much, furthermore the study mentioned to identify and analyze the impact of Monetary Crisis to the performance of companies in go-public listing. For more focus this study intended to the Sector of Consumption Industry Companies that listed in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta) with 23 companies selected as sample, which divided in 5 sub sectors from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) year 1997 and 2000, all the hypothesis are tested by Mean Test and T-Test 2 Sample. The performance ratios selected are consist of liquidity, solvability, profitability, net profit margin, cost of goods sold margin, inventories turn over, total assets turn over as performance proxies in this study. The results of the study at a= 10 %, commonly indicated that from 7 hypothesis, there are 4 hypothesis significantly impacted by the Monetary Crisis that are H2 (Solvency Ratio) = 0,033; H4 (Net Profit Margin Ratio) = 0,010; H5 (Cost Of Goods Sold Margin Ratio) = 0,029 dan H7 (Total Assets Turn Over) = 0,024; meanwhile the study by sub sector indicated most impacted by the Monetary Crisis are Sub Sector Food & Beverages there are 114 (NPM) = 0,039; H5 (COGSM) = 0,086; H7 (TATO) = 0,059, followed by Sub Sector Pharmaceutical there is H6 (ITO) = 0,07, meanwhile Sub Sector Tobacco Product, Sub Sector Other Manufacturing and Sub Sector Consumer Goods still stable enough with average receive Ho (Ho > 10 %). The effort to handle impact of the monetary crisis, especially influences of dollars exchange rate by reducing raw material's import, hedging and more oriented to local resource based. ABSTRAKSI Sejak pertengahan tahun 1997 di kawasan Asia terlanda krisis moneter, yang mempengaruhi kegiatan ekonomi dan bisnis pada umumnya, Indonesia termasuk yang menanggung akibat dari krisis moneter, antara lain terganggunya likuiditas yang disebabkan antara lain oleh rendahnya daya beli masyarakat untuk membeli produk perusahaan, solvency perusahaan menjadi terganggu disebabkan oleh besarnya utang dalam bentuk dolar sebagai akibat kurs dolar yang sangat kuat terhadap rupiah dan akhirnya akan berujung pada profitabilitas perusahaan, terutama pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang penuh dengan bahan impor sangat rentan terkena dampak krisis moneter kinerja keuangan perusahaannya. Salah satu perusahaan manufaktur yang dimaksud adalah perusahaan pada sektor industri barang konsumsi, yang produknya merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat luas, yang pada umumnya merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Pertanyaan yang muncul adalah apakah perusahaan pada sektor ini terkena dampak krisis moneter, seberapa dampaknya, selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis dampak krisis moneter terhadap kinerja keuangan perusahaan go-publik. Untuk lebih fokus penelitian ini ditujukan pada perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebanyak 23 perusahaan sebagai sampel, yang terbagi dalam 5 sub sektor perusahaan berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 1997 dan tahun 2000, seluruh hipotesis diuji dengan Mean Test dan T-Test 2 Sampel. Rasio-rasio keuangan yang dipilih adalah rasio liquiditas, solvabilitas, profitabilitas, net profit margin, cost of goods sold margin, inventories turn over, total assets turn over sebagai proksi kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian pada a= 10 % secara umum menunjukkan bahwa dari 7 hipotesis yang diajukan terdapat 4 (empat) hipotesis yang signifikan terkena dampak 'crisis moneter yaitu pada H2 (Solvency Ratio) = 0,033; H4 (Net Profit Margin Ratio) = 0,010; H5 (Cost Of Goods Sold Margin Ratio) = 0,029 dan H7 (Total Assets Turn Over) = 0,024; sedangkan bila ditinjau per sub sektor perusahaan yang paling terkena dampak krismon (diurutkan dari yang paling signifikan) adalah Sub Sektor Makanan & Minuman yaitu: H4 (NPM) = 0,039; H5 (COGSM) = 0,086; H7 (TATO) = 0,059, diikuti Sub Sektor Farmasi yaitu: H6 (ITO) = 0,07, sedangkan Sub Sektor Rokok, Sub Sektor Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga cukup stabil dengan rata-rata menerima Ho (Ho > 10 %). Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak krismon terutama pengaruh kurs dolar adalah mengurangi bahan baku import, melalcukan headging dan lebih memanfaatkan sumber daya Dalam Negeri.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HG Finance |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Management |
ID Code: | 9142 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 23 Apr 2010 09:34 |
Last Modified: | 23 Apr 2010 09:34 |
Repository Staff Only: item control page