HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA DEWASA DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN: ANALISIS DATA NASIONAL RISKESDAS 2018

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat setiap tahun dan urbanisasi ikut berkontribusi. Pedesaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan perkotaan. Sehingga perlu untuk mengidentifikasi faktor risiko hipertensi di pedesaan dan perkotaan untuk kualitas hidup yang optimal. Tujuan: Mengetahui hubungan frekuensi makan makanan sehat dan tidak sehat dengan tekanan darah dan kejadian hipertensi pada usia dewasa di perkotaaan dan pedesaan di Indonesia. Metode: Analisis data sekunder Riskesdas tahun 2018 dengan model cross-sectional. Jumlah sampel 21.850 berusia 20-59 tahun berstatus gizi lebih dengan data lengkap konsumsi makanan tidak sehat, buah sayur, karakteristik subjek, dan dilakukan pemeriksaan tekanan darah serta antropometri. Data dianalisis secara bivariat menggunakan chi square test dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil: Sejumlah 10849 (49,7%) subjek menderita hipertensi. Konsumsi makanan manis (OR=1.113), asin (OR=1.148), berlemak (OR=1.196), dibakar (OR=1.132), penyedap (OR=2.562), soft drink (OR=1.192), minuman berenergi (OR=2.217), instan (OR=1.109), buah (OR=1.51), dan sayur (OR=1.371) menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi di perkotaan. Konsumsi makanan manis (OR=1.211), minuman manis (OR=1.201), asin (OR=1.290), berlemak (OR=1.641), berpengawet (OR=1.116), penyedap (OR=2.303), minuman berenergi (OR=1.55), instan (OR=1.191), buah (OR=1.353), dan sayur (OR=1.402) menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi di pedesaan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara sering mengonsumsi makanan tidak sehat dan jarang mengonsumsi makanan sehat dengan hipertensi pada populasi dewasa bertatus gizi lebih di perkotaan dan pedesaan. Kata Kunci: Hipertensi, status gizi lebih, makanan tidak sehat, perkotaan, pedesaan