SUDRAJAT , IHWAN (2000) Analisis Harga Pokok Produksi Beras Dengan Pendekatan Abc Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Beras Di Jawa Tengah. Masters thesis, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO .
| PDF - Published Version 3106Kb |
Abstract
Rice is the staple food of Indonesians that have political value. The behavior of rice production can change the political power. Every government which keep maintaining its political power in Indonesia has obligation to stabilize the rice price by dedicated price policy. In implementing its, the government has been using buffer stock system from 1973 up to now. They release the stock when the market price is increasing and procuring the rice when the market price is fall. The government price of rice was often justified by farmers as prefer to consumers than them. This research used the activity based costing (ABC) system that counted all overhead activities indicated that the cost rice production is of Rp. 4,757,580 in dry season 1999 and about Rp. 4,559,596 in rainy season 2000 or theirs average are of Rp. 4,658,591. The ABC cost production is higher than the traditional cost system which has average of Rp. 4,581,028 (no decimal). Those tariff compared to the government price, the farmers who sold the rice have take benefit about 43,23%. The structure of rice cost production that counted by ABC system consists of 32,26 %, 19,97% and 47,57% for manpower, raw materials, and overhead cost respectively. Evenwhile the structure of traditional cost indicated as like as 46.84 % for man power, 20.37% of raw materials and 33.89 % for overhead cost. Other data showed that the efficiency value of rice production activities by using recommendation technologies standard as the counting basic is still of 58,65 %. There are still opportunity about 41,34 % that can be improved by the farmers to get appropriate efficiency in rice production in order to slime the cost production and increase the rice productivity. The rice production in Central Java, period 1989-1997, was affected significantiy by harvested area, the price of dry harvested paddy, but it did not affected by Central Java DOLOG rice procuring program, fertilizer supply, marketing rice price and both ABC and traditional cost production. Evenwhile return on investment of rice farm business has value of 64.46 % and the production level in SEP for I hectare is of 3,593 kg, that spending cost production about Rp. 1,290 per kg equal with rice. ABSTRAK Beras merupakan komoditas ekonomi yang berdimensi politis, oleh karena itu Pemerintah, sejakjaman kolonial hingga sekarang, mengambil kebijakan harga yang ditujukan untuk menjaga stabilitas harga dengan menggunakan sistem buffer stock. Penetapan harga patokan baik dalam bentuk gabah kering maupun beras ternyata dinilai o!eh petani Iebih memanjakan konsumen. Dan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan activity based cost system (ABC) diketahui bahwa harga pokok produksi beras untuk musim kemarau 1999 adalah Rp. 4.757.580, sedangkan musim hujan 1999 adalah Rp. 4.559.596, atau rata-rata HPP beras tahun 1999 adalah sebesar Rp. 4.658.591. HPP tersebut Iebih Unggi dibandingkan perhitungan biaya tradisional yang ratarata besarnya Rp. 4.581.028 (diburatkan). Pada tingkat HPP tersebut, dengan menggunakan harga patokan pemerinntah, petani masih meningkati keuntungan 43,23% dan I-IPP berasnya. Dengan demikian harga patokan pemerintah masih memberi keuntungan yang memadai bagi petani. Struktur HPP ABC terdiri dan 32,26 %, 19,97% dan 47,57% masing-masing untuk tenaga kerja, bahan baku dan biaya overhead sedangkan struktur HPP tradisional adalah 46,84 % tenaga kerja, 20,37% bahan baku dan 33,89 % biaya overhead. Total nilai tingkat efisiensi aktivitas proses produksi beras responden dengan menggunakan standard rekomendasi sebagai basic perbandingan, adalah 58,65 %, berarti masih ada peluang sebesar 41,34 % bagi petani untuk memperbaiki efisiensinya yang diperkirakan akan dapat menurunkan biaya produksi dan memperbaiki tingkat produksi per satuan luas. Produksi beras di Jawa Tengah dan tahun 1989-1 997 dipengaruhi secara signifikan oleh luas panen, harga gabah kening panen, namun tidak dipengaruhi oleh reaFisasi pengadaan beras DOLOG Jawa Tengah, realisasi penyaluran pupuk, harga beras, dan harga pokok produksi baik dengan pendekatan ABC atau pun biaya tradisional. Sementara itu ingkat pengembaLian investasi atau ROl usaha tani beras seluas I hektar sebesar 64,46 % yang berarti bahwa usaha tani ini mempunyai potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan. Sedangkan tingkat produksi pada fitik impas untuk luas lahan I hektar adalah 3.593 kg, dengan harga pokok pnoduksi Rp. 1.290,- per kg setara beras.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Management |
ID Code: | 8739 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 20 Apr 2010 12:28 |
Last Modified: | 20 Apr 2010 12:28 |
Repository Staff Only: item control page