STRATEGI BERSAING OPERATOR TELEPON SELULER PRA BAYAR STUDI KASUS PADA PT. SATELINDO GSM SELULER CABANG JAWA TENGAH DAN DIY

BASRI , ALWIN (2000) STRATEGI BERSAING OPERATOR TELEPON SELULER PRA BAYAR STUDI KASUS PADA PT. SATELINDO GSM SELULER CABANG JAWA TENGAH DAN DIY. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2293Kb

Abstract

ABSTRAKS! PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) merupakan perusahaan jasa telekomunikasi dengan teknologi Global System for Mobile (GSM). Jasa telekomunikasi yang ditawarkan pada awalnya : GSM Seluler, Saluran Langsung Internasional (SLI) serta Satelit Palapa Cl dan C2. Salah satu lini jasa telekomunikasi yang diandalkan PT. Satelindo adalah GSM Seluler. Perusahaan tersebut merupakan pioner operator GSM Seluler sejak Juni 1994. Pada awal persaingan, PT. Satelindo merupakan pemimpin pasar dengan total pelanggan seluruh Indonesia sebanyak 380.000 pelanggan sedangkan pesaing adalah PT. Telkomsel GSM Seluler yang beroperasi sejak November 1994 dengan pangsa pasar 224.000 pelanggan (Per 31 Desember 1997). Persaingan ketat terjadi diantara operator GSM dipicu oleh faktor krisis perekonomian Indonesia yang teijadi mulai pertengahan 1997. Dari sisi pasar, krisis telah menurunkan jumlah pemakai telepon seluler dan 1,3 juta menjadi 700 ribu orang (Tim Evaluasi Ditjen Postel,Wawasan 28 November 1999). Dampak nyata bagi para operator adalah menurunkan jumlah pemakaian pulsa serta peningkatan drastis jumlah tagihan macet (bad debt) pelanggan kartu telepon pasca bayar. Menghadapi kondisi buruk ini, antisipasi cerdas dari operator GSM adalah membuat inovasi jasa layanan kartu telep'on seluler prabayar (prepaid SIM¬Card). Selain memenuhi kebutuhan konsumen, untulc mengendalikan pemakaian pulsa, sistem prabayar menghilangkan resiko adanya bad debt.PT. Satelindo mengalami penjualan kartu pra bayar yang tidak stabil. Adapun kebijakan yang telah diterapkan sampai saat ini belum juga mampu mendorong stabil itas penjualan kartu pra bayar. Disisi lain banyak kartu pra bayar Mentari yang tidak aktif telah menyebabkan idle capasity dimana pada saat yang bersamaan terjadi peningkatan permintaan pelanggan secara cepat dan PT. Satelindo tidak mampu memenuhinya. Terjadi keluhan-keluhan pelanggan. Hal tersebut diatas itulah yang menjadi dasar topik penelitian ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah pertama untuk menganalisis kebijakan yang telah dilakukan oleh PT. Satelindo Jawa Tengah dan DIY dengan menagunakan analisis SWOT, dimana dilakukan identifikasi lingkungan internal maupun ekstemal perusahaan yaitu mengenai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman. Kedua guna mendukung strategi (penelitian yang pertama) dilakukan penelitian tentang faktor-faktor kepuasan pelanggan yaitu kehandalan produk, daya tanggap, jaminan pelayanan dan wujud (penampilan) perusahaan. Hasil uji analisis SWOT memperlihatkan bahwa matrik ETOP pada posisi usaha ideal sedangkan dalam uji analisis SAP pada posisi favourable (mendukung). Sehingga pilihan strateginya adalah investasi. Strategi yang direkomendasikan dengan meninjau faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada dalam perusahaan adalah melakukan strategi konsentrasi, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Sedangkan penelitian kedua variabel yang berhubungan erat terhadap kepuasan pelanggan adalah daya tanggap (C = 0,42391), kehandalan produk (C = 0,41006), penampilan/wujud (C = 0,40219) dan jaminan pelaksanaan (C = 039068). Dari hasil penelitian didapat bahwa kebijakan yang diterapkan saat ini membuat pendapatan jasa kartu telepon pra bayar tidak stabil karena pengaruh faktor internal yaitu jangkauan, kelengkan fasilitas, riset dan pengembangan teknologi, citra perusahaan, promosi, perencanaan strategi dan pengetahuan perilaku konsumen. Pengaruh faktor eksternal yaitu benchmarking strategi tinggi, faktor masuknya pesaing baru dan inovasi teknologi. ABSTRACT Satelit Palapa Indonesia Inc. (Satelindo) is a telecommunication service company with Global System for Mobile technology (GSM). At the beginning, telecommunication services which are offered are cellular GSM, International Direct Line (SLI), and C 1 and C 2 Palapa satellite. One of the Satelindo Inc. mainstay services is cellular GSM. This company has become the pioneer of the cellular GSM operation since 1994. At the beginning, Satelindo Inc. was the market leader, with the total consumer of 380,000 in Indonesia. But Cellular GSM Telkomsel Inc., operated since November 1994, had become a new competitor with the market segment of 224,000 (per December 31' 1997). And then, a high competition among GSM operators occured due to Indonesian economic crisis in the middle of 1997. The crisis, viewed from the market segment have decreased the cellular telephone users from 1.3 million to 700 thousand people (Tim Evaluasi Ditjen Poste], Wawasan November 28th 1999). The real effect to the operator is the decrease of the pulse usage, and the drastic increase of bad debt to postpaid telephone card consumers. In order to anticipate this bad condition, GSM operators have made a smart innovation, by providing prepaid SIM card service. Beside providing consumer's need to control the pulse usage, prepaid system also eliminate the risk of bad debt. But, the prepaid card sale in GSM Inc. is unstable. Moreover, regulations done to create the stable card sale is not successful yet. On the other hand, many non active Mentari card have caused idle capacity, at the time there is a quick increase of consumers' order, results of Satelindo Inc.'s disability to fulfil it. This leads to the consumers' complain. Therefore, the problem above has encouraged the writer to choose it as the topic of the analysis. The objective of the analysis is firstly done to analyze the regulation done by Jawa Tengah and DIY Satelindo Inc. by using SWOT, in which internal and external environment of the company will be identified. These include strength, weakness, opportunity, and threat. Secondly, in order to support the regulation (the first analysis), another analysis about consumer's satisfaction factors such as products' strength, response capacity, service guarantee, and the company's performance is conducted. The result of SWOT analysis shows that ETOP matrix is in the ideal position, whereas in SAP analysis, it is in favorable position. Therefore, the choice is investment. The strategy recommended by considering strength, weakness, opportunity, and threat is concentration strategy, market and product development. And then, the analysis of two variable which are closely related to consumer's satisfaction are response capacity (C = 0,43291), product's strength (C = 0,41006), performance (C = 0,40219) and realization guarantee (C = 0,39068). The result of the analysis shows that the current regulation make the prepaid SIM card service income unstable, due to the influence of the internalfactors such as reach, scarce facility, research and technological development, company's imaue, promotion, strategy planning, and consumers' behavior knowledge. Meanwhile, the influential external factors are benchmarking strategy, competitors existence, and technological innovation.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HG Finance
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Management
ID Code:9032
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:22 Apr 2010 11:15
Last Modified:22 Apr 2010 11:15

Repository Staff Only: item control page