Analisis Kemampuan Laba, Arus Kas, Aset, Dan Der Untuk Memprediksi Laba Masa Depan : Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Indonesia

Abstract

AJ3STRAKSI Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonoini. Informasi laba merupakan salab satu informasi yang paling sering digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, Laba sebenarnya tidak hanya sebagai indikator kinerja perusahaan di masa Jab, tetapi laba juga meiniliki kemampuan prediksi yang bermanfaat di dalam pengambilan keputusan untuk masa depan. Informasi keuangan lain seperti arus kas, aset, dan Debt-to-equity ratio (DER) juga meiniliki kemampuan untuk memprediksi laba masa depan. Tujuan penelitian ini adalah menganailsis kemampuan Jaba, arus kas, aset, dan DER di dalam memprediksi laba masa depan. Masing-masing akan diuj I kemampuannya untuk menjadi prediktor terhadap laba nasa depan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) laba merupakan prediktor terhadap laba masa depan, (2) arus kas merupakan prediktor terhadap laba nasa depan, (3) aset merupakan prediktor terhadap laba masa depan, (4) DER merupakan prediktor terhadap laba nasa depan, dan (5) laba, arus kas, aset, dan DER secara bersamasama merupakan prediktor terhadap laba masa depart Sarnpel penelitian ini adalah 69 perusahaan manufaktur Go Publik di Indonesia. Data penehtian terdiri dan informasi laba, arus kas, aset, dan DER mulai tahun 1993 — 1996. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t untuk menilai kemampuan prediksi masing-masing variabel bebas dan uji F untuk menilai kemampuan prediksi variabel bebas secara bersama-sama. Sebelum uji hipotesis, uji asumsi kiasik dilakukan terhadap data penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolineaniaritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dalam data peneiltian, Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa laba, arus kas, dan aset merupakan predilctor terhadap laba masa depan, tetapi DER bukan mempakan prediktor terhadap laba masa depart Hal ini disebabkan struktur modal pemsahaan di Indonesia tidak terkait secara langsung dengan laba, arus kas, dan aset. Perusahaan beraset besar biasanya meiniliki laba dan anus kas yang besar pula, berapa pun DER-nya. Namun deinikian, hasil uj i F menunjukkan bahwa laba, arus kas, aset, dan DER secara bersama-sama merupakan prediktor terhadap laba nasa depan. Jadi laba masa lab bersama-sama dengan informasi keuangan lain tidak saj a bermanfaat untuk penilaian kinerja tetapi bermanfaat juga untuk prediksi laba masa depan.