HUBUNGAN ANTARA SUHU UDARA RUANG KERJA DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA (STUDI PADA TENAGA KERJA DI INDUSTRI PENGECORAN LOGAM PT NIMARU KALDERA INDONESIA SEMARANG 1998)

YULIA, EUIS (1998) HUBUNGAN ANTARA SUHU UDARA RUANG KERJA DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA (STUDI PADA TENAGA KERJA DI INDUSTRI PENGECORAN LOGAM PT NIMARU KALDERA INDONESIA SEMARANG 1998). Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
12Kb

Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah penelitian penjelasan dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh tenaga kerja di ruang pengecoran dan finishing pada shift pertama (pukul 08.00-16.00 WIB), karena keadaan suhu udara pada siang hari lebih tinggi dari pada malam hari. Sampel dari masing-masing ruangan sebanyak 18 orang diambil berdasarkan syarat-syarat atau karakteristik tertentu yang diseleksi dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan program statistik SPSS dab duabakusus dengan analisis dengan analisis Univariat serta analisis Bivariat untuk melihat hubungan antara suhu udara ruang kerja dengan perubahan tekanan darah. Rata-rata suhu udara di rung pengecoran adalah 32 derajat C, hal ini melebihi standar yang diperkenankan, sedangkan di ruang finishing sebesr 28,4 derajat C, masih bersda pada batas standar yang diperkenankan. Dari hasil pengukuran tekanan darah responden diketahui adanya perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah bekrja diruang pengecoran berkisr antara –2,50 mmHg sampai dengan 10 mmHg. Dengan rata-rata penurunan sebesar 4.675 mmHg. Sedangkan perubahan tekanan darah tenaga kerja sebalum dan sesudah bekerja di ruang finishing yaitu berkisr antara –14,7 mmHg sampai dengan 5 mmHg. Dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,76 mmHg. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t diketahui bahwa ada hubungan antara suhu udara ruang kerja dengan perubahan tekanan udara (p-value<0,05). Hubungan ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan tekanan darah arteri rata-rata pada tenaga kerja yang bekerja di ruang finishing dan ruang pengecoran. Saran yang dapat diajukan bagi pihak perusahaan adalah berupaya mengurangi suhu udara yang terlalu panas terutama pada ruang produksi dan penyediaan air minum di ruang kerja. Bagi tenaga kerja sebaiknya minum minimal ¼ liter tiap ¼ jam. Dan sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang mudah menyerap panas. Sedangkan bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metoda yang lebih baik (cermat dan akurat). Kata Kunci: SUHU UDARA RUANG KERJA

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:8807
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:20 Apr 2010 14:13
Last Modified:20 Apr 2010 14:13

Repository Staff Only: item control page