ANALISIS NILAI BUDAYA DALAM PROSES PERENCANAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK (Studi Kasus pada Hotel Berbintang di Semarang)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi dirnensi-dimensi budaya yang berkait dengan eksekutif hotel berbintang di Semarang; (2) Menganalisis karakteristik proses pengambilan keputusan strategik oleh eksekutif pada hotel berbintang di Semarang; dan (3) Menganalisis hubungan dimensi-dimensi budaya nasional dengan proses pengambilan keputusan strategik oleh eksekutif pada hotel berbintang di Semarang. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabulasi silang atau teknik elaborasi. Dalam analisis tabulasi silang ini, menggunakan distribusi persentase pada sel-sel dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan antara variabel. Untuk memperkuat kesimpulan dilakukan test statistik Kai Kuadrat dan Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian menujukkan: (1) 92,31 % eksekutif memiliki budaya individual itas tinggi; (2) 58,46 % eksekutif memiliki budaya penghindaran ketidakpastian sedang; (3) 95,38 % memiliki budaya maskulinitas yang tinggi; (4) 63,08 % memiliki budaya rentang kekuasaan sedang; (5) 90,77 % memiliki budaya orientasi jangka panjang yang tinggi; (6) 87,69 % memiliki skor yang tinggi dalam proses perencanaan pengambilan keputusan strategik; (7) Budaya individualis tidak ada kaitannya dengan proses perencanaan pengambilan keputusan strategis (x2 = 0,750 < 3,841); (8) Budaya penghindaran ketidakpastian mempunyai kaitan dalam proses perencanaan pengambilan keputusan strategis (x2 = 4,755 > 3,841); (9) Budaya maskulinitas tidak berkaitan dalam proses pengambilan keputusan strategis (x2 = 2,181 < 3,841); (10) Budaya rentang kekuasaan tidak berkaitan dalam proses pengambilan keputusan strategis (x2 = 0,485 < 3,841); (11) Budaya orientasi jangka panjang berhubungan dengan eksekutif dalam proses pengambilan keputusan strategis (x2 = 4,583 > 3,841). Memperhatikan temuan-temuan tersebut, maka implikasi manajerialnya adalah: (1) Perlu mengusahakan terus suana kondusif agar ketegangan ditempat kerja tidak muncul; (2) Memberikan perhatikan terbaik hal-hal yang dapat menjadikan karyawan tetap bertahan bekerja di hotel yang bersangkutan; (3) Memberikan tantangan tugas untuk dikedakan kearah prestasi; (4) Membina hubungan yang balk antara karyawan dan pimpinan; (5) Karyawan harus dapat memberikan konstribusi nyata untuk perkembangan dan kesuksesan hotel; (6) Perlu pembagian tugas yang bervariasi dan berpindah-pindah agar tidak jenuh; (7) Karyawan menunjukkan produktivitas kerja yang optimal untuk menunjukkan bahwa hotel tempat bekerjanya adalah hotel bergengsi dan sukses; (8) Untuk kepentingan ilmiah, temuan-temuan ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi dan penelitiha,n lebih lanjut tentang dimensi budaya dan proses perencanaan pengambilan keputusan strategis.The purpose of this research are: (1) to identify the cultural dimensions related to starry hotel's executives in Semarang; (2) to analyze the characteristics of strategic decision making process by executives of starry hotels in Semarang; and (3) to analyze the relations of cultural dimensions to the strategic decision making proses at starry hotels in Semarang. The data analysis technique used in this research is cross tabulation analyisis or elaboration teknique. This cross tabulation analysis uses percentage distribution on the cells in the table as the basic to summarize the relations on the variables. To support the conclusion, a Chi Squere and a Contingency Coefficient statistical tests are done. The resulths of the research show that: (1) 92,31 % of the executives have a high individualistic culture; (2) 58,46 % of the executives have an average uncertainty avoidance culture; (3) 95,38 % of the executives have a high masculinity culture; (4) 63,08 % have a high power distance culture; (5) 90,77 % of the executives have a high long term orientation culture; (6) 87,69 % of the executives have a high score in connection with strategic decision making plan process; (7) individualistic culture has no relation to strategic decisin making plan process (V = 0,750 < 3,841); (8) uncertainty avoidance cultural related to strategic decision making plan process (V = 4,755 > 3,841); (9) Masculinity cultural value has no relations with strategic decision making plan process (x2 = 2,181 < 3,841); (10) the value of span of power has no relations with strategic decision making plan process (x2 = 0,485 < 3,841); (1.1) long term orientation value has some effects to the executives in the strategic decision making plan proses (V = 4,583 < 3,841). Base of finding above, that the managerial implications to the hotel are: (1) it is necessery for the hotels to create a continous conducive situation in order to avoid the accurrence of constraints in the workplace; (2) to give the best attention to the things that will keep the employees work at the related hotel; (3) to give work challenges to improve their perfomance; (4) to create a good relationship between the superiors and their subordinates; (5) the employees have to give a real constribution to the development and success of the hotel; (6) varied and changing work devision is needed to avoid the boredome; (7) for the employees to show an optimal work productivity showing that hotel where they work is a prestigious and successful hotel; (8) for scientific reason, the writer suggest that these findings can be used as a discussion material and also for the development of further research related to cultural dimension and strategic decision making plan process.